Minggu, 12 Maret 2017

Makalah : Telaah Kurikulum Bahasa Arab




TUGAS TERSTRUKTUR                                                                  DOSEN PENGASUH
Telaah Kurikulum Pendidikan Islam                             Prof. Dr. Syaifuddin Sabda, M.Ag
                                                                                                    
                                                                                            
                                                                                                         


TELAAH KURIKULUM BAHASA ARAB
DI MADRASAH ALIYAH



OLEH:

Amelia Fitriani
                                                       NIM. 1502521453



INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI
 PASCASARJANA
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BANJARMASIN
2017




KATA PENGANTAR

      Dengan mengucap Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa selalu melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahnya kepada kita semua. Shalawat dan salam atas junjungan jkita Nabi besar Muhammad SAW beserta sahabat, kerabat dan orang-orang yang mengikuti langkah beliau hingga akhir zaman. Sehingga penyusun dapat menyelesaiakan makalah ini yang berjudul “Telaah Kurikulum Pendidikan Islam “.
            Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memperluas wawasan dalam rangka memperbanyak ilmu pengetahuan dan juga sebagai salah satu syarat yang wajib di penuhi. Penyusun sepenuhnya sangat menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya di sebabkan keterbatasan pengetahuan penyusun oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini yang akan datang.
            Dalam proses penyelesaian makalah ini kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
Bapak Prof. Dr. H. Syaifuddin Sabda, M.Ag selaku dosen mata kuliah Telaah Kurikulm Pendidikan Islam.
            Akhirnya penyusun mengharapkan semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi diri penyusun dan juga bermanfaat bagi orang lain.
                                                                                    Banjarmasin,                          2017


                                                                                                          Penyusun






DAFTAR ISI
                                                                                   

Halaman Judul
………………………………………………………………
I
Kata Pengantar
………………………………………………………………………
Ii
Daftar isi
………………………………………………………………………
Iii



BAB I
PENDAHULUAN…………………………………………………
1
BAB II
PEMBAHASAN …………………………………………………..
2

 A. Kurikulum PAI dan Bahasa Arab di Madrasah Aliyah ………..
2

 B. Standar Kompetnsi Lulusan Mata Pelajaran PAI dan Bahasa Arab ………………………………………………………………..
7

 C. Tujuan dan Ruang Lingkup Bahasa Arab di Madrasah Aliyah …
8

 D. KI dan KD Bahasa Arab di Madrasah Aliyah …………………
9

 E. Analisis .......................................................................................
9
BAB III
PENUTUP …………………………………………………….......
15

A. Simpulan ………………………………………………………….
15









DAFTAR PUSTAKA
16


 


BAB I
PENDAHULUAN

Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam sebuah proses pendidikan, begitu juga dalam pembelajaran bahasa Arab, kurikulum merupakan hal yang sangat penting sebagai pedoman kegiatan pembelajaran bahasa arab untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum berkembang dari masa ke masa. Kurikulum yang dipakai pada mata pelajaran bahasa Arab adalah kurikulum 2013 sesuai Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 000912 Tahun 2013. Tentang Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Agama Islam dan Bahasa Arab.
Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk mengembangkan potensi pesertadidik menuju kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat. Adapun tujuannya adalah untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
Bahasa Arab di Madrasah Aliyah dipersiapkan untuk mencapai kompetensi dasar berbahasa, yang mencakup empat keterampilan berbahasa yang diajarkan secara integral, yaitu مهارة الاستماع, مهارة الكلام, القراءة مهارة dan مهارة الكتابة. Mata pelajaran bahasa Arab di Madrasah Aliyah memiliki tujuan pengembangan kompetensi linguistik, komunikatif dan budaya.






