PENDALAMAN MATERI PAI
PADA MATA PELAJARAN AGAMA ISLAM SIFAT MUSTAHIL
BAGI ALLAH
Tugas Mata Kuliah Pendalaman Materi PAI
DOSEN PENGASUH :
Prof. Dr. H.
Mahyuddin Barni, M.Ag
Dr. Hairul Hudaya,
M.Ag
OLEH:
Amelia Fitriani
NIM. 1502521453
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI
PASCASARJANA
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BANJARMASIN
2016
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap Alhamdulillah puji syukur
kehadirat Allah SWT, yang senantiasa selalu melimpahkan rahmat, taufik dan
hidayahnya kepada kita semua. Shalawat dan salam atas junjungan jkita Nabi
besar Muhammad SAW beserta sahabat, kerabat dan orang-orang yang mengikuti
langkah beliau hingga akhir zaman. Sehingga penyusun dapat menyelesaiakan makalah
ini yang berjudul “Pendalaman Materi PAI Pada Mata Pelajaran Agama Islam
tentang Sifat Mustahil Bagi Allah “.
Penyusunan makalah
ini dimaksudkan untuk memperluas wawasan dalam rangka memperbanyak ilmu
pengetahuan dan juga sebagai salah satu syarat yang wajib di penuhi. Penyusun
sepenuhnya sangat menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak
kekurangannya di sebabkan keterbatasan pengetahuan penyusun oleh karena itu
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak
demi kesempurnaan makalah ini yang akan datang.
Dalam proses
penyelesaian makalah ini kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih
sebesar-besarnya kepada :
Bapak Prof.
Dr. H. Mahyuddin Barni, M.Ag dan
Dr. Hairul Hudaya, M.Ag selaku dosen mata kuliah Pendalaman Materi PAI.
Akhirnya penyusun
mengharapkan semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi diri
penyusun dan juga bermanfaat bagi orang lain.
Banjarmasin, 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul
|
………………………………………………………………
|
I
|
Kata
Pengantar
|
………………………………………………………………………
|
Ii
|
Daftar isi
|
………………………………………………………………………
|
iii
|
BAB I
|
PENDAHULUAN…………………………………………………
|
1
|
A.
Standar
Kompetensi …………………………………………..
|
2
|
|
B.
Kompetensi
Dasar ……………………………………………..
|
2
|
|
C.
Indikator
……………………………………………………….
|
2
|
|
BAB II
|
PEMBAHASAN
………………………………………………….
|
3
|
A. Materi
Tentang Sifat Mustahil Bagi Allah ……………….....
|
3
|
|
B. Analisis
Materi
............................................................................
|
5
|
|
C. Metode
………………………………………………………….
|
8
|
|
D.
Evaluasi
………………………………………………………...
|
9
|
|
BAB III
|
PENUTUP
……………………………………………………...
|
11
|
A. Simpulan
………………………………………………………….
|
11
|
|
DAFTAR PUSTAKA
|
13
|
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan Agama Islam adalah suatu
aktifitas atau usaha-usaha tindakan dan bimbingan yang dilakukan secara sadar
dan sengaja serta terencana yang mengarah pada terbentuknya kepribadian anak
didik yang sesuai dengan norma-norma yang ditentukan oleh ajaran agama.
Pendidikan Agama Islam juga merupakan upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, mengahayati, hingga
mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama islam
dari sumber utamanya yaitu kitab suci al-quran dan al-hadits, melalui kegiatan
bimbingan pengajaran, latihan, serta penggunaan pengamalan.
Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di
Sekolah Dasar (SD) secara keseluruhan berada pada lingkup al-Qur’an dan al-Hadits,
keimanan, akhlaq, fiqih, dan sejarah. Ruang lingkup pendidikan agama Islam
mencakup pewujudan keserasian, keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia
dengan Allah SWT, diri sendiri, sesama manusia, mahluk lainnya maupun
lingkungannya.
