BAB I
PENDAHULUAN
Serapan dari bahasa lain
adalah hal yang sangat lumrah dan pasti terjadi pada semua bahasa.
Karena toh sebenarnya menurut para ahli bahasa, antara satu bahasa dengan
bahasa lain saling terkait secara historis. Bahkan sebenarnya, menurut mereka,
tiap-tiap bahasa punya induk dan tiap-tiap induk sebenarnya berasal dari satu
sumber. Sebut saja bahasa Arab, Suryani, Habsyi, Nabthi, dan bahasa-bahasa
lainnya yang serumpun, berasal dari bahasa induk yang sama, yaitu bahas semit
klasik.
Adanya fenomena unsur serapan dari bahasa lain, sebenanya sama sekali
tidak mengganggu identitas suatu bahasa. Al-Quran tetap saja dikatakan
berbahasa Arab, meski ada beberapa istilah yang oleh para ahli sejarah bahasa
dikatakan bukan sebagai asli dari bahasa Arab. Masalahnya, lagi-lagi karena
orang Arab saat di mana al-Quran diturunkan memang sudah menganggapnya bagian
dari bahasa Arab. Walau para ahli sejarah bahasa menyatakan bahwa kata tersebut
berasal dari unsur serapan dari bahasa lain.
BAB
II
PEMBAHASAN
المعرّب
A.
Definisi Mu’arrab (Kata
Serapan)
Secara
etimologi kata mu’arrab berasal dari (عرّب-يعرّب- تعريبا) yang
berarti “kosa kata asing yang diserap menjadi bahasa Arab”
Ada beberapa definisi Mu’arrab secara terminologi, antara lain:
1.
Menurut As-suyuti: “Bahasa yang
digunakan orang arab, dari lafadz yang bukan berasal dari bahasanya”.
2.
Menurut Jauhari dalam kitabnya (As-shohah 1/272) :”peng-araban kata benda ‘ajam
yang diucapkan orang arab”
B.
Nama-nama lain dari mu’arrab
Dikenal
beberapa nama/ istilah yang dipakai, diantaranya:
1. Al-mu’arrab (المعرّب)
2. At-Ta’rib(التعريب)
3. Ad-Dakhil (الدخيل)
§ Al-mu’arrab (المعرّب)yaitu kata-kata asing yang telah dimasukkan
kedalam bahasa Arab.
§
At-Ta’rib(التعريب), yaitu kosa-kata asing yang telah
diserap ke dalam bahasa Arab, atau kosa-kata asing yang telah dirubah orang
Arab ‘menjadi bahasa mereka’ dengan cara pengurangan
‘al-naqsh’,
penambahan
‘al-ziyadah’, dan
pembalikan
‘al-qalb’.
§
Al-Muwallad (المولّد)merupakan
bahasa arab yang lahir tatkala adanya percampuran antara orang-orang keturunan
arab dengan orang non araab serta melahirka satu bahasa. Percampuran yang tidak
terbendung dari dua kelompok bangsa arab dan non arab dengan adanya perkawinan
di antara anggota kelompok yang berbeda ini menyebabkan lahirnya berbagai macam
istilah baru yang mereka serap dari berbagai bahasa (dialek) yang telah ada.
§
Ad-Dakhil
(الدخيل)
C.
Perselisihan Pada Mu’arrab
Sejak dahulu para ulama
ternyata sudah banyak mendiskusikan hal ini. Setidaknya ada tiga pendapat yang
berkembang dengan sikap berbeda terkait persoalan kosa-kata serapan asing dalam
al-Qur’an,
pendapat pertama dan kedua saling
berbeda dan pendapat ketiga agaknya ingin menyatukannya.
1. Pendapat Pertama: Quran Seluruhnya Bahasa Arab
Pendapat pertama mengatakan bahwa Al-Quran 100% berbahasa arab, tidak ada
unsur serapa dari bahasa lain. Hal itu karena di dalam Al-Quran disebutkan
secara tegas dan lebih dari satu kali tentang hal itu. Maka tidak pada
tempatnya kalau kita mengatakan bahwa di dalam Al-Quran ada bahasa selain
bahasa Arab.
Yang berpendapat seperti ini diantaranya: Imam Syafii, Abi Ubaidah, Ibn
Faris, dan lainnya. Dalil mereka sebagaimana firman Allah SWT:
﴿قرآناً عربيّاً لعلّكم تعقلون﴾ يوسف/2
Al-Qur'an dengan berbahasa
Arab, agar kamu memahaminya. (QS. Yusuf: 2)
2. Pendapat
Kedua: Dimungkinkan Adanya Bahasa Selain Arab dalam Al-Quran
Di antara yang berpendapat seperti ini adalah Abu Ubaid Al-Qasim bin
Salam, Al-Khuwayyi, Ibnu An-Naqib dan Al-Imam Asy-Syukani. Diriwayatkan dari
Ibnu Abbas, Mujahid, Ibnu Ikrimah, Atha’ dan lainnya dari ahli ilmu bahwa
mereka telah menyatakan terdapat banyak bahasa ajam (non-arab) di dalam
Al-Quran.