BAB II
PEMBAHASAN

A.      Kurikulum PAI dan Bahasa Arab Di Madrasah Aliyah
1.         Pengertian Kurikulum
Istilah kurikulum awal mulanya digunakan dalam dunia olah raga pada zaman Yunani Kuno. Curriculum dalam bahasa Yunani berasal dari kata Curir, artinya pelari dan Curere artinya tempat berpacu. Curriculum diartikan “jarak” yang harus “ditempuh” oleh pelari.[1] Selanjutnya istilah kurikulum di gunakan dalam dunia pendidikan. Para ahli pendidikan memiliki penafsiran yang berbeda tentang kurikulum. Namun demikian, dalam penafsiran yang berbeda itu ada juga titik kesamaan. Titik kesamaan itu adalah bahwa kurikulum berhubungan erat dengan usaha mengembangkan peserta didik sesuai tujuan yang ingin di capai.[2]
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran. Sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
Apabila ditelusuri lebih jauh, kurikulum memiliki berbagai macam arti, yaitu: 1) sebagai rencana pengajaran, 2) sebagai rencana belajar murid, 3) sebagai pengalaman belajar yang diperoleh murid dari sekolah atau madrasah.[3]
Adapun Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang berlaku dalam Sistem Pendidikan di Indonesia. Kurikulum 2013 ini merupakan kurikulum tetap diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan Kurikulum 2006 yang biasanya dikenal dengan kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang mana sistem KTSP telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun.
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Dari definisi diatas dapat dipahami bahwa kurikulum berwujud rencana pendidikan dalam bentuk dokumen yang tertulis. Dokumen-dokumen itu diberi label kurikulum.
2.      Komponen Kurikulum
Kurikulum adalah adalah sebuah sistem, sebagai sebuah sistem ia pasti mempunyai komponen-komponen atau bagian-bagian yang saling mendukung dan membentuk satu kesatuan yang tidak terpisahkan.[4] Komponen tersebut saling keterkaitan satu sama lain sehingga mencerminkan satu kesatuan utuh sebagai program pendidikan. Uraian berikut ini akan menjelaskan empat komponen di atas:
a.       Komponen Tujuan
Dalam kerangka dasar kurikulum, tujuan mempunyai peranan yang sangat penting karena akan mengarahkan dan mempengaruhi komponen-komponen kurikulum lainnya. Berdasarkan hierarki tujuan, tujuan pendidikan nasional merupakan tujuan yang menduduki posisi paling tinggi sehingga menjadi paying bagi tujuan-tujuan di bawahnya. Tujuan pendidikan suatu Negara, karena pendidikan suatu Negara merupakan penjabaran dari tujuan Negara atau falsafah Negara, karena pendidikan merupakan alat untuk mencapai tujuan Negara.[5]
Dalam prespektif pendidikan Nasional, tujuan pendidikan nasional dapat dilihat secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Tujuan pendidikan nasional selanjutnya dijabarkan ke dalam tujuan instruksional yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai dari setiap jenis maupun jenjang sekolah atau satuan pendidikan tertentu.
b.      Komponen Isi/Materi
Komponen materi adalah komponen yang didesain untuk mencapai komponen tujuan. Yang dimaksud dengan komponen materi adalah bahan-bahan kajian yang terdiri dari ilmu pengetahuan, nilai, pengalaman dan keterampilan yang dikembangkan ke dalam proses pembelajaran guna mencapai komponen tujuan.
Materi kurikulum merupakan isi kurikulum. Undang-undang pendidikan menetapkan bahwa “isi kurikulum merupakan bahan kajian dan pengajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan satuan pendidikan nasional”. Menurut Nana Sujana (2002) isi kurikulum berkenaan dengan pengetahuan ilmiah dan pengalaman belajar yang harus diberikan kepada siswa untuk dapat mencapai tujuan pendidikan. Dalam menentukan isi kurikulum baik yang berkenaan dengan pengetahuan ilmiah maupun pengalaman belajar adalah:
1.      Disesuaikan dengan tingkat dan jenjang pendidikan.
2.      Perkembangan yang terjadi dalam masyarakat menyangkut tuntutan  dan kebutuhan masyarakat.
3.      Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
c.       Komponen Strategi
Strategi merujuk pada pendekatan dan metode serta peralatan mengajar yang digunakan dalam pengajaran. Tetapi pada hakikatnya strategi pengajaran tidak hanya terbatas pada hal itu saja. Pembicaraan strategi pengajaran tergambar dari cara yang ditempuh dalam melaksanakan pengajaan, mengadakan penilaian, pelaksanaan bimbiungan dan mengatur kegiatan, baik yang secara umum berlaku maupun yang bersifat khusus dalam pengajaran.
Strategi pelaksanaan kurikulum berhubungan dengan bagaimana kurikulum itu dilaksanakan disekolah. Kurikulum merupakan rencana, ide, harapan, yang harus diwujudkan secara nyata disekolah, sehingga mampu mampu mengantarkan anak didik mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum yang baik tidak akan mencapai hasil yang maksimal, jika pelaksanaannya menghasilkan sesuatu yang baik bagi anak didik. Komponen strategi pelaksanaan kurikulum meliputi pengajaran, penilaian, bimbingan dan penyuluhan dan pengaturan kegiatan sekolah.[6]
d.      Komponen Evaluasi
Evaluasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kurikulum. Melalui evaluasi, dapat ditentukan nilai dan arti kurikulum sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan apakah suatu kurikulum perlu dipertahankan atau tidak, dan bagian – bagian mana yang harus disempurnakan. Evaluasi merupakan komponen untuk melihat efektivitas pencapaian tujuan. Dalam konteks kurikulum, evaluasi dapat berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau belum, atau evaluasi digunakan sebagai umpan balik dalam perbaikan strategi yang ditetapkan. Kedua fungsi tersebut menurut Scriven (1967) adalah evaluasi sebagai fungsi sumatif dan evaluasi sebagai fungsi formatif. Evaluasi sebagai alat untuk melihat keberhasilan pencapaian tujuan dapat dikelompokkan kedalam dua jenis, yaitu tes dan nontes.[7]