Pendidikan
Agama Islam identik dengan aspek-aspek Pengajaran Agama Islam karena materi
yang terkandung didalamnya merupakan perpaduan yang saling melengkapi satu
dengan yang lainnya.
Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
di Sekolah dasar bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat :
1.
Menumbuhkembangkan
akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan,
pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam
sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya
kepada Allah SWT;
2.
Mewujudkan
manuasia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang
berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis,
berdisiplin, bertoleransi, menjaga keharmonisan secara personal dan sosial
serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.
(Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan)
(Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan)
Adapun dalam makalah pendalaman materi ini secara khusus
akan di bahas materi PAI untuk kelas III Sekolah Dasar semester dua tentang sifat
mustahil bagi Allah dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar sebagai
berikut:
A. Standar
Kompetensi
6. Mengenal
sifat mustahil Allah SWT
B. Kompetensi
Dasar
6.1 Menyebutkan
sifat mustahil Allah SWT
6.2 Mengartikan
sifat mustahil Allah SWT
C.
Indikator
1.
Menjelaskan pengertian sifat mustahil bagi Allah SWT
2.
Menyebutkan sifat mustahil bagi Allah SWT
3.
Menghafal sifat
mustahil bagi Allah SWT
D. Tujuan
1.
Siswa menjelaskan pengertian sifat mustahil bagi Allah SWT
2.
Siswa menyebutkan sifat mustahil bagi Allah SWT
3.
Siswa menghafal sifat
mustahil bagi Allah SWT
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Materi tentang Sifat Mustahil Allah SWT
Sifat mustahil Allah adalah :
1. 'Adam
8. Karahah
2. Hudus
9. Jahlun
3. Fana'
10. Mautun
4. Mumaasalatulilhawaadisi
11. Summun
5. Qiyaamuhu Bighairihi
12. 'Umyun
6. Ta'adud 13.
Bukmun
7. 'Ajzun
Arti Sifat Mustahil Allah SWT
1. 'Adam, artinya tidak ada.
Mustahil
(tidak mungkin) Allah SWT tidak ada, pasti ada. Adanya alam semesta
berikut isinya membuktikan Allah itu ada. Memang keberadaan Allah berbeda
dengan keberadaan makhluk ciptaanNya.
2. Hudus, artinya baru.
Mustahil (tidak mungkin) Allah SWT itu
baru. Allah adalah zat terdahulu, tidak ada yang lebih dahulu dari-Nya. Allah
adalah zat yang tidak ada awalnya dan tidak ada akhirnya.
3. Fana', artinya binasa.
Mustahil (tidak mungkin) Allah SWT itu
binasa. Lain halnya dengan makhluk ciptaan-Nya yang selalu berubah. Allah
adalah zat yang kekal abadi, tidak
berubah, tidak mati, apalagi binasa.
4. Mumaasalatu lil hawaadisi, artinya sama dengan makhluk. Mustahil (tidak mungkin)
Allah SWT itu sama dengan makhluk ciptaan-Nya. Allah tidak ada yang menyerupai,
apalgi sama. Allah adalah zat yang berbeda dengan makhluk-Nya.
5. Qiyaamuhu bighairihi, artinya berdiri dengan yang lainnya. Mustahil (tidak
mungkin) Allah SWT berdiri dengan yang
lainnya atau bekerjasama dengan yang lainnya atau Allah ada yang menciptakan.
Allah adalah zat yang berdiri sendiri.
6. Ta'adud artinya terbilang. Mustahil Allah terbilang.
7. 'Ajzun artinya lemah. Mustahil Allah itu lemah.
8. Karahah, artinya terpaksa. Mustahil Allah itu terpaksa.
9. Jahlun, artinya bodoh. Mustahil Allah itu bodoh.
10. Mautun, artinya mati. Mustahil Allah itu mati.
11. Summun, artinya tuli. Mustahil Allah itu tuli.
12. 'Umyun, artinya buta. Mustahil Allah itu buta.
13. Bukmun, artinya bisu. Mustahil Allah itu bisu.
Mutiara
Islam
Firman
Allah SWT dalam surah Al A'raf ayat 54:
"Sesungguhnya
Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa.