Di antaranya
lafadz: طه, اليَمُّ, الطور,
الربّانيون,
semuanya adalah bahasa Suryaniyah. Lafadz مشكاة serta كفلين berasal dari serapan bahasa Habasyah.
Sedangkan lafadz صراط, القسطاس
dan الفردوس berasal
dari serapan bahasa Romawi. Semua ini adalah pendapat Abu Ubaid yang dianggap
sebagai ahli ilmu dari kalangan fuqaha’.
3. Pendapat
Ketiga: Pertengahan
Abu Ubaid Al-qasim berkata: “ Yang benar
menurutku adalah
membenarkan dua
pendapat diatas”
Pendapat
ketiga memandang bahwa hujjah yang mewakili pendapat pertama dan kedua sama-sama
kuat, tidak bisa dipatahkan begitu saja. Jadi pendapat ketiga ini agaknya ingin
mengkompromikan kedua pendapat yang saling berbeda.
Misalnya,
mereka katakan bahwa meski suatu lafadz awalnya dianggap bukan dari bahasa
arab, namun kemudian berubah menjadi bahasa arab. Sehingga ketika Al-Quran
turun, lafadz itu sudah dikenal oleh bangsa arab dan sudah dianggap menjadi
bagian dari bahasa arab. Maka kedua pendapat itu tidak salah dan tidak
bertentangan secara hakikatnya.
Yang
mengatakan bahwa lafadz itu bukan bahasa arab, tidak bisa disalahkan karena
mereka bisa dari asal muasal sejarah lafadz itu yang memang bukan arab. Tapi
yang mengatakan bahwa lafadz itu adalah lafadz bahasa arab juga benar, sebab
pada saat Al-Quran diturunkan lafadz itu sudah menjadi bagian dari bahasa arab.
Walhasil,
meskipun terjadi perbedaan Filologis atau Fiqhul Lughoh tentang
sebagian kosakata yang digunakan oleh al-Qur’an, tapi ada satu hal yang perlu
kita cermati dan sadari untuk kemudian kita yakini bahwa perbedaan pendapat itu
sama sekali tidak mengusik kefasihan al-Qur’an sedikit pun, kefasihan yang
tidak akan tertandingi sampai akhir zaman.
D. Kitab-kitab Tentang Mu’arrab
Beberapa
ulama menyendirikan mu’arrab didalam kitab yang khusus diantaranya:
1.
Al-Mu’arrab, oleh Abu Mansur
Al-jawaliqi (W: 450 H).
2.
Fit Ta’rib Wal Mu’arrab, oleh
Ibnu Barri.
3.
al-Muhazzabu fima waqa’a fi
al-Qura’n min al-Mu’arrab, oleh As-Suyuti
E. Tanda-tanda ‘Ajam / Mu’arrab
Untuk
mengidentifikasi ke-'ajaman suatu kata, para linguis Arab menerapkan
beberapa prinsip yang dengan prinsip-prinsip tersebut ke'ajaman suatu kata
dapat diketahui. Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah:
1.
Pemindahan,
2.
Menyalahi Wazan Arab,
seperti: إبريسم
3.
Kata yang diawali nun kemudian ra, contoh: (نرجس)، (نرس)،
(نرجه)
4.
Kata yang diakhirnya Ra sesudah Dzal, contoh: (مهنذر)
5.
Terkumpulnya shad dan jim dalam satu kalimat. Contoh : الجص
6.
Terkumpulnya jim dan qaf dalam satu kalimat. Contoh : المنجنيق
7.
Kata yang berwazan ruba’I dan
khumasi tidak mengandung أحراف الذلاقة
8.
Terkumpulnya ba’, ta’ dan
sin dalam satu kata, Contoh: بستان
9.
Terkumpulnya jim dan
tha’ dalam satu kata, contoh : الطاجن
10. Jarang ditemukan
ra’ dan lam dalam satu kalimat. Contoh: ورل
11. Dalam pembicaraan orang Arab, tidak ditemukan dzal
sesudah dal kecuali sedikit, seperti بغداذ
12. Adanya huruf syin sesudah lam
13. Study histories dan penelitian ilmiah yang tidak terdapat
di jazirah Arab
F.
