Jumat, 30 Desember 2016

Al-Mu'arrab (Kata Serapan)

BAB I
PENDAHULUAN

Serapan dari bahasa lain adalah hal yang sangat lumrah dan pasti terjadi pada semua bahasa. Karena toh sebenarnya menurut para ahli bahasa, antara satu bahasa dengan bahasa lain saling terkait secara historis. Bahkan sebenarnya, menurut mereka, tiap-tiap bahasa punya induk dan tiap-tiap induk sebenarnya berasal dari satu sumber. Sebut saja bahasa Arab, Suryani, Habsyi, Nabthi, dan bahasa-bahasa lainnya yang serumpun, berasal dari bahasa induk yang sama, yaitu bahas semit klasik.
Adanya fenomena unsur serapan dari bahasa lain, sebenanya sama sekali tidak mengganggu identitas suatu bahasa. Al-Quran tetap saja dikatakan berbahasa Arab, meski ada beberapa istilah yang oleh para ahli sejarah bahasa dikatakan bukan sebagai asli dari bahasa Arab. Masalahnya, lagi-lagi karena orang Arab saat di mana al-Quran diturunkan memang sudah menganggapnya bagian dari bahasa Arab. Walau para ahli sejarah bahasa menyatakan bahwa kata tersebut berasal dari unsur serapan dari bahasa lain.


BAB II
PEMBAHASAN
المعرّب
A.    Definisi Mu’arrab (Kata Serapan)
Secara etimologi kata mu’arrab berasal dari (عرّب-يعرّب- تعريبا) yang berarti “kosa kata asing yang diserap menjadi bahasa Arab”
            Ada beberapa definisi  Mu’arrab secara terminologi, antara lain:
1.      Menurut As-suyuti: “Bahasa yang digunakan orang arab, dari lafadz yang bukan berasal dari bahasanya”.
2.      Menurut Jauhari  dalam kitabnya (As-shohah 1/272) :”peng-araban kata benda ‘ajam yang diucapkan orang arab”

B.     Nama-nama lain dari mu’arrab
Dikenal beberapa nama/ istilah yang dipakai, diantaranya:
1.      Al-mu’arrab  (المعرّب)  
2.      At-Ta’rib(التعريب)
3.      Ad-Dakhil (الدخيل)
4.      Al-Muwallad (المولّد)[1]
     
§  Al-mu’arrab  (المعرّب)yaitu kata-kata asing yang telah dimasukkan kedalam bahasa Arab.
§  At-Ta’rib(التعريب), yaitu kosa-kata asing yang telah diserap ke dalam bahasa Arab, atau kosa-kata asing yang telah dirubah orang Arab ‘menjadi bahasa mereka’ dengan cara pengurangan ‘al-naqsh’, penambahan ‘al-ziyadah’, dan pembalikan ‘al-qalb’.[2]
§  Al-Muwallad     (المولّد)merupakan bahasa arab yang lahir tatkala adanya percampuran antara orang-orang keturunan arab dengan orang non araab serta melahirka satu bahasa. Percampuran yang tidak terbendung dari dua kelompok bangsa arab dan non arab dengan adanya perkawinan di antara anggota kelompok yang berbeda ini menyebabkan lahirnya berbagai macam istilah baru yang mereka serap dari berbagai bahasa (dialek) yang telah ada.[3]
§  Ad-Dakhil (الدخيل)