Lalu, Dia bersemayam di atas Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang
mengikutinya dengan cepat. Dan (ciptaan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang
(masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah yang menciptakan dan
memerintah hanyalah hak Allah, Tuhan semesta Alam."
Aktivitas Islami
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan
benar!
1.
Siapa
yang memberi hidup dan penghidupan kita?
2.
Apakah
artinya sifat mustahil Allah?
3.
Ada
berapa sifat mustahil Allah?
4.
Mungkinkah
Allah itu tidak ada?
5.
Siapakah
yang hendak di sembah oleh manusia?
Sepenggal Kisah
Al
Fatihah sebagai obat
Pada
Masa Rasulullah, ada seseorang yang putranya sakit. Berbagai pengobatan telah
di usahakan. Namun putranya belum sembuh juga. Pada suatu hari, di lihatnya ada
seorang pedagang keliling. Karena bingung, di panggilnya pedagang tadi.
Pedagang itu diminta mengobati putranya. Pedagang itu membaca surah Al fatihah.
Pedagang itu baru hafal surah Al fatihah. Pedagang itu di ajari oleh
Rasulullah. Atas izin Allah anak itu sembuh.
Disarikan dari kisah sahabat Nabi
Intisari (Rangkuman)
v Allah memiliki sifat wajib dan mustahil
v Sifat mustahil Allah ialah sifat yang tidak mungkin dimiliki Allah.
v Sifat-sifat Allah sangat berbeda dengan sifat makhluk ciptaan-Nya
v Dengan mempelajari sifat-sifat Allah, keimanan kita semakin kuat.
v Menyamakan Allah dengan makhluk ciptaan-Nya adalah perbuatan
syirik.
v Perbuatan syirik sangat di benci oleh Allah SWT, bahkan merupakan
perbuatan dosa yang tidak di ampuni Allah SWT.
B.
Analisis Materi
a.
Dari
Segi Isi dan Kesesuaian dengan SK / KD
Secara umum materi "Sifat
mustahil bagi Allah" yang di sajikan oleh penulis buku ini telah memenuhi
unsur-unsur standar kompetensi, kompetensi dasar yang telah di rumuskan
dalam silabus yaitu mengenal, menyebut, dan mengartikan sifat mustahil bagi
Allah. Tetapi jika dilihat dari indikator yang termuat pada silabus, maka
ada beberapa bahasan yang tidak dimuat oleh penulis pada buku ini yaitu dalam menjelaskan sifat mustahil bagi Allah.
Dalam materi sifat mustahil bagi
allah penulis tidak menjelaskan secara luas, hanya menyampaikan secara
implisit. Berbeda dengan materi sifat wajib bagi Allah di semester satu, yang
di jelaskan lebih luas. Pemaparan materinya pun tidak disertai dengan contoh.
Hal ini dapat menyebabkan peserta didik kesulitan untuk memahami materi
tersebut. Terlebih lagi, aspek tauhid atau akidah merupakan aspek yang masih
sulit untuk masuk ke dalam ranah fikiran anak usia sekolah dasar. Meskipun hal
ini dapat saja di atasi dengan kepiawaian guru dalam mengatur strategi dan
metode pembelajaran yang sesuai sehingga siswa dapat memahami materi ini dengan
baik. Akan tetapi jika materi ini ditulis secara sistematis dan jelas, tentu
akan lebih memudahkan peserta didik untuk memahaminya. Penulis juga tidak
menuliskan dalil dari ayat Al-quran ataupun hadist.
Disamping beberapa kekurangan
sebagaimana di sampaikan di atas, secara
umum sesungguhnya buku Pendidikan Agama Islam: Untuk Sekolah Dasar Kelas III
yang disusun oleh New Teaching Resource ini cukup menarik karena pada
setiap babnya di lengkapi dengan beberapa fitur berikut ini :
1.
Cover
Bab dengan Gambar Pendukung. Disajikan berwarna dengan nuansa islami. Bertujuan
merangsang minat siswa lebih giat belajar serta memancing kreatifitas dan
imajinasi siswa.