Alasan Timbulnya Mu’arrab
1. Adanya Keperluan, Seperti:
-
Nama benda : إبريق
-
Nama Pakaian : السندس
-
Nama Permata : الفيروز
-
Jenis Roti : الكعك
-
Tumbuhan yang berbau harum: الياسمين
-
wangi-wangian : العنبر
2.
Adanya sesuatu yang asing,
Seperti:
-
(الدشت) : وهي الصحراء، و( البوصي) : السفينة
3.
Adanya kekaguman orang arab dengan lafadz ’ajam,
seperti:
-
الياسمين dalam bahasa Arab yaitu: السّمسق
G. Kosa kata serapan asing
(mu’arrab) dalam Al-qur’an
Arthur Jeffery,
dalam karyanya
The Foreign Vocabulary
of the Quran. menganalisa
beberapa buku karya tokoh Islam, seperti al-Itqân fi Ulûm al-Qur’an dan al-Muhazzabu
fima waqa’a fi al-Qur’an min al-Mu’arrab karya al-Suyûthi, serta buku al-Mu‘arrab
karya al-Jawâliqi. Lalu ia mengklasifikasikan kosakata asing dalam al-Qur’an
berdasarkan asal-usulnya, sebagai berikut:
a. Words borrowed from Ethiopic (لسان الحبشة)
b. Words
borrowed from Persian (اللغة
الفارسية)
c. Words
borrowed from Greek (اللغة
الرومية)
d. Words
borrowed from Indian (اللغة
الهندية)
e. Words
borrowed from Syriac (اللغة
الشريانية)
f. Words
borrowed from Hebrew (اللغة
العبرانية)
g. Words
borrowed from Nabatiean (اللغة
النبطية)
h. Words
borrowed from Coptic (اللغة
القبطية)
i. Words
borrowed from Turkish (اللغة
التركية)
j. Words
borrowed from Negro (اللغة
الزنجية)
k. Words
borrowed from Berber (اللغة
البربرية)
Jalâluddin al-Suyûthi, dalam bukunya
al-Itqân, selain memuat pendapatnya sendiri ia juga memuat pendapat Ibnu
al-Subki dan al-Khafiz Ibn Hajar yang mengumpulkan kosa-kata bukan Arab yang
digunakan al-Qur’an dalam bentuk syair.
Berikut ini kosa kata serapan yang sudah
diklasifikasikan dan diurutkan berdasarkan abjad Arab, antara lain:
Huruf
|
Kata
|
Makna Kata
|
Asal Bahasa
|
ا
|
- أبا
- أباريق
- إبلعى
- أخلد
- الأرائك
- ازر
- استبرق
- اصرى
- اكواب
- أليم
- إلا
- إناه
- انية
- أواب
|
-
Rumputan
-
Saluran air, menuangkan air
-
-
Rukun, sandaran
-
Ranjang, dipan
-
Syaikh, Orang yang sudah uzur
-
-
Perjanjian
-
Gelas, Cangkir
-
-
Nama Allah
-
-
Kampung, tempat kediaman, Rumah
-
Lampu
|
- Maghrib
- Persi
- Ethiopia
- Ibrani
- Ethiopia
- Persi
- Persi
- Nabti
- Nabti
- Ibrani
- Nabti
- Barbar
- Barbar
- Ethiopia
|
ب
|
- بطائن
- بعير
- بيع
|
-
-
Unta yang halus jalannya
-
|
- Qibti
- Ibrani
- Persi
|
ت
|
- تتبيرا
- تحت
- تنور
|
-
-
-
|
- Nabti
- Nabti
- Persi
|
ج
|
- جبت
- جهنم
|
-
Berhala, Sihir, Tukang sihir
-
Neraka
|
- Ethiopia
-
Persi
|
ح
|
- حرام
- حطة
|
-
Yang terlarang, haram
-
|
-
Ahlul kitab
|
د
|
- درست
- دري
- دينار
|
-
-
- Mata uang emas pada zaman dulu
|
- Ibrani
- Ethiopia
- Persi
|
ر
|
- ربانيون
- الرس
- الرقيم
- رمز
- رهو
|
-
-
Sumur
-
Kitab, buku, tulisan
-
Simbol, lambing
-
Pelan-pelan, tenang
|
- Ibrani, Suryani
-
- Romawi
- Ibrani
- Nabti, Suryani
|
ز
|
- الزنجبيل
|
-
Jahe, Arak
|
- Persi
|
س
|
- سجدا
- السجل
- سرادق