3.      Kurikulum PAI dan Bahasa Arab Di Madrasah Aliyah
Sesuai dengan KMA no. 207 Th. 2014 bahwa pelaksanaan Kurikulum Madrasah pada jenjang MI, MTs dan MA mulai periode semester 2 (dua) Tahun Pelajaran 2014/2015 secara umum menggunakan standar KTSP untuk Mapel Umum. Adapun untuk Mapel Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Bahasa Arab tetap menggunakan standar K13 sesuai dengan KMA 165 Th. 2014.
a.      Struktur Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Bahasa Arab
Struktur Kurikulum K13 untuk Madrasah Aliyah (MA) berdasarkan Peraturan Menteri Agama Nomor 165 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab pada Madrasah. Struktur kurikulum ini berlaku bagi Madrasah Aliyah yang menyelenggarakan kurikulum 2013.
Pada jenjang Madrasah Aliyah (MA) Peminatan Ilmu-ilmu Keagamaan, kelompok mata pelajaran peminatan bertujuan untuk: a) memberikan kesempatan kepada peserta didik mengembangkan minatnya dalam sekelompok mata pelajaran sesuai dengan minat keilmuannya di perguruan tinggi, dan b) mengembangkan minatnya terhadap suatu disiplin ilmu atau keterampilan tertentu. Struktur mata pelajaran peminatan hanya terdapat pada jenjang Madrasah Aliyah (MA).
Struktur kurikulum K13 di Madrasah Aliyah berdasarkan peminatan (jurusan) yang meliputi:
a.       Peminatan Matematika dan Ilmu Alam. Mapel peminatan untuk Matematika dan Ilmu Alam, yaitu Matematika, Biologi, Fisika, dan Kimia.
b.      Peminatan Ilmu-ilmu Sosial. Mapel untuk peminatan Ilmu-Ilmu Sosial, meliputi: Geografi, Sejarah, Sosiologi, Ekonomi
c.       Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya Mata pelajaran untuk peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya meliputi: Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa dan Sastra Inggris, Bahasa dan Sastra Asing Lainnya, Antropologi.
d.      Peminatan Ilmu-ilmu Keagamaan. Mata pelajaran untuk peminatan Ilmu-Ilmu Keagamaan, meliputi: Tafsir - Ilmu Tafsir, Hadis - Ilmu Hadis, Fikih - Ilmu Fikih, Ilmu Kalam, Akhlak dan Bahasa Arab.
b.      Karakteristik Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Bahasa Arab
Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Bahasa Arab di Madrasah memiliki karakteristik sebagai berikut:
a.       Al-Qur’an Hadis, menekankan pada kemampuan baca tulis yang baik dan benar, memahami makna secara tekstual dan kontekstual, serta mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari-hari.
b.      Akidah Akhlak menekankan pada kemampuan memahami keimanan dan keyakinan Islam sehingga memiliki keyakinan yang kokoh dan mampu mempertahankan keyakinan/keimanannya serta menghayati dan mengamalkan nilai-nilai Asma-ul Husna. Akhlak menekankan pada pembiasaan untuk menerapkan dan menghiasi diri  akhlak terpuji (mahmudah) dan menjauhi serta menghindari diri dari akhlak tercela (mazmumah) dalam kehidupan sehari-hari.
c.       Fikih menekankan pada pemahaman yang benar mengenai ketentuan hukum dalam Islam serta kemampuan cara melaksanakan ibadah dan muamalah yang benar dan baik dalam kehidupan sehari-hari.
d.      Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) menekankan pada kemampuan mengambil ibrah/ hikmah (pelajaran) dari sejarah Islam, meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain, untuk mengembangkan Kebudayaan dan peradaban Islam pada masa kini dan masa yang akan datang.
e.       Bahasa Arab merupakan mata pelajaran bahasa yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan, dan membina kemampuan serta menumbuhkan sikap positif terhasap Bahasa Arab, baik reseptif maupun produktif. Kemampuan reseptif yaitu kemampuan untuk memahami pembicaraan orang lain dan memahami bacaan. Kemampuan produktif yaitu kemampuan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi baik secara lisan maupun secara tertulis. Kemampuan berbahasa Arab serta sikap positif terhadap bahasa Arab tersebut sangat penting dalam membantu memahami sumber ajaran Isalam yaitu Al-Qur’an dan al- Hadis, serta kitab-kitab berbahasa Arab yang berkenaan dengan Islam bagi peserta didik. Untuk itu, Bahasa Arab di Madrasah dipersiapkan untuk pencapaian kompetensi dasar berbahasa, yang mencakup empat keterampilan berbahasa yang diajarkan secara integral, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
B.       Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab
Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan. Adapun Ruang Lingkup Standar Kompetensi Lulusan (SKL) terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya di satuan pendidikan pada jenjang Madrasah Ibtidaiyyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah.
Untuk mengetahui ketercapaian dan kesesuaian antara Standar Kompetensi Lulusan dan lulusan dari masing-masing satuan pendidikan dan kurikulum yang digunakan pada satuan pendidikan tertentu perlu dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala dan berkelanjutan dalam setiap periode. Hasil yang diperoleh dari monitoring dan evaluasi digunakan sebagai bahan masukan bagi penyempurnaan Standar Kompetensi Lulusan di masa yang akan datang.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Agama RI Nomor 165 Tahun 2014 bahwa setelah menjalani proses pembelajaran secara integral, lulusan Madarasah diharapkan memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut: [8]
MADRASAH ALIYAH
DIMENSI
KUALIFIKASI KEMAMPUAN
Sikap
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
Pengetahuan
Memiliki pengetahuan factual, konseptual, procedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi seni, dan budaya dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian.
Keterampilan
Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri.