C.    Perselisihan Pada Mu’arrab
      Sejak dahulu para ulama ternyata sudah banyak mendiskusikan hal ini. Setidaknya ada tiga pendapat yang berkembang dengan sikap berbeda terkait persoalan kosa-kata serapan asing dalam al-Qur’an, pendapat pertama dan kedua saling berbeda dan pendapat ketiga agaknya ingin menyatukannya. 1. Pendapat Pertama: Quran Seluruhnya Bahasa Arab
Pendapat pertama mengatakan bahwa Al-Quran 100% berbahasa arab, tidak ada unsur serapa dari bahasa lain. Hal itu karena di dalam Al-Quran disebutkan secara tegas dan lebih dari satu kali tentang hal itu. Maka tidak pada tempatnya kalau kita mengatakan bahwa di dalam Al-Quran ada bahasa selain bahasa Arab.[4]
Yang berpendapat seperti ini diantaranya: Imam Syafii, Abi Ubaidah, Ibn Faris, dan lainnya. Dalil mereka sebagaimana firman Allah SWT:
 ﴿قرآناً عربيّاً لعلّكم تعقلون﴾ يوسف/2[5]
Al-Qur'an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya. (QS. Yusuf: 2)
2. Pendapat Kedua: Dimungkinkan Adanya Bahasa Selain Arab dalam Al-Quran
Di antara yang berpendapat seperti ini adalah Abu Ubaid Al-Qasim bin Salam, Al-Khuwayyi, Ibnu An-Naqib dan Al-Imam Asy-Syukani. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Mujahid, Ibnu Ikrimah, Atha’ dan lainnya dari ahli ilmu bahwa mereka telah menyatakan terdapat banyak bahasa ajam (non-arab) di dalam Al-Quran.
Di antaranya lafadz: طه, اليَمُّ, الطور, الربّانيون, semuanya adalah bahasa Suryaniyah. Lafadz مشكاة serta كفلين berasal dari serapan bahasa Habasyah. Sedangkan lafadz صراط, القسطاس dan الفردوس berasal dari serapan bahasa Romawi. Semua ini adalah pendapat Abu Ubaid yang dianggap sebagai ahli ilmu dari kalangan fuqaha’.
3. Pendapat Ketiga: Pertengahan
              Abu Ubaid Al-qasim berkata: “ Yang benar menurutku adalah  membenarkan dua pendapat diatas” [6] Pendapat ketiga memandang bahwa hujjah yang mewakili pendapat pertama dan kedua sama-sama kuat, tidak bisa dipatahkan begitu saja. Jadi pendapat ketiga ini agaknya ingin mengkompromikan kedua pendapat yang saling berbeda.
Misalnya, mereka katakan bahwa meski suatu lafadz awalnya dianggap bukan dari bahasa arab, namun kemudian berubah menjadi bahasa arab. Sehingga ketika Al-Quran turun, lafadz itu sudah dikenal oleh bangsa arab dan sudah dianggap menjadi bagian dari bahasa arab. Maka kedua pendapat itu tidak salah dan tidak bertentangan secara hakikatnya.
Yang mengatakan bahwa lafadz itu bukan bahasa arab, tidak bisa disalahkan karena mereka bisa dari asal muasal sejarah lafadz itu yang memang bukan arab. Tapi yang mengatakan bahwa lafadz itu adalah lafadz bahasa arab juga benar, sebab pada saat Al-Quran diturunkan lafadz itu sudah menjadi bagian dari bahasa arab.[7]
          Walhasil, meskipun terjadi perbedaan Filologis atau Fiqhul Lughoh tentang sebagian kosakata yang digunakan oleh al-Qur’an, tapi ada satu hal yang perlu kita cermati dan sadari untuk kemudian kita yakini bahwa perbedaan pendapat itu sama sekali tidak mengusik kefasihan al-Qur’an sedikit pun, kefasihan yang tidak akan tertandingi sampai akhir zaman.