2.
Tadarus,
berisikan kegiatan membaca surah-surah pendek dari Alquran secara tartil.
Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca Alquran.
3.
Cerita
Pengantar, merupakan pengantar masuk ke dalam materi. Dalam cerita di gunakan
tokoh yang memiliki karakter islami. Bertujuan untuk memberikan gambaran
tentang materi yang akan di bahas.
4.
Aktivitas
Islami, berisikan berbagai kegiatan islami yang dapat di lakukan siswa.
Bertujuan untuk mempermudah aplikasi materi dalam kehidupan siswa sehari-hari.
5.
Mutiara
Islam, berisikan materi tambahan, kan utipan ayat Alquran yang sesuai dengan
materi yang sedang di pelajari. Bertujuan untuk memperluas cakrawala
pengetahuan mengenai Islam.
6.
Sepenggal
Kisah, berisikan kisah islami yang dapat di jadikan tauladan. Bertujuan untuk
memperluas cakrawala pengetahuan siswa melalui cerita yang mengandung hikmah.
7.
Intisari,
berisikan rangkuman materi. Bertujuan untuk
mengingatkan siswa terhadap materi yang baru selesai.
8.
Iqra,
berisikan pelajaran baca tulis Alquran. Diberikan secara bertahap sesuai tingkat
kemampuan siswa. Bertujuan untuk memperkenalkan cara membaca dan menulis huruf
hijaiyyah.
b.
Dari
Segi Kesesuaian Materi dengan Perkembangan Psikologis Siswa
Melihat berdasarkan perkembangan
psikologi anak, baik materi sifat wajib ataupun sifat mustahil bagi Allah hanya
bisa sampai kepada tahap mengetahui dan mengartikan saja. Dalam SK dan KD
menggambarkan bahwa ranah yang ingin di ukur dalam pembahasan sifat mustahil
bagi Allah ini adalah ranah kognitif saja, tidak sampai kepada ranah afektif
ataupun psikomotorik. Untuk menanamkan pemahaman dan pembentukan sikap dari
materi sifat mustahil bagi Allah memang sulit. Yang demikian harus di sesuaikan
dengan psikologi dan perkembangan usia anak sekolah dasar.
Piaget memandang perkembangan
intelektual atau kemampuan kognitif manusia terjadi dalam empat tahap, yaitu sensorimotor
(usia lahir – 2 tahun), preoperational (usia 2 – 7 tahun), concrete
operational (usia 7 – 11 tahun), dan formal operational (usia 11 –
15 tahun). Masing-masing tahapan memiliki ciri dan kemampuan yang berbeda dalam
menerima pengetahuan. (Nurhayati, 2011 : 34).
Tahap perkembangan siswa kelas 3
sekolah dasar masuk kepada tahap concrete operasional yaitu pada
usia 7 – 11 tahun. Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah
mulai menggunakan aturan-aturan yang jelas dan logis. Anak telah memiliki
kecakapan berfikir logis akan tetapi hanya dengan benda-benda yang bersifat
konkret.
Dalam belajar siswa memerlukan
bantuan dari benda sebagai alatnya sedangkan orang dewasa belajar tidak selalu
memerlukan benda-benda. Inilah sebabnya anak Learning by doing, sedang
orang dewasa dikatakan Learning by thinking. Hal ini dikarenakan anak
masih hidup di dalam dunia konkret, dunia nyata. Sedang orang dewasa sudah
dapat meninggalkan dunia nyata ke dunia abstrak atas bantuan kemampuan
berfikirnya. (Agus Sudjanto, 1996 : 15).
Salah satu kendala dalam penanaman
norma-norma kesusilaan dan agama adalah bentuk masalahnya abstrak sedangkan
cara berfikir anak masih dalam taraf berfikir konkret. Dalam hal ini, di
samping materi yang tertera di buku, guru mesti lebih memberikan wawasan yang
lebih luas lagi, penjabaran yang lebih menarik lagi dan pendekatan yang lebih
luwes lagi, agar bisa mengarahkan cara berfikir anak agar tercapai standar
kompetensi yang di inginkan.