C.       Tujuan dan Ruang Lingkup Bahasa Arab di Madrasah Aliyah
a.    Tujuan Bahasa Arab di Madrasah Aliyah
Mata pelajaran bahasa Arab merupakan suatu mata pelajaran yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan, dan membina kemampuan serta menumbuhkan sikap positif terhasap bahasa Arab, baik reseptif maupun produktif. Kemampuan reseptif yaitu kemampuan untuk memahami pembicaraan orang lain dan memahami bacaan. Kemampuan produktif yaitu kemampuan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi baik secara lisan maupun secara tertulis.
Kemampuan berbahasa Arab serta sikap positif terhadap bahasa Arab tersebut sangat penting dalam membantu memahami sumber ajaran Isalam yaitu al-Qur'an dan al- hadis, serta kitab-kitab berbahasa Arab yang berkenaan dengan Islam bagi peserta didik.
Untuk itu, bahasa Arab di Madrasah Aliyah dipersiapkan untuk pencapaian kompetensi dasar berbahasa, yang mencakup empat keterampilan berbahasa yang diajarkan secara integral, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Meskipun begitu, pada tingkat pendidikan dasar (elementary) dititikberatkan pada kecakapan menyimak dan berbicara sebagai landasan berbahasa.
Pada tingkat pendidikan menengah (intermediate), keempat kecakapan berbahasa diajarkan secara seimbang. Pada tingkat pendidikan lanjut (advanced), dikonsentrasikan pada kecakapan membaca dan menulis, sehingga peserta didik diharapkan mampu mengakses berbagai referensi berbahasa Arab.
Mata pelajaran bahasa Arab di Madrasah Aliyah memiliki tujuan sebagai berikut:
1.      Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Arab, baik lisan maupun tulis yang mencakup empat kecakapan berbahasa, yakni menyimak (istima’),berbicara (kalam), membaca (qira'ah), dan menulis (kitabah).
2.      Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya bahasa Arab sebagai salah satu bahasa asing untuk menjadi alat utama belajar, khususnya dalam mengkaji sumber-sumber ajaran Islam.
3.      Mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitan antara bahasa dan budaya serta memperluas cakrawala budaya. Dengan demikian, peserta didik diharapkan memiliki wawasan lintas budaya dan melibatkan diri dalam keragaman budaya.
b.    Ruang Lingkup Kelompok Bahasa Arab di Madrasah Aliyah
Mata pelajaran bahasa Arab di Madrasah Aliyah terdiri atas bahan yang berupa wacana lisan dan tulisan berbentuk paparan atau dialog tentang perkenalan, kehidupan keluarga, hobi, pekerjaan, remaja, kesehatan, fasilitas umum, pariwisata, kisah-kisah Islam, wawasan Islam, hari-hari besar Islamdan tokoh-tokoh Islam untuk melatih keempat aspek kemampuan berbahasa, yaitu  menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
D.      Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Bahasa Arab di Madrasah Aliyah
(Terlampir)
E.       Analisis
a.    Analisis Terhadap Dokumen Kurikulum
Kurikulum sebagai dokumen didasari pada ide kurikulum dan ketetapan mengenai standar isi dan standar kompetensi lulusan (SKL). SKL Satuan Pendidikan diperlukan untuk membangun tujuan yang akan dicapai oleh kurikulum satuan pendidikan secara keseluruhan. SKL mata pelajaran diperlukan untuk mengembangkan tujuan mata pelajaran terkait. Kurikulum sebagai dokumen didasari pada ide kurikulum dan ketetapan mengenai standar isi dan standar kompetensi lulusan (SKL). SKL Satuan Pendidikan diperlukan untuk membangun tujuan yang akan dicapai oleh kurikulum satuan pendidikan secara keseluruhan. SKL mata pelajaran diperlukan untuk mengembangkan tujuan mata pelajaran terkait.[9] Menurut Syaifuddin Sabda dokumen kurikulum atau kurikulum dalam bentuk tertulis ini merupakan penulisan segenap idea atau gagasan yang telah digagas.[10]