D.  Kitab-kitab Tentang Mu’arrab
      Beberapa ulama menyendirikan mu’arrab didalam kitab yang khusus diantaranya:
1.      Al-Mu’arrab, oleh Abu Mansur Al-jawaliqi (W: 450 H).
2.      Fit Ta’rib Wal Mu’arrab, oleh Ibnu Barri.
3.      al-Muhazzabu fima waqa’a fi al-Qura’n min al-Mu’arrab, oleh As-Suyuti 
E.     Tanda-tanda ‘Ajam / Mu’arrab
      Untuk mengidentifikasi ke-'ajaman suatu kata, para linguis Arab menerapkan beberapa prinsip yang dengan prinsip-prinsip tersebut ke'ajaman suatu kata dapat diketahui. Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah:
1.      Pemindahan,
2.      Menyalahi Wazan Arab, seperti: إبريسم
3.      Kata yang diawali nun kemudian ra, contoh: (نرجس)، (نرس)، (نرجه)
4.      Kata yang diakhirnya Ra sesudah Dzal, contoh: (مهنذر)
5.      Terkumpulnya shad dan jim dalam satu kalimat. Contoh : الجص
6.      Terkumpulnya jim dan qaf dalam satu kalimat. Contoh : المنجنيق
7.      Kata yang berwazan ruba’I dan khumasi tidak mengandung أحراف الذلاقة
8.      Terkumpulnya ba’, ta’ dan sin dalam satu kata,  Contoh: بستان
9.      Terkumpulnya jim dan tha’ dalam satu kata, contoh : الطاجن
10.  Jarang ditemukan ra’ dan lam dalam satu kalimat. Contoh: ورل
11.  Dalam pembicaraan orang Arab, tidak ditemukan dzal sesudah dal kecuali sedikit, seperti بغداذ
12.  Adanya huruf syin sesudah lam
13.  Study histories dan penelitian ilmiah yang tidak terdapat di jazirah Arab   
F.     Alasan Timbulnya Mu’arrab
1.      Adanya Keperluan, Seperti:
-          Nama benda : إبريق
-         Nama Pakaian : السندس
-          Nama Permata : الفيروز
-          Jenis Roti : الكعك
-          Tumbuhan yang berbau harum: الياسمين
-          wangi-wangian : العنبر
2.      Adanya sesuatu yang asing, Seperti:
-         (الدشت) : وهي الصحراء، و( البوصي) : السفينة
3.      Adanya kekaguman orang arab dengan lafadz ’ajam, seperti:
-         الياسمين dalam bahasa Arab yaitu: السّمسق
G.    Kosa kata serapan asing (mu’arrab) dalam Al-qur’an
Arthur Jeffery, dalam karyanya The Foreign Vocabulary of the Quran. menganalisa beberapa buku karya tokoh Islam, seperti al-Itqân fi Ulûm al-Qur’an dan al-Muhazzabu fima waqa’a fi al-Qur’an min al-Mu’arrab karya al-Suyûthi, serta buku al-Mu‘arrab karya al-Jawâliqi. Lalu ia mengklasifikasikan kosakata asing dalam al-Qur’an berdasarkan asal-usulnya, sebagai berikut:
a. Words borrowed from Ethiopic (لسان الحبشة)
b. Words borrowed from Persian (اللغة الفارسية)
c. Words borrowed from Greek (اللغة الرومية)
d. Words borrowed from Indian (اللغة الهندية)
e. Words borrowed from Syriac (اللغة الشريانية)
f. Words borrowed from Hebrew (اللغة العبرانية)
g. Words borrowed from Nabatiean (اللغة النبطية)
h. Words borrowed from Coptic (اللغة القبطية)
i. Words borrowed from Turkish (اللغة التركية)
j. Words borrowed from Negro (اللغة الزنجية)
k. Words borrowed from Berber (اللغة البربرية)[8]