C.
Metode
Ada berbagai metode pembelajaran
yang dapat di terapkan oleh guru pendidikan agama Islam. Tidak hanya metode
ceramah yang mendominasi sepanjang pelajaran berlangsung. Meskipun metode
ceramah ini akan selalu dilakukan oleh guru. Tetapi variasi dalam penyuguhan
materi akan memberikan warna yang berbeda yang di harapkan nantinya tujuan
pembelajaran akan tercapai dengan maksimal.
Buku ini tidak menuliskan secara
khusus metode apa saja yang dapat di terapkan oleh guru dalam menyampaikan
materi ini kepada siswa, tetapi dari isi materi yang dituliskan maupun dari
silabus dapat disimpulkan beberapa metode yang di sarankan selain metode
ceramah, yaitu :
1.
Metode
Tanya Jawab
Metode ini memungkinkan terjadinya
komunikasi langsung antara guru dan siswa. Bisa dalam bentuk guru bertanya dan
siswa menjawab. Bisa juga siswa bertanya guru menjawab. Hubungan antara guru
dan siswa merupakan hubungan timbal balik secara langsung. (Depag RI : 2001)
Metode tanya jawab dapat di nilai
sebagai metode yang tepat apabila pelaksanaannya di tujukan untuk :
a.
Meninjau
ulang pelajaran atau ceramah yang lalu, agar siswa memusatkan lagi perhatian
pada jenis dan jumlah kemajuan yang telah di capai sehingga mereka dapat
melanjutkan pelajarannya.
b.
Menyelingi
pembicaraan agar tetap mendapatkan perhatian siswa, atau dengan perkataan lain
untuk mengikut sertakan mereka.
c.
Mengarahkan
pengamatan dan pemikiran mereka. (Martinis, 2003)
2.
Metode
Diskusi
Metode diskusi merupakan interaksi
antara siswa dan siswa atau siswa dengan guru untuk menganalisis, memecahkan
masalah, menggali atau memperdebatkan topik atau permasalahan tertentu. Metode
diskusi adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa-siswa dihadapkan kepada
suatu masalah, yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat
problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama. (Syaiful Bahri Djamarah dan
Aswan Zain : 2006).
Dalam berdiskusi tidak semua persoalan patut didiskusikan, persoalan yang
patut didiskusikan hendaknya memiliki syarat-syarat sebagai berikut:
1.
Menarik perhatian siswa
2.
Sesuai dengan tingkat perkembangan
siswa
3.
Memiliki lebih dan satu kemungkinan
pemecahan atau jawaban, bukan kebenaran tunggal, dan
4.
Pada umumnya tidak mencari mana
jawaban yang benar, melainkan menggunakan pertimbangan dan perbandingan.
(Sabri, 2005 : 57)
Oleh karena
itu, metode diskusi bukanlah hanya percakapan atau debat biasa, tapi diskusi
timbul karena ada masalah yang memerlukan jawaban atau pendapat yang
bermacam-macam. Dalam metode diskusi ini peranan guru sangat penting dalam rangka
menghidupkan kegairahan siswa berdiskusi.
D.
Evaluasi
Evaluasi dapat dilakukan melalui tes
lisan, tertulis dengan bentuk soal pilihan ganda, isian singkat ataupun essay.
Dengan catatan, soal-soal yang di berikan harus mengacu kepada indikator.
Evaluasi juga dapat berbentuk penilaian portofolio, dalam hal ini misalnya
siswa dapat membuat laporan hasil diskusi yang telah dilakukannya bersama
dengan kelompoknya.
Ada tiga macam bentuk soal yang terdapat
pada buku Pendidikan Agama Islam Untuk Sekolah Dasar Kelas III ini,
yaitu pilihan ganda, isian singkat, dan essay. Bentuk soal sudah sesuai dengan
indikator yang ada. Standar penilaian berdasarkan kriteria ketuntasan