b.   Analisis Berdasarkan Landasan Pengembangan Kurikulum
Dalam pengembangan kurikulum, Akhmad Dairoby menjelaskan ada enam asas yang mendasari dalam pengembangan kurikulum. Guru, sebagai pengembang kurikulum dalam skala mikro, perlu memahami kurikulum dan asas-asas yang mendasarinya. Karena guru mempunyai peran sentral dalam mencerdaskan kehidupan bangsa atau guru sebagai agen pembelajaran. Karena kita ketahui bersama asas merupakan pondasi (landasan), sehingga hal ini sangat urgen untuk kita ketahui. Terlebih lagi hal ini merupakan kritik sosial buat pemerintah apakah yang selama ini mereka sajikan (kurikulum) mempunyai relevan dengan keenam asas ini atau tidak relevan.
Sehingga kita mengetahui, pertama apakah memang kurikulum yang selama ini kita pakai sesuai dengan tujuan Negara (asas filosofi), kedua apakah sejalan dengan kebutuhan manusia (asas psikologi), ketiga apakah sesuai dengan perkembangan, perubahan, kebudayaan dan keadaan masyarakat kita (asas sosiolgis), apakah sesuai dengan bentuk dan organisasi bahan pelajaran yang disajikan (asas organisatoris) dan apakah sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi (asas teknologi) dan yang terakhir adalah apakah sesuai dengan aspek-aspek bahasa yang dipelajari, yang mana pada hal ini adalah bahasa arab (asas kebahasaan). Berikut penjabaran tentang asas-asas tersebut.[11]
a.      Asas Filosofis
Suatu hal yang perlu diperhatikan oleh pengembang kurikulum adalah bahwa pengembang kurikulum tidak bisa hanya menonjolkan filsafat pribadinya, tetapi juga perlu mempertimbangkan filsafat yang lain, antara lain falsafah negara dan falsafah lembaga pendidikan. Setiap negara pasti mempunyai suatu falsafah atau pandangan pokok mengenai pendidikan. Di Indonesia landasan filosofisnya adalah Pancasila. Seperti dinyatakan dalam ketetapan MPR No. II/MPR/1968, Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia dan negara kita.Tiap lembaga pendidikan mempunyai misi dalam rangka bagian dari pendidikan nasional.
Falsafah suatu lembaga pendidikan (Universitas, IAIN, UIN, STAIN, Akademi maupun Sekolah) jarang sekali dinyatakan secara jelas, spesifik dan eksplisit dalam bentuk tertulis. Bahasa Arab masuk wilayah Indonesia dapat dipastikan bersamaan dengan masuknya agama Islam, karena bahasa Arab erat kaitannya dengan berbagai bentuk peribadatan dalam Islam. Maka tujuan pembelajaran bahasa Arab yang pertama adalah untuk memenuhi kebutuhan seorang muslim dalam menunaikan shalat. Sesuai dengan kebutuhan tersebut, materi yang diajarkan adalah doa-doa shalat serta surat-surat pendek dalam al-Qur’an yang lazim disebut juz amma.
Apabila pembelajaran bentuk pertama ini kita lihat dari pendekatan filososfis maka tentunya belum ada tujuan eksplisit yang tertulis yang bisa dijumpai. Orang belajar bahasa Arab semata-mata karena motif agama. Meski demikian secara tersirat sudah ada tujuan yang jelas, yakni bahasa Arab sebagai sarana untuk beribadah. Pengajaran bahasa Arab yang verbalistik ini dirasa tidak cukup, karena al-Qur’an tidak cukup dibaca hanya sebagai sarana peribadatan saja, melainkan pedoman hidup yang harus dipahami ma’nanya dan diamalkan ajaran-ajarannya. Maka muncullah pengajaran bahasa Arab bentuk kedua dengan tujuan pendalaman ajaran agama Islam, yang tumbuh berkembang di pondok pesantren. Materi pelajaran di pesantren ini meliputi fiqih, aqaid, hadist, tafsir, dan ilmu-ilmu bahasa Arab seperti nahwu, saraf dan balaghah dengan buku teks berbahasa Arab yang ditulis oleh para ulama dari pelbagai abad masa lalu. Pengajaran bahasa Arab bentuk kedua – yang dapat digolongkan ke dalam bentuk pengajaran bahasa Arab untuk tujuan khusus – adalah yang paling dominan di tanah air dan diakui kontribusinya dalam memahamkan umat Islam Indonesia terhadap ajaran agamanya.