Jalâluddin al-Suyûthi, dalam bukunya al-Itqân, selain memuat pendapatnya sendiri ia juga memuat pendapat Ibnu al-Subki dan al-Khafiz Ibn Hajar yang mengumpulkan kosa-kata bukan Arab yang digunakan al-Qur’an dalam bentuk syair.[9]
Berikut ini kosa kata serapan yang sudah diklasifikasikan dan diurutkan berdasarkan abjad Arab,[10] antara lain:
Huruf
Kata
Makna Kata
Asal Bahasa
ا
-  أبا
- أباريق
- إبلعى
- أخلد
- الأرائك
- ازر
- استبرق
- اصرى
- اكواب
- أليم
- إلا
- إناه
- انية
-  أواب
-  Rumputan
-  Saluran air, menuangkan air
-   
-  Rukun, sandaran
-  Ranjang, dipan
-  Syaikh, Orang yang sudah uzur
-   
-  Perjanjian
-  Gelas, Cangkir
-   
-  Nama Allah
-   
-  Kampung, tempat kediaman, Rumah
-  Lampu
-  Maghrib
-   Persi
-   Ethiopia
-   Ibrani
-   Ethiopia
-   Persi
-   Persi
-   Nabti
-   Nabti
-   Ibrani
-   Nabti
-   Barbar
-   Barbar
-   Ethiopia
ب
-  بطائن
-  بعير
-  بيع
-   
-  Unta yang halus jalannya
-   
-  Qibti
-  Ibrani
-  Persi
ت
-  تتبيرا
-  تحت
-  تنور
-   
-   
-   
-  Nabti
-  Nabti
-  Persi
ج
-  جبت
-  جهنم
-  Berhala, Sihir, Tukang sihir
-  Neraka
-   Ethiopia
-  Persi
ح
-  حرام
-  حطة
-  Yang terlarang, haram
-   
-  Ahlul kitab
د
-  درست
-  دري
-  دينار
-   
-   
-  Mata uang emas pada zaman dulu
-  Ibrani
-   Ethiopia
-  Persi
ر
-  ربانيون
-  الرس
-  الرقيم
-  رمز
-  رهو
-   
-  Sumur
-  Kitab, buku, tulisan
-  Simbol, lambing
-  Pelan-pelan, tenang
-  Ibrani, Suryani
-   
-  Romawi
-  Ibrani
-  Nabti, Suryani
ز
-  الزنجبيل
-  Jahe, Arak
-  Persi
س
-  سجدا
-  السجل
- سرادق
- سرى
- سفرة
-  سكر
-  سلسبيل
-  سندس
-  سيدها
-  سنين
-  سين
-  Sujud, Menundukkan
-  Surat
-   
-   
-   
-  Mabuk
-   
-   
-   
-   
-   
-  Suryani
-   Ethiopia
-  Persi
-  Persi
-  Nabti
-   Ethiopia
-   ‘ajam
-  Persi
-  Qibti
-   Ethiopia
-  Nabti
ش
-  شطر
-  شهر
-   
-  Bulan,
-   Ethiopia
-  Suryani
ص
-  الصراط
-  صرهن
-  Jalan
-   
-  Romawi
-  Nabti
ط
-  طه
-  الطاغوت
-  طفقا
-  طوبى
-  الطور
-  طوى
-   
-  Dukun
-   
-   
-  Gunung
-  Laki-laki, Orang
-   Ethiopia
-   Ethiopia
-  Romawi
-   Ethiopia
-  Suryani
-  Ibrani
ع
-  عدن
-  العرم
-   
-   
-  Suryani
-   Ethiopia
غ
-  غساق
-  غيض
-   
-   
-  Turki
-   Ethiopia
ف
-  فردوس
-  Kebun, taman
-  Romawi
ق
-  قرطاس
-  قسطاس
-  قسورة
-  قطنا
-  قفل
-  القمل
-  قنطار
-  القيم
-  Kertas
-   
-  Abyssinia
-  Romawi
-   Ethiopia
-  Nabti
-  Persi
-  Suryani
-  Romawi, suryani
-  Suryani
ك
-  كافور
-  كفر
-  كفلين
-  كتر
-  كورت
-   
-   
-  Ibrani
-   Ethiopia
-  Persi
-  Persi
م
-  متكئا
-  مزجاة
-  مسك
-  مشكاة
-  مقاليد
-  ملكوت
-  مناص
-  منساة
-  منفطر
-  المهل
-   
-   Ethiopia
-  Qibti
-  Persi
-   Ethiopia
-  Persi
-  Nabti
-  Nabti
-   Ethiopia
-   Ethiopia
-  Barbar
ن
-  ناشئة
-   
-   Ethiopia
-   
هـ
-  هدنا
-  هون
-  هيت لك
-   
-  Ibrani
-  Suryani
-  Nabti
و
-  وراء
-  وزر
-   
-  Ibrani
-  Nabti
ي
-  ياقوت
-  يحور
-  يس
-  يصدون
-   
-  Persi
-  Persi
-   Ethiopia
-   Ethiopia

