TUGAS
TERSTRUKTUR DOSEN PENGASUH
Telaah
Kurikulum Pendidikan Islam Prof. Dr. Syaifuddin Sabda, M.Ag
TELAAH KURIKULUM BAHASA
ARAB
DI MADRASAH ALIYAH
OLEH:
Amelia Fitriani
NIM. 1502521453
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI
PASCASARJANA
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BANJARMASIN
2017
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap Alhamdulillah puji syukur
kehadirat Allah SWT, yang senantiasa selalu melimpahkan rahmat, taufik dan
hidayahnya kepada kita semua. Shalawat dan salam atas junjungan jkita Nabi
besar Muhammad SAW beserta sahabat, kerabat dan orang-orang yang mengikuti
langkah beliau hingga akhir zaman. Sehingga penyusun dapat menyelesaiakan
makalah ini yang berjudul “Telaah
Kurikulum Pendidikan Islam “.
Penyusunan makalah
ini dimaksudkan untuk memperluas wawasan dalam rangka memperbanyak ilmu
pengetahuan dan juga sebagai salah satu syarat yang wajib di penuhi. Penyusun
sepenuhnya sangat menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak
kekurangannya di sebabkan keterbatasan pengetahuan penyusun oleh karena itu
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai
pihak demi kesempurnaan makalah ini yang akan datang.
Dalam proses
penyelesaian makalah ini kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih
sebesar-besarnya kepada :
Bapak Prof. Dr.
H. Syaifuddin Sabda, M.Ag selaku dosen
mata kuliah Telaah
Kurikulm Pendidikan Islam.
Akhirnya penyusun mengharapkan
semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi diri penyusun dan juga
bermanfaat bagi orang lain.
Banjarmasin, 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul
|
………………………………………………………………
|
I
|
Kata
Pengantar
|
………………………………………………………………………
|
Ii
|
Daftar isi
|
………………………………………………………………………
|
Iii
|
BAB I
|
PENDAHULUAN…………………………………………………
|
1
|
BAB II
|
PEMBAHASAN …………………………………………………..
|
2
|
A. Kurikulum PAI dan Bahasa Arab di Madrasah
Aliyah ………..
|
2
|
|
B. Standar Kompetnsi Lulusan Mata Pelajaran
PAI dan Bahasa Arab ………………………………………………………………..
|
7
|
|
C. Tujuan dan Ruang Lingkup Bahasa Arab di
Madrasah Aliyah …
|
8
|
|
D. KI dan KD Bahasa Arab di Madrasah Aliyah
…………………
|
9
|
|
E.
Analisis .......................................................................................
|
9
|
|
BAB III
|
PENUTUP …………………………………………………….......
|
15
|
A. Simpulan
………………………………………………………….
|
15
|
|
DAFTAR PUSTAKA
|
16
|
|
BAB I
PENDAHULUAN
Kurikulum
mempunyai kedudukan sentral dalam sebuah proses pendidikan, begitu juga dalam
pembelajaran bahasa Arab, kurikulum merupakan hal yang sangat penting sebagai
pedoman kegiatan pembelajaran bahasa arab untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
Kurikulum
berkembang dari masa ke masa. Kurikulum yang dipakai pada mata pelajaran bahasa
Arab adalah kurikulum 2013 sesuai Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia
Nomor 000912 Tahun 2013. Tentang Kurikulum Madrasah 2013
Mata Pelajaran Agama Islam dan Bahasa Arab.
Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk mengembangkan potensi
pesertadidik menuju kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat.
Adapun tujuannya adalah untuk mempersiapkan manusia Indonesia
agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
Bahasa Arab di Madrasah Aliyah dipersiapkan untuk mencapai kompetensi dasar
berbahasa, yang mencakup empat keterampilan berbahasa yang diajarkan secara
integral, yaitu مهارة الاستماع,
مهارة
الكلام, القراءة
مهارة dan مهارة الكتابة.
Mata pelajaran
bahasa Arab di Madrasah Aliyah memiliki tujuan pengembangan kompetensi
linguistik, komunikatif dan budaya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Kurikulum PAI dan Bahasa Arab Di Madrasah Aliyah
1.
Pengertian Kurikulum
Istilah kurikulum awal mulanya digunakan dalam
dunia olah raga pada zaman Yunani Kuno. Curriculum dalam bahasa Yunani
berasal dari kata Curir, artinya pelari dan Curere artinya tempat
berpacu. Curriculum diartikan “jarak” yang harus “ditempuh” oleh pelari.[1] Selanjutnya
istilah kurikulum di gunakan dalam dunia pendidikan. Para ahli pendidikan
memiliki penafsiran yang berbeda tentang kurikulum. Namun demikian, dalam
penafsiran yang berbeda itu ada juga titik kesamaan. Titik kesamaan itu adalah
bahwa kurikulum berhubungan erat dengan usaha mengembangkan peserta didik
sesuai tujuan yang ingin di capai.[2]
Menurut
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian
tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran. Sedangkan yang kedua adalah cara
yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
Apabila ditelusuri lebih jauh, kurikulum
memiliki berbagai macam arti, yaitu: 1) sebagai rencana
pengajaran, 2) sebagai rencana belajar murid, 3) sebagai pengalaman belajar
yang diperoleh murid dari sekolah atau madrasah.[3]
Adapun
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang berlaku dalam Sistem Pendidikan di
Indonesia. Kurikulum 2013 ini merupakan kurikulum tetap diterapkan oleh
pemerintah untuk menggantikan Kurikulum 2006 yang biasanya dikenal dengan
kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang mana sistem KTSP
telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun.