b.      Asas Psikologis
Dalam pendidikan terjadi interaksi antara peserta didik dengan pendidik serta antara peserta didik dengan orang-orang lainnya. Manusia berbeda dengan mahluk lainnya seperti hewan, benda dan binatang karena kondisi psikologisnya. Kondisi psikologis tiap individu berbeda karena perbedaan tahap perkembangannya, latar belakang sosial-budaya, juga karena perbedaan faktor-faktor yang dibawa sejak kelahirannya.Minimal ada dua bidang psikologi yang mendasari kurikulum, yaitu psikologi perkembangan, karena peserta didik adalah individu yang sedang berada dalam proses perkembangan dan psikologi belajar, karena kemajuan-kemajuan yang dialami peserta didik sebagian besar karena usaha belajar, baik berlangsung melalui proses peniruan, pengingatan, pembiasaan, pemahaman, penerapan, maupun pemecahan masalah. Psikologi perkembangan membahas perkembangan individu sejak masa konsepsi, yaitu masa pertemuan spermatozoid dengan sel telur sampai dengan dewasa.
Sementara psikologi belajar merupakan suatu studi tentang bagaimana individu belajar.Apabila landasan psikologi perkembangan ini kita coba terapkan dalam pembelajaran bahasa Arab maka hal yang pertama kali perlu diperhatikan adalah masalah kesesuaian materi dengan tahap perkembangan peserta didik. Misalnya anak yang masih belajar bahasa Arab di tingkat Madrasah Ibtidaiyah tentunya tidak tepat bila diberi materi pelajaran qawaid. Selain itu dalam menyajikan materi pelajaran dari Madrasah Ibtadaiyah sampai Madrasah Aliyah perlu dirancang sedemikian rupa dengan menjadikan masa/fase perkembangan fisik dan intelektual peserta didik sebagai landasan dan menghasilkan susunan materi yang berangkat dari hal-hal yang mudah menuju hal-hal yang rumit dan kompleks. Sementara dari teori psikologi belajar kita bisa menerapkan beberapa teori. Misalnya terori Stimulus-Respon dari aliran Behaviorisme.
Dengan model reward dan punishment dalam pembelajaran tentunya siswa lebih bersemangat. Berikan saja hadiah yang sederhana misalnya penggaris atau ballpoint untuk setiap jawabnya yang benar yang diberikan oleh siswa. Atau ketika menghukum siswa, berilah hukuman yang edukatif misalnya dengan menyuruh siswa menghafalkan 50 kosa kata baru dalam bahasa Arab.
c.       Asas Sosiologis atau Sosial Budaya
Suatu kurikulum pada prinsipnya mencerminkan keinginan, cita-cita dan kebutuhan masyarakat. Dalam mengambil keputusan tentang kurikulum para pengembang kurikulum hendaknya merujuk pada lingkungan atau dunia dimana mereka tinggal, merespon terhadap berbagai kebutuhan yang dilontarkan atau diusulkan oleh beragam golongan dalam masyarakat. Sangat banyak kebutuhan masyarakat yang harus dipilah-pilah, disaring dan diseleksi agar menjadi suatu keputusan dalam pengembangan kurikulum.
Bila dikaitkan dengan pembelajaran bahasa Arab, maka kita perlu mengambil keputusan dengan tepat, masyarakat membutuhkan belajar bahasa Arab untuk apa? Apakah untuk mempelajari ajaran-ajaran Islam, atau mungkin sarana komunikasi antar bangsa. Seandainya masyarakat membutuhkan bahasa Arab karena untuk tujuan dunia kerja (TKW) maka tentunya yang lebih ditekankan adalah kemampuan muhadatsahnya (conversation) dan seandainya masyarakat membutuhkan untuk mendalami ajaran-ajaran Islam maka tentunya kemampuan gramatikal dan tarjamah perlu diberikan. Sedapat mungkin kurikulum dibangun dan dikembangkan dengan tetap merujuk pada asas kemasyarakatan berikut dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat pada zamannya.