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

§ Mu’arrab berasal dari    (عرّب-يعرّب- تعريبا) yang berarti “kosa kata asing yang diserap menjadi bahasa Arab”.
§ Beberapa nama/ istilah yang dipakai dalam mu’arrab, diataranya:
o   Al-mu’arrab  (المعرّب)  
o   At-Ta’rib(التعريب)
o   Ad-Dakhil (الدخيل)
o   Al-Muwallad (المولّد)
§ Ada tiga pendapat yang berkembang dengan sikap berbeda terkait persoalan kosa-kata serapan asing dalam al-Qur’an, yaitu:
Pendapat Pertama   : Quran Seluruhnya Bahasa Arab
Pendapat Kedua     :Dimungkinkan Adanya Bahasa Selain Arab dalam Al-Quran.
Pendapat Ketiga     : Pertengahan.
§ Kitab-kitab Tentang Mu’arrab
1.      Al-Mu’arrab, oleh Abu Mansur Al-jawaliqi (W: 450 H).
2.      Fit Ta’rib Wal Mu’arrab, oleh Ibnu Barri.
3.      al-Muhazzabu fima waqa’a fi al-Qura’n min al-Mu’arrab, oleh As-Suyuti 
§ Alasan Timbulnya Mu’arrab
        Adanya Keperluan, adanya sesuatu yang asing, adanya kekaguman orang arab dengan lafadz ’ajam.
§  Kosa kata serapan asing (mu’arrab) dalam Al-qur’an

Dari Ethiopia yaitu
 الأب، الجبت، أرئك، مشكاة، يس.
Dari Persia yaitu;
 استبرق، ديباج، سندس، أباريق، كافور، كنز، مجوس، دينار، مسك، زنجبيل، مقاليد
     









DAFTAR PUSTAKA

§  Ahmad Dairobi, Abi Muhammad Al-Banjari. Muhadarat fi fiqhi Lughah, (Banjarmasin: Daar Humaida Lin-nasyri Wa at-Tauzi’, 2009)
§  ,Emil Badi’. Fiqhu al-Lughah al-Arabiyyah wa Khasâisuhâ, (Beirut: Dâr al-Tsaqafah al-Islâmiyyah, tt)
§  Jeffery, Arthur. Foreign Vocabulary of the Quran, (Oriental institute, 1938)
§  al-Suyûthi, al-Itqân fi ‘Ulûm al-Qur’an, hal. 200-201



[1] Abi Muhammad Ahmad Dairobi Al-Banjari, Muhadarat fi fiqhi Lughah, (Banjarmasin: Daar Humaida Lin-nasyri Wa at-Tauzi’, 2009), h 91
[2] Emil Badi’ Ya’qub, Fiqhu al-Lughah al-Arabiyyah wa Khasâisuhâ, (Beirut: Dâr al-Tsaqafah al-Islâmiyyah, tt), hal. 215
[4] Ibid 
[5] Abi Muhammad Ahmad Dairobi Al-Banjari, Muhadarat fi fiqhi Lughah, hal 93
[6] Ibid, hal 94
[8] Arthur Jeffery, Foreign Vocabulary of the Quran, (Oriental institute, 1938), hal. 13

[9]  al-Suyûthi, al-Itqân fi ‘Ulûm al-Qur’an, hal. 200-201

1 komentar:

  1. nice blog...jangan lupa kunjungi blog ulun jua http://ternyataakumakincintailmu.blogspot.co.id/

    BalasHapus

Aku ; Yang Terlewatkan

  Tidak Mungkin dan Tidak Pernah Aku selalu melihatmu,Tapi kamu tidak. Aku selalu menatapmu,Tapi kamu tidak. Aku akan selalu ada untukm...