- سرى
- سفرة
-
سكر
-
سلسبيل
-
سندس
-
سيدها
-
سنين
-
سين
|
-
Sujud, Menundukkan
-
Surat
-
-
-
-
Mabuk
-
-
-
-
-
|
- Suryani
- Ethiopia
- Persi
- Persi
- Nabti
- Ethiopia
- ‘ajam
- Persi
- Qibti
- Ethiopia
- Nabti
|
ش
|
- شطر
- شهر
|
-
-
Bulan,
|
- Ethiopia
- Suryani
|
ص
|
- الصراط
- صرهن
|
-
Jalan
-
|
- Romawi
- Nabti
|
ط
|
- طه
- الطاغوت
- طفقا
- طوبى
- الطور
- طوى
|
-
-
Dukun
-
-
-
Gunung
-
Laki-laki, Orang
|
- Ethiopia
- Ethiopia
- Romawi
- Ethiopia
- Suryani
- Ibrani
|
ع
|
- عدن
- العرم
|
-
-
|
- Suryani
- Ethiopia
|
غ
|
- غساق
- غيض
|
-
-
|
- Turki
- Ethiopia
|
ف
|
- فردوس
|
-
Kebun, taman
|
-
Romawi
|
ق
|
- قرطاس
- قسطاس
- قسورة
- قطنا
- قفل
- القمل
- قنطار
- القيم
|
-
Kertas
-
|
-
Abyssinia
-
Romawi
- Ethiopia
-
Nabti
-
Persi
-
Suryani
-
Romawi, suryani
-
Suryani
|
ك
|
- كافور
- كفر
- كفلين
- كتر
- كورت
|
-
|
-
-
Ibrani
- Ethiopia
-
Persi
-
Persi
|
م
|
- متكئا
- مزجاة
- مسك
- مشكاة
- مقاليد
- ملكوت
- مناص
- منساة
- منفطر
- المهل
|
-
|
- Ethiopia
-
Qibti
-
Persi
- Ethiopia
-
Persi
-
Nabti
-
Nabti
- Ethiopia
- Ethiopia
-
Barbar
|
ن
|
- ناشئة
|
-
|
- Ethiopia
-
|
هـ
|
- هدنا
- هون
- هيت
لك
|
-
|
-
Ibrani
-
Suryani
-
Nabti
|
و
|
- وراء
- وزر
|
-
|
-
Ibrani
-
Nabti
|
ي
|
- ياقوت
- يحور
- يس
- يصدون
|
-
|
-
Persi
-
Persi
- Ethiopia
- Ethiopia
|
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
§ Mu’arrab berasal
dari (عرّب-يعرّب- تعريبا) yang
berarti “kosa kata asing yang diserap menjadi bahasa Arab”.
§ Beberapa nama/ istilah yang dipakai dalam mu’arrab, diataranya:
o
Al-mu’arrab (المعرّب)
o
At-Ta’rib(التعريب)
o
Ad-Dakhil (الدخيل)
o
Al-Muwallad (المولّد)
§ Ada tiga
pendapat yang berkembang dengan sikap berbeda terkait persoalan kosa-kata
serapan asing dalam al-Qur’an, yaitu:
Pendapat Pertama : Quran Seluruhnya Bahasa Arab
Pendapat Kedua :Dimungkinkan Adanya Bahasa Selain Arab
dalam Al-Quran.
Pendapat Ketiga : Pertengahan.
§ Kitab-kitab Tentang Mu’arrab
1. Al-Mu’arrab, oleh Abu Mansur Al-jawaliqi (W: 450 H).
2. Fit Ta’rib Wal Mu’arrab, oleh Ibnu Barri.
3. al-Muhazzabu fima waqa’a fi al-Qura’n min al-Mu’arrab,
oleh As-Suyuti
§ Alasan Timbulnya Mu’arrab
Adanya Keperluan, adanya sesuatu yang
asing, adanya kekaguman orang arab dengan lafadz ’ajam.
§ Kosa kata serapan asing
(mu’arrab) dalam Al-qur’an
Dari
Ethiopia
yaitu
الأب، الجبت، أرئك، مشكاة، يس.
Dari Persia yaitu;
استبرق،
ديباج، سندس، أباريق، كافور، كنز، مجوس، دينار، مسك، زنجبيل، مقاليد
DAFTAR
PUSTAKA
§ Ahmad Dairobi, Abi Muhammad Al-Banjari. Muhadarat fi fiqhi
Lughah, (Banjarmasin:
Daar Humaida Lin-nasyri Wa at-Tauzi’, 2009)
§ ,Emil Badi’. Fiqhu al-Lughah al-Arabiyyah wa Khasâisuhâ,
(Beirut: Dâr
al-Tsaqafah al-Islâmiyyah, tt)
§ Jeffery, Arthur. Foreign Vocabulary of the Quran,
(Oriental institute, 1938)
Arthur Jeffery, Foreign Vocabulary of the Quran,
(Oriental institute, 1938), hal. 13