Kurikulum
2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan
hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Dari definisi diatas dapat dipahami
bahwa kurikulum berwujud rencana pendidikan dalam bentuk dokumen yang tertulis.
Dokumen-dokumen itu diberi label kurikulum.
2.
Komponen Kurikulum
Kurikulum
adalah adalah sebuah
sistem, sebagai sebuah sistem ia pasti mempunyai komponen-komponen atau
bagian-bagian yang saling mendukung dan membentuk satu kesatuan yang tidak
terpisahkan.[4] Komponen tersebut saling keterkaitan satu sama
lain sehingga mencerminkan satu kesatuan utuh sebagai program pendidikan.
Uraian berikut ini akan menjelaskan empat komponen di atas:
a.
Komponen Tujuan
Dalam kerangka
dasar kurikulum, tujuan mempunyai peranan yang sangat penting karena akan
mengarahkan dan mempengaruhi komponen-komponen kurikulum lainnya. Berdasarkan
hierarki tujuan, tujuan pendidikan nasional merupakan tujuan yang menduduki
posisi paling tinggi sehingga menjadi paying bagi tujuan-tujuan di bawahnya.
Tujuan pendidikan suatu Negara, karena pendidikan suatu Negara merupakan
penjabaran dari tujuan Negara atau falsafah Negara, karena pendidikan merupakan
alat untuk mencapai tujuan Negara.[5]
Dalam
prespektif pendidikan Nasional, tujuan pendidikan nasional dapat dilihat secara
jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Tujuan pendidikan nasional selanjutnya dijabarkan ke dalam tujuan
instruksional yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai dari setiap jenis
maupun jenjang sekolah atau satuan pendidikan tertentu.
b.
Komponen Isi/Materi
Komponen
materi adalah komponen yang didesain untuk mencapai komponen tujuan. Yang
dimaksud dengan komponen materi adalah bahan-bahan kajian yang terdiri dari
ilmu pengetahuan, nilai, pengalaman dan keterampilan yang dikembangkan ke dalam
proses pembelajaran guna mencapai komponen tujuan.
Materi kurikulum merupakan isi kurikulum.
Undang-undang pendidikan menetapkan bahwa “isi kurikulum merupakan bahan kajian
dan pengajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan satuan pendidikan
nasional”. Menurut Nana Sujana (2002) isi kurikulum berkenaan dengan
pengetahuan ilmiah dan pengalaman belajar yang harus diberikan kepada siswa
untuk dapat mencapai tujuan pendidikan. Dalam menentukan isi kurikulum baik
yang berkenaan dengan pengetahuan ilmiah maupun pengalaman belajar adalah:
1.
Disesuaikan dengan tingkat dan jenjang
pendidikan.
2.
Perkembangan yang terjadi dalam masyarakat
menyangkut tuntutan dan kebutuhan
masyarakat.
3.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
c.
Komponen Strategi
Strategi
merujuk pada pendekatan dan metode serta peralatan mengajar yang digunakan
dalam pengajaran. Tetapi pada hakikatnya strategi pengajaran tidak hanya
terbatas pada hal itu saja. Pembicaraan strategi pengajaran tergambar dari cara
yang ditempuh dalam melaksanakan pengajaan, mengadakan penilaian, pelaksanaan
bimbiungan dan mengatur kegiatan, baik yang secara umum berlaku maupun yang
bersifat khusus dalam pengajaran.
Strategi
pelaksanaan kurikulum berhubungan dengan bagaimana kurikulum itu dilaksanakan
disekolah. Kurikulum merupakan rencana, ide, harapan, yang harus diwujudkan
secara nyata disekolah, sehingga mampu mampu mengantarkan anak didik mencapai
tujuan pendidikan. Kurikulum yang baik tidak akan mencapai hasil yang maksimal,
jika pelaksanaannya menghasilkan sesuatu yang baik bagi anak didik. Komponen
strategi pelaksanaan kurikulum meliputi pengajaran, penilaian, bimbingan dan
penyuluhan dan pengaturan kegiatan sekolah.[6]
d.
Komponen Evaluasi
Evaluasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kurikulum.
Melalui evaluasi, dapat ditentukan nilai dan arti kurikulum sehingga dapat
dijadikan bahan pertimbangan apakah suatu kurikulum perlu dipertahankan atau
tidak, dan bagian – bagian mana yang harus disempurnakan. Evaluasi merupakan
komponen untuk melihat efektivitas pencapaian tujuan. Dalam konteks kurikulum,
evaluasi dapat berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan
telah tercapai atau belum, atau evaluasi digunakan sebagai umpan balik dalam
perbaikan strategi yang ditetapkan. Kedua fungsi tersebut menurut Scriven
(1967) adalah evaluasi sebagai fungsi sumatif dan evaluasi sebagai fungsi
formatif. Evaluasi sebagai alat untuk melihat keberhasilan pencapaian tujuan
dapat dikelompokkan kedalam dua jenis, yaitu tes dan nontes.[7]
3.
Kurikulum PAI dan Bahasa Arab Di Madrasah Aliyah
Sesuai dengan KMA no. 207 Th. 2014 bahwa
pelaksanaan Kurikulum Madrasah pada jenjang MI, MTs dan MA mulai periode
semester 2 (dua) Tahun Pelajaran 2014/2015 secara umum menggunakan standar KTSP
untuk Mapel Umum. Adapun untuk Mapel Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Bahasa Arab
tetap menggunakan standar K13 sesuai dengan KMA 165 Th. 2014.
a.
Struktur
Kurikulum
Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Bahasa Arab
Struktur Kurikulum K13 untuk Madrasah Aliyah (MA) berdasarkan
Peraturan Menteri Agama Nomor 165 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab pada Madrasah. Struktur
kurikulum ini berlaku bagi Madrasah Aliyah yang menyelenggarakan kurikulum
2013.
Pada jenjang
Madrasah Aliyah (MA) Peminatan Ilmu-ilmu Keagamaan, kelompok mata pelajaran peminatan
bertujuan untuk: a) memberikan kesempatan kepada peserta didik mengembangkan
minatnya dalam sekelompok mata pelajaran sesuai dengan minat keilmuannya di
perguruan tinggi, dan b) mengembangkan minatnya terhadap suatu disiplin ilmu
atau keterampilan tertentu. Struktur mata pelajaran peminatan hanya terdapat
pada jenjang Madrasah Aliyah (MA).
Struktur kurikulum
K13 di Madrasah Aliyah berdasarkan peminatan (jurusan)
yang meliputi:
a.
Peminatan Matematika dan Ilmu Alam. Mapel
peminatan untuk Matematika dan Ilmu Alam, yaitu Matematika, Biologi, Fisika,
dan Kimia.
b.
Peminatan Ilmu-ilmu Sosial. Mapel untuk peminatan Ilmu-Ilmu Sosial, meliputi: Geografi,
Sejarah, Sosiologi, Ekonomi
c.
Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya Mata pelajaran untuk peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya meliputi: Bahasa dan
Sastra Indonesia, Bahasa dan Sastra Inggris, Bahasa dan Sastra Asing Lainnya,
Antropologi.
d.
Peminatan Ilmu-ilmu Keagamaan. Mata pelajaran untuk peminatan Ilmu-Ilmu Keagamaan, meliputi: Tafsir - Ilmu
Tafsir, Hadis - Ilmu Hadis, Fikih - Ilmu Fikih, Ilmu Kalam, Akhlak dan Bahasa
Arab.
b.
Karakteristik Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Bahasa Arab
Pendidikan Agama Islam (PAI) dan
Bahasa Arab di Madrasah memiliki karakteristik sebagai berikut:
a.
Al-Qur’an Hadis, menekankan pada kemampuan baca
tulis yang baik dan benar, memahami makna secara tekstual dan kontekstual,
serta mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari-hari.
b.
Akidah Akhlak menekankan pada kemampuan
memahami keimanan dan keyakinan Islam sehingga memiliki keyakinan yang kokoh
dan mampu mempertahankan keyakinan/keimanannya serta menghayati dan mengamalkan
nilai-nilai Asma-ul Husna. Akhlak menekankan pada pembiasaan untuk menerapkan
dan menghiasi diri akhlak terpuji (mahmudah) dan menjauhi serta
menghindari diri dari akhlak tercela (mazmumah) dalam kehidupan sehari-hari.
c.
Fikih menekankan pada pemahaman yang benar
mengenai ketentuan hukum dalam Islam serta kemampuan cara melaksanakan ibadah
dan muamalah yang benar dan baik dalam kehidupan sehari-hari.
d.
Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) menekankan pada
kemampuan mengambil ibrah/ hikmah (pelajaran) dari sejarah Islam, meneladani
tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya,
politik, ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain, untuk mengembangkan Kebudayaan
dan peradaban Islam pada masa kini dan masa yang akan datang.
e.
Bahasa Arab merupakan mata pelajaran bahasa
yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan, dan membina
kemampuan serta menumbuhkan sikap positif terhasap Bahasa Arab, baik reseptif
maupun produktif. Kemampuan reseptif yaitu kemampuan untuk memahami pembicaraan
orang lain dan memahami bacaan. Kemampuan produktif yaitu kemampuan menggunakan
bahasa sebagai alat komunikasi baik secara lisan maupun secara tertulis.
Kemampuan berbahasa Arab serta sikap positif terhadap bahasa Arab tersebut
sangat penting dalam membantu memahami sumber ajaran Isalam yaitu Al-Qur’an dan
al- Hadis, serta kitab-kitab berbahasa Arab yang berkenaan dengan Islam bagi
peserta didik. Untuk itu, Bahasa Arab di Madrasah dipersiapkan untuk pencapaian
kompetensi dasar berbahasa, yang mencakup empat keterampilan berbahasa yang
diajarkan secara integral, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
B.
Standar
Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab
Standar
Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar Kompetensi Lulusan
digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar
penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana
dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan. Adapun Ruang
Lingkup Standar Kompetensi Lulusan (SKL) terdiri atas kriteria kualifikasi
kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan
masa belajarnya di satuan pendidikan pada jenjang Madrasah Ibtidaiyyah,
Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah.
Untuk
mengetahui ketercapaian dan kesesuaian antara Standar Kompetensi Lulusan dan
lulusan dari masing-masing satuan pendidikan dan kurikulum yang digunakan pada
satuan pendidikan tertentu perlu dilakukan monitoring dan evaluasi secara
berkala dan berkelanjutan dalam setiap periode. Hasil yang diperoleh dari
monitoring dan evaluasi digunakan sebagai bahan masukan bagi penyempurnaan
Standar Kompetensi Lulusan di masa yang akan datang.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Agama RI Nomor
165 Tahun 2014 bahwa setelah menjalani proses pembelajaran secara integral,
lulusan Madarasah diharapkan memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan
sebagai berikut: [8]
MADRASAH ALIYAH
|
|
DIMENSI
|
KUALIFIKASI KEMAMPUAN
|
Sikap
|
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,
berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
|
Pengetahuan
|
Memiliki pengetahuan factual, konseptual, procedural, dan
metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi seni, dan budaya dalam wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta
dampak fenomena dan kejadian.
|
Keterampilan
|
Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di
sekolah secara mandiri.
|
C.
Tujuan dan Ruang Lingkup Bahasa Arab di Madrasah Aliyah
a.
Tujuan Bahasa Arab di Madrasah Aliyah
Mata pelajaran
bahasa Arab merupakan suatu mata pelajaran yang diarahkan untuk mendorong,
membimbing, mengembangkan, dan membina kemampuan serta menumbuhkan sikap
positif terhasap bahasa Arab, baik reseptif maupun produktif. Kemampuan
reseptif yaitu kemampuan untuk memahami pembicaraan orang lain dan memahami
bacaan. Kemampuan produktif yaitu kemampuan menggunakan bahasa sebagai alat
komunikasi baik secara lisan maupun secara tertulis.
Kemampuan berbahasa Arab serta sikap positif terhadap bahasa
Arab tersebut sangat penting dalam membantu memahami sumber ajaran Isalam yaitu
al-Qur'an dan al- hadis, serta kitab-kitab berbahasa Arab yang berkenaan dengan
Islam bagi peserta didik.
Untuk itu, bahasa Arab di Madrasah Aliyah dipersiapkan untuk
pencapaian kompetensi dasar berbahasa, yang mencakup empat keterampilan
berbahasa yang diajarkan secara integral, yaitu menyimak, berbicara, membaca,
dan menulis. Meskipun begitu, pada tingkat pendidikan dasar (elementary)
dititikberatkan pada kecakapan menyimak dan berbicara sebagai landasan
berbahasa.
Pada tingkat pendidikan menengah (intermediate),
keempat kecakapan berbahasa diajarkan secara seimbang. Pada tingkat pendidikan
lanjut (advanced), dikonsentrasikan pada kecakapan membaca dan menulis,
sehingga peserta didik diharapkan mampu mengakses berbagai referensi berbahasa
Arab.
Mata pelajaran bahasa Arab di Madrasah Aliyah memiliki tujuan sebagai
berikut:
1. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa
Arab, baik lisan maupun tulis yang mencakup empat kecakapan berbahasa, yakni
menyimak (istima’),berbicara (kalam), membaca (qira'ah),
dan menulis (kitabah).
2. Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya bahasa
Arab sebagai salah satu bahasa asing untuk menjadi alat utama belajar,
khususnya dalam mengkaji sumber-sumber ajaran Islam.
3. Mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitan
antara bahasa dan budaya serta memperluas cakrawala budaya. Dengan demikian,
peserta didik diharapkan memiliki wawasan lintas budaya dan melibatkan diri
dalam keragaman budaya.
b.
Ruang Lingkup Kelompok Bahasa
Arab di Madrasah Aliyah
Mata pelajaran
bahasa Arab di Madrasah Aliyah terdiri atas bahan yang berupa wacana lisan dan
tulisan berbentuk paparan atau dialog tentang perkenalan, kehidupan keluarga,
hobi, pekerjaan, remaja, kesehatan, fasilitas umum, pariwisata, kisah-kisah
Islam, wawasan Islam, hari-hari besar Islamdan tokoh-tokoh Islam untuk melatih
keempat aspek kemampuan berbahasa, yaitu
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
D.
Kompetensi Inti
dan Kompetensi Dasar Bahasa Arab di Madrasah Aliyah
(Terlampir)
E.
Analisis
a.
Analisis
Terhadap Dokumen Kurikulum
Kurikulum sebagai dokumen didasari pada ide
kurikulum dan ketetapan mengenai standar isi dan standar kompetensi lulusan
(SKL). SKL Satuan Pendidikan diperlukan untuk membangun tujuan yang akan
dicapai oleh kurikulum satuan pendidikan secara keseluruhan. SKL mata pelajaran
diperlukan untuk mengembangkan tujuan mata pelajaran terkait. Kurikulum sebagai
dokumen didasari pada ide kurikulum dan ketetapan mengenai standar isi dan
standar kompetensi lulusan (SKL). SKL Satuan Pendidikan diperlukan untuk
membangun tujuan yang akan dicapai oleh kurikulum satuan pendidikan secara
keseluruhan. SKL mata pelajaran diperlukan untuk mengembangkan tujuan mata
pelajaran terkait.[9]
Menurut Syaifuddin Sabda dokumen kurikulum atau kurikulum dalam bentuk tertulis
ini merupakan penulisan segenap idea atau gagasan yang telah digagas.[10]
b.
Analisis
Berdasarkan Landasan Pengembangan Kurikulum
Dalam pengembangan kurikulum, Akhmad Dairoby
menjelaskan ada enam asas yang mendasari dalam pengembangan kurikulum. Guru, sebagai
pengembang kurikulum dalam skala mikro, perlu memahami kurikulum dan asas-asas
yang mendasarinya. Karena guru mempunyai peran sentral dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa atau guru sebagai agen pembelajaran. Karena kita ketahui
bersama asas merupakan pondasi (landasan), sehingga hal ini sangat urgen untuk
kita ketahui. Terlebih lagi hal ini merupakan kritik sosial buat pemerintah
apakah yang selama ini mereka sajikan (kurikulum) mempunyai relevan dengan
keenam asas ini atau tidak relevan.
Sehingga kita mengetahui, pertama apakah memang kurikulum yang selama ini
kita pakai sesuai dengan tujuan Negara (asas filosofi), kedua apakah sejalan
dengan kebutuhan manusia (asas psikologi), ketiga apakah sesuai dengan
perkembangan, perubahan, kebudayaan dan keadaan masyarakat kita (asas
sosiolgis), apakah sesuai dengan bentuk dan organisasi bahan pelajaran yang
disajikan (asas organisatoris) dan apakah sesuai dengan perkembangan ilmu dan
teknologi (asas teknologi) dan yang terakhir adalah apakah sesuai dengan
aspek-aspek bahasa yang dipelajari, yang mana pada hal ini adalah bahasa arab
(asas kebahasaan). Berikut penjabaran tentang asas-asas tersebut.[11]
a.
Asas Filosofis
Suatu hal yang perlu
diperhatikan oleh pengembang kurikulum adalah bahwa pengembang kurikulum tidak
bisa hanya menonjolkan filsafat pribadinya, tetapi juga perlu mempertimbangkan
filsafat yang lain, antara lain falsafah negara dan falsafah lembaga
pendidikan. Setiap negara pasti
mempunyai suatu falsafah atau pandangan pokok mengenai pendidikan. Di Indonesia
landasan filosofisnya adalah Pancasila. Seperti dinyatakan dalam ketetapan MPR
No. II/MPR/1968, Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia dan negara
kita.Tiap lembaga pendidikan mempunyai misi dalam rangka bagian dari pendidikan
nasional.
Falsafah suatu lembaga pendidikan (Universitas,
IAIN, UIN, STAIN, Akademi maupun Sekolah) jarang sekali dinyatakan secara
jelas, spesifik dan eksplisit dalam bentuk tertulis. Bahasa Arab masuk
wilayah Indonesia dapat dipastikan bersamaan dengan masuknya agama Islam,
karena bahasa Arab erat kaitannya dengan berbagai bentuk peribadatan dalam
Islam. Maka tujuan pembelajaran bahasa Arab yang pertama adalah untuk memenuhi
kebutuhan seorang muslim dalam menunaikan shalat. Sesuai dengan kebutuhan
tersebut, materi yang diajarkan adalah doa-doa shalat serta surat-surat pendek
dalam al-Qur’an yang lazim disebut juz amma.
Apabila pembelajaran bentuk pertama ini kita
lihat dari pendekatan filososfis maka tentunya belum ada tujuan eksplisit yang
tertulis yang bisa dijumpai. Orang belajar bahasa Arab semata-mata karena motif
agama. Meski demikian secara tersirat sudah ada tujuan yang jelas, yakni bahasa
Arab sebagai sarana untuk beribadah. Pengajaran bahasa Arab
yang verbalistik ini dirasa tidak cukup, karena al-Qur’an tidak cukup dibaca
hanya sebagai sarana peribadatan saja, melainkan pedoman hidup yang harus
dipahami ma’nanya dan diamalkan ajaran-ajarannya. Maka muncullah
pengajaran bahasa Arab bentuk kedua dengan tujuan pendalaman ajaran agama
Islam, yang tumbuh berkembang di pondok pesantren. Materi pelajaran di
pesantren ini meliputi fiqih, aqaid, hadist, tafsir, dan ilmu-ilmu bahasa Arab
seperti nahwu, saraf dan balaghah dengan buku teks berbahasa Arab yang ditulis
oleh para ulama dari pelbagai abad masa lalu. Pengajaran bahasa Arab bentuk
kedua – yang dapat digolongkan ke dalam bentuk pengajaran bahasa Arab untuk
tujuan khusus – adalah yang paling dominan di tanah air dan diakui
kontribusinya dalam memahamkan umat Islam Indonesia terhadap ajaran agamanya.
b.
Asas Psikologis
Dalam pendidikan terjadi interaksi antara
peserta didik dengan pendidik serta antara peserta didik dengan orang-orang
lainnya. Manusia berbeda dengan mahluk lainnya seperti hewan, benda dan binatang
karena kondisi psikologisnya. Kondisi psikologis tiap individu berbeda
karena perbedaan tahap perkembangannya, latar belakang sosial-budaya, juga
karena perbedaan faktor-faktor yang dibawa sejak kelahirannya.Minimal ada dua
bidang psikologi yang mendasari kurikulum, yaitu psikologi perkembangan, karena
peserta didik adalah individu yang sedang berada dalam proses perkembangan dan
psikologi belajar, karena kemajuan-kemajuan yang dialami peserta didik sebagian
besar karena usaha belajar, baik berlangsung melalui proses peniruan, pengingatan,
pembiasaan, pemahaman, penerapan, maupun pemecahan masalah. Psikologi
perkembangan membahas perkembangan individu sejak masa konsepsi, yaitu masa
pertemuan spermatozoid dengan sel telur sampai dengan dewasa.
Sementara psikologi
belajar merupakan suatu studi tentang bagaimana individu belajar.Apabila
landasan psikologi perkembangan ini kita coba terapkan dalam pembelajaran
bahasa Arab maka hal yang pertama kali perlu diperhatikan adalah masalah
kesesuaian materi dengan tahap perkembangan peserta didik. Misalnya anak yang
masih belajar bahasa Arab di tingkat Madrasah Ibtidaiyah tentunya tidak tepat
bila diberi materi pelajaran qawaid. Selain itu dalam menyajikan materi
pelajaran dari Madrasah Ibtadaiyah sampai Madrasah Aliyah perlu dirancang
sedemikian rupa dengan menjadikan masa/fase perkembangan fisik dan intelektual
peserta didik sebagai landasan dan menghasilkan susunan materi yang berangkat
dari hal-hal yang mudah menuju hal-hal yang rumit dan kompleks. Sementara dari
teori psikologi belajar kita bisa menerapkan beberapa teori. Misalnya
terori Stimulus-Respon dari aliran Behaviorisme.
Dengan model reward dan punishment dalam
pembelajaran tentunya siswa lebih bersemangat. Berikan saja hadiah yang
sederhana misalnya penggaris atau ballpoint untuk setiap jawabnya yang benar
yang diberikan oleh siswa. Atau ketika menghukum siswa, berilah hukuman yang
edukatif misalnya dengan menyuruh siswa menghafalkan 50 kosa kata baru dalam
bahasa Arab.
c. Asas Sosiologis atau
Sosial Budaya
Suatu kurikulum
pada prinsipnya mencerminkan keinginan, cita-cita dan kebutuhan masyarakat.
Dalam mengambil keputusan tentang kurikulum para pengembang kurikulum hendaknya
merujuk pada lingkungan atau dunia dimana mereka tinggal, merespon terhadap berbagai
kebutuhan yang dilontarkan atau diusulkan oleh beragam golongan dalam
masyarakat. Sangat banyak kebutuhan masyarakat yang harus dipilah-pilah,
disaring dan diseleksi agar menjadi suatu keputusan dalam pengembangan
kurikulum.
Bila dikaitkan
dengan pembelajaran bahasa Arab, maka kita perlu mengambil keputusan dengan
tepat, masyarakat membutuhkan belajar bahasa Arab untuk apa? Apakah untuk
mempelajari ajaran-ajaran Islam, atau mungkin sarana komunikasi antar bangsa.
Seandainya masyarakat membutuhkan bahasa Arab karena untuk tujuan dunia kerja
(TKW) maka tentunya yang lebih ditekankan adalah kemampuan muhadatsahnya (conversation)
dan seandainya masyarakat membutuhkan untuk mendalami ajaran-ajaran Islam maka
tentunya kemampuan gramatikal dan tarjamah perlu diberikan. Sedapat mungkin
kurikulum dibangun dan dikembangkan dengan tetap merujuk pada asas
kemasyarakatan berikut dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat pada zamannya.
d.
Asas
Organisator
Asas ini berkenaan dengan bentuk dan organisasi
bahan pelajaran yang disajikan. Bagaimana bahan pelajaran akan disajikan?
Apakah dalam bentuk mata pelajaran yang terpisah-pisah, atau bidang studi
seperti yang dilaksanakan di Indonesia, ataukah diusahakan adanya hubungan
antara pelajaran yang diberikan dengan menghapuskan segala batas-batas mata
pelajaran dalam bentuk kurikulum yang terpadu.Hal ini juga muncul dalam Bahasa
Arab.
Pada dasarnya ada dua pendekatan dalam
pengajaran bahasa Arab. Yang pertama نظرية الوحدة atau integrated system dan kedua نظرية الفروع
atau separated system. Untuk merefresh ingatan kita, perlu
dijelaskan kembali secara singkat tentang dua pendekatan tersebut. Nadhariyatul
Wahdah dimaksudkan agar dalam pembelajaran bahasa kita harus melihat
bahasa itu sebagai satu kesatuan yang utuh, bukan sebagai bagian-bagian atau
segi-segi yang terpisah dan masing-masing berdiri sendiri. Sedangkan Nadhariyatul
Furu’ justru sebaliknya, dalam arti bahasa itu terdiri dari beberapa
aspek, baik gramatik, morpologis, sintaksis, semantic, leksikal, stilistik yang
harus diajarkan secara terpisah-pisah sesuai dengan cabangnya masing-masing.
Tampaknya landasan
organisatoris pengajaran bahasa Arab di Indonesia untuk tingkatan Madrasah
Ibtidaiyah sampai dengan Madrasah Aliyah bahkan Perguruan Tinggi (PT)
menggunakan pendekatan Nadhariyatul Wahdah. Sehingga
pengajaran bahasa Arab disajikan dalam bentuk satu kesatuan bidang studi. Dalam
satu kesatuan bidang studi tersebut sudah mencakup materi al-qaidah,
al-Qiraah, al-Hiwar, dan Imla’. Sementara untuk jurusan tertentu di perguruan
tinggi, seperti Pendidikan Bahasa Arab (PBA) dan Bahasa dan Sastra Arab (BSA)
menggunakan pendekatan Nadhariyatul Furu’ di mana
materi-materi bahasa Arab disajikan secara terpisah.
e.
Asas
Perkembangan IPTEK
Yang dimaksud dengan asas
pengembangan ilmu dan teknologi adalah para pengambil kebijakan kurikulum
hendaknya memperhatikan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
membawa perubahan dalam kehidupan masyarakat. Beberapa masyarakat terpencil
yang tertutup, dengan adanya transportasi dan komunikasi yang luas berubah
menjadi masyarakat yang terbuka dan mau berkomunikasi dengan daerah-daerah
lain. Masyarakat yang
tadinya hanya konsumtif terhadap hasil-hasil pertanian telah berubah menjadi
masyarakat yang lebih konsumtif terhadap produksi industri. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi juga menimbulkan kebutuhan baru, aspirasi baru, sikap
hidup baru.
Hal-hal di atas menuntut perubahan pada system
dan isi pendidikan. Sehingga, pendidikan bukan hanya mewariskan nilai-nilai dan
hasil kebudayaan lama, tetapi juga mempersiapkan generasi muda agar mampu hidup
pada masa kini dan masa yang akan datang. Dalam kaitannya dengan pengajaran bahasa Arab,
maka sudah seyogyanya mulai menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu dan
teknologi yang ada sekarang ini. Misalnya untuk keperluan kemahiran istima’,
dirancang sebuah software yang bisa dimanfaatkan oleh siswa di
labolatorium bahasa atau digunakan secara mandiri. Sehingga problema kegagalan
siswa memperoleh kemampuan aktif ekspresif bisa diatasi.
F. Asas
Kebahasaan
Setiap bahasa
mempunyai kekhususan yang membedakannya dengan bahasa lain. Oleh karena itu,
dalam pengembangan kurikulum bahasa Arab, terutama
untuk pembelajarannya bagi selain orang Arab harus memperhatikan berbagai aspek
bahasa tersebut. Asas kebahasaan ini meliputi berbagai kajian bahasa Arab yang
bersifat teoritik maupun praktik. Seperti hakikat bahasa Arab, karakteristik
bahasa Arab dan kontrastif dan error analisis.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Bahasa Arab adalah salah
satu bahasa asing yang digunakan untuk berkomunikasi antara satu dengan yang
lainnya. Mata pelajaran bahasa Arab merupakan mata
pelajaran pilihan di Sekolah Menengah Atas yang berfungsi sebagai alat
pengembangan diri siswa dalam bidang komunikasi, ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni budaya. Adapun tujuan pembelajaran bahasa Arab adalah untuk, mengembangkan
kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Arab, menumbuhkan kesadaran tentang
pentingnya bahasa Arab, mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitan
antara bahasa dan budaya serta memperluas cakrawala budaya.
Ruang lingkup yang harus
dipelajari dalam Mata pelajaran bahasa Arab di
Madrasah Aliyah terdiri atas bahan yang berupa wacana lisan dan tulisan
berbentuk paparan atau dialog tentang perkenalan, kehidupan keluarga, hobi,
pekerjaan, remaja, kesehatan, fasilitas umum, pariwisata, kisah-kisah Islam,
wawasan Islam, hari-hari besar Islamdan tokoh-tokoh Islam untuk melatih keempat
aspek kemampuan berbahasa, yaitu menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis.
Untuk mencapai tujuan
pembelajaran bahasa Arab, tentu kita harus menggunakan kurikulum. Karena
kurikulum merupakan alat digunakan untuk mencapai tujuan pembalajaran. Sebagai
alat, kurikulum yang baik tentu harus dapat menyesuaikan dengan perkembangan.
Adapun asas-asas yang perlu diperhatikan dalam
pengembangan kurikulum bahasa Arab adalah Asas Filosofis, Asas Psikologis, Asas
Sosiologis atau
Sosial Budaya, Asas Organisatoris, Asas
Perkembangan Ilmu dan Teknologi, Asas Kebahasaan.
Kesimpulan
dari pemaparan makalah di atas adalah pada hakikatnya Kurikulum Pendidikan
Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah Aliyah telah disesuaikan dengan
landasan dalam pengembangan kurikulum, akan tetapi segala sesuatu buatan
manusia tidak ada yang sesempurna buatan Tuhan. Oleh karena itu perlu ditelaah
lagi kurikulum-kurikulum itu agar menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, M. Pengembangan Kurikulum, (Bandung:
Pustaka Setia, 1998)
Arifin, Zainal, Konsep Dan Model
Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011
Hasan, S. Hamid, Evaluasi Kurikulum, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009, Cet.
ke-2
Sabda, Syaifuddin, Model Pengembangan Kurikulum
Terintegrasi Sainstek Dengan Imtaq: Sebuah Model Pengembangan Kurikulum Mata
Pelajaran Sainstek Di Sekolah/Madrasah Banjarmasin: Antasari Press, 2009
Sanjaya, Wina, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta:
kencana Prenada Media Group, 2010, cet. 3
Sholeh, Hidayat, Pengembangan Kurikulum Baru, Bandung:PT Remaja Rosda Karya, 2013.
Sudjana, Nana, Pembinaan dan Pengembagan Kurikulum di Sekolah, Bandung; Sinar Baru Algensindo, 1988
Syarif, Hamid Pengembanagan
Kurikulum, Pasuruan: Garoeda Buana Indah, 2009
http://lesmananugraha.blogspot.co.id/2014/09/pengertian-kurikulum-dan-komponen.html
Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor : 165 Tahun 2014 Tentang
Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Pada
Madrasah, h. 35.
Akhmad Dairoby, Landasan
Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab, dalam: http://akhmaddairoby.blogspot.com/2014/04/landasan-pengembangan-kurikulum-bahasa.html, di akses pada 19 Desember 2016
[1] Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembagan Kurikulum di Sekolah, (Bandung;
Sinar Baru Algensindo, 1988), h. 4
[2] Wina Sanjaya, Kurikulum
dan Pembelajaran, (Jakarta: kencana Prenada Media Group, 2010), cet. 3 h. 3
[5] Zainal Arifin,
Konsep Dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2011), h. 82
[6] Hamid Syarif. Pengembanagan
Kurikulum, (Pasuruan: Garoeda Buana Indah, 2009), h.108
[7]
http://lesmananugraha.blogspot.co.id/2014/09/pengertian-kurikulum-dan-komponen.html
[8]keputusan Menteri Agama Republik Indonesia
Nomor : 165 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam dan Bahasa Arab Pada Madrasah, h. 35.
[9]S. Hamid Hasan, Evaluasi Kurikulum
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. ke-2, h. 123.
[10]Syaifuddin Sabda, Model Pengembangan Kurikulum Terintegrasi Sainstek
Dengan Imtaq: Sebuah Model Pengembangan Kurikulum Mata Pelajaran Sainstek Di
Sekolah/Madrasah(Banjarmasin:
Antasari Press, 2009), h. 22.
[11]Akhmad Dairoby, Landasan Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab, dalam: http://akhmaddairoby.blogspot.com/2014/04/landasan-pengembangan-kurikulum-bahasa.html, di akses pada 19 Desember 2016