d.      Asas Organisator
Asas ini berkenaan dengan bentuk dan organisasi bahan pelajaran yang disajikan. Bagaimana bahan pelajaran akan disajikan? Apakah dalam bentuk mata pelajaran yang terpisah-pisah, atau bidang studi seperti yang dilaksanakan di Indonesia, ataukah diusahakan adanya hubungan antara pelajaran yang diberikan dengan menghapuskan segala batas-batas mata pelajaran dalam bentuk kurikulum yang terpadu.Hal ini juga muncul dalam Bahasa Arab.
Pada dasarnya ada dua pendekatan dalam pengajaran bahasa Arab. Yang pertama نظرية الوحدة atau integrated system dan kedua نظرية الفروع  atau separated system. Untuk merefresh ingatan kita, perlu dijelaskan kembali secara singkat tentang dua pendekatan tersebut. Nadhariyatul Wahdah dimaksudkan agar dalam pembelajaran bahasa kita harus melihat bahasa itu sebagai satu kesatuan yang utuh, bukan sebagai bagian-bagian atau segi-segi yang terpisah dan masing-masing berdiri sendiri. Sedangkan Nadhariyatul Furu’ justru sebaliknya, dalam arti bahasa itu terdiri dari beberapa aspek, baik gramatik, morpologis, sintaksis, semantic, leksikal, stilistik yang harus diajarkan secara terpisah-pisah sesuai dengan cabangnya masing-masing.
Tampaknya landasan organisatoris pengajaran bahasa Arab di Indonesia untuk tingkatan Madrasah Ibtidaiyah sampai dengan Madrasah Aliyah bahkan Perguruan Tinggi (PT) menggunakan pendekatan Nadhariyatul Wahdah. Sehingga pengajaran bahasa Arab disajikan dalam bentuk satu kesatuan bidang studi. Dalam satu kesatuan bidang studi tersebut sudah mencakup materi al-qaidah, al-Qiraah, al-Hiwar, dan Imla’. Sementara untuk jurusan tertentu di perguruan tinggi, seperti Pendidikan Bahasa Arab (PBA) dan Bahasa dan Sastra Arab (BSA) menggunakan pendekatan Nadhariyatul Furu’ di mana materi-materi bahasa Arab disajikan secara terpisah.
e.       Asas Perkembangan IPTEK
Yang dimaksud dengan asas pengembangan ilmu dan teknologi adalah para pengambil kebijakan kurikulum hendaknya memperhatikan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa perubahan dalam kehidupan masyarakat. Beberapa masyarakat terpencil yang tertutup, dengan adanya transportasi dan komunikasi yang luas berubah menjadi masyarakat yang terbuka dan mau berkomunikasi dengan daerah-daerah lain. Masyarakat yang tadinya hanya konsumtif terhadap hasil-hasil pertanian telah berubah menjadi masyarakat yang lebih konsumtif terhadap produksi industri. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga menimbulkan kebutuhan baru, aspirasi baru, sikap hidup baru.
Hal-hal di atas menuntut perubahan pada system dan isi pendidikan. Sehingga, pendidikan bukan hanya mewariskan nilai-nilai dan hasil kebudayaan lama, tetapi juga mempersiapkan generasi muda agar mampu hidup pada masa kini dan masa yang akan datang. Dalam kaitannya dengan pengajaran bahasa Arab, maka sudah seyogyanya mulai menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang ada sekarang ini. Misalnya untuk keperluan kemahiran istima’, dirancang sebuah software yang bisa dimanfaatkan oleh siswa di labolatorium bahasa atau digunakan secara mandiri. Sehingga problema kegagalan siswa memperoleh kemampuan aktif ekspresif bisa diatasi.
F.   Asas Kebahasaan
Setiap bahasa mempunyai kekhususan yang membedakannya dengan bahasa lain. Oleh karena itu, dalam pengembangan kurikulum bahasa Arab, terutama untuk pembelajarannya bagi selain orang Arab harus memperhatikan berbagai aspek bahasa tersebut. Asas kebahasaan ini meliputi berbagai kajian bahasa Arab yang bersifat teoritik maupun praktik. Seperti hakikat bahasa Arab, karakteristik bahasa Arab dan kontrastif dan error analisis.














BAB III
PENUTUP

Simpulan
Bahasa Arab adalah salah satu bahasa asing yang digunakan untuk berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya. Mata pelajaran bahasa Arab merupakan mata pelajaran pilihan di Sekolah Menengah Atas yang berfungsi sebagai alat pengembangan diri siswa dalam bidang komunikasi, ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni budaya. Adapun tujuan pembelajaran bahasa Arab adalah untuk, mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Arab, menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya bahasa Arab, mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitan antara bahasa dan budaya serta memperluas cakrawala budaya.
Ruang lingkup yang harus dipelajari dalam Mata pelajaran bahasa Arab di Madrasah Aliyah terdiri atas bahan yang berupa wacana lisan dan tulisan berbentuk paparan atau dialog tentang perkenalan, kehidupan keluarga, hobi, pekerjaan, remaja, kesehatan, fasilitas umum, pariwisata, kisah-kisah Islam, wawasan Islam, hari-hari besar Islamdan tokoh-tokoh Islam untuk melatih keempat aspek kemampuan berbahasa, yaitu  menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran bahasa Arab, tentu kita harus menggunakan kurikulum. Karena kurikulum merupakan alat digunakan untuk mencapai tujuan pembalajaran. Sebagai alat, kurikulum yang baik tentu harus dapat menyesuaikan dengan perkembangan. Adapun asas-asas yang perlu diperhatikan dalam pengembangan kurikulum bahasa Arab adalah Asas Filosofis, Asas Psikologis, Asas Sosiologis atau Sosial Budaya, Asas Organisatoris, Asas Perkembangan Ilmu dan Teknologi, Asas Kebahasaan.
Kesimpulan dari pemaparan makalah di atas adalah pada hakikatnya Kurikulum Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah Aliyah telah disesuaikan dengan landasan dalam pengembangan kurikulum, akan tetapi segala sesuatu buatan manusia tidak ada yang sesempurna buatan Tuhan. Oleh karena itu perlu ditelaah lagi kurikulum-kurikulum itu agar menjadi lebih baik lagi.



DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, M. Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Pustaka Setia, 1998)
Arifin, Zainal, Konsep Dan Model Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011
Hasan, S. Hamid, Evaluasi Kurikulum, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009, Cet. ke-2
Sabda, Syaifuddin, Model Pengembangan Kurikulum Terintegrasi Sainstek Dengan Imtaq: Sebuah Model Pengembangan Kurikulum Mata Pelajaran Sainstek Di Sekolah/Madrasah Banjarmasin: Antasari Press, 2009
Sanjaya, Wina,  Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: kencana Prenada Media Group, 2010, cet. 3
Sholeh, Hidayat, Pengembangan Kurikulum Baru, Bandung:PT Remaja Rosda Karya, 2013.
Sudjana, Nana,  Pembinaan dan Pengembagan Kurikulum di Sekolah, Bandung; Sinar Baru Algensindo, 1988
Syarif, Hamid Pengembanagan Kurikulum, Pasuruan: Garoeda Buana Indah, 2009
http://lesmananugraha.blogspot.co.id/2014/09/pengertian-kurikulum-dan-komponen.html
Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor : 165 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Pada Madrasah, h. 35.
Akhmad Dairoby, Landasan Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab, dalam: http://akhmaddairoby.blogspot.com/2014/04/landasan-pengembangan-kurikulum-bahasa.html, di akses pada 19 Desember 2016



[1] Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembagan Kurikulum di Sekolah, (Bandung; Sinar Baru Algensindo, 1988), h. 4
[2] Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: kencana Prenada Media Group, 2010), cet. 3 h. 3
[3] Hidayat, Sholeh, Pengembangan Kurikulum Baru (Bandung:PT Remaja Rosda Karya,2013),h.20
[4] M. Ahmad, Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Pustaka Setia, 1998), h. 103  
[5] Zainal Arifin, Konsep Dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), h. 82
[6] Hamid Syarif. Pengembanagan Kurikulum, (Pasuruan: Garoeda Buana Indah, 2009), h.108
[7] http://lesmananugraha.blogspot.co.id/2014/09/pengertian-kurikulum-dan-komponen.html
[8]keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor : 165 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Pada Madrasah, h. 35.
[9]S. Hamid Hasan, Evaluasi Kurikulum (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. ke-2, h. 123.

[10]Syaifuddin Sabda, Model Pengembangan Kurikulum Terintegrasi Sainstek Dengan Imtaq: Sebuah Model Pengembangan Kurikulum Mata Pelajaran Sainstek Di Sekolah/Madrasah(Banjarmasin: Antasari Press, 2009), h. 22.
[11]Akhmad Dairoby, Landasan Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab, dalam: http://akhmaddairoby.blogspot.com/2014/04/landasan-pengembangan-kurikulum-bahasa.html, di akses pada 19 Desember 2016











Aku ; Yang Terlewatkan

  Tidak Mungkin dan Tidak Pernah Aku selalu melihatmu,Tapi kamu tidak. Aku selalu menatapmu,Tapi kamu tidak. Aku akan selalu ada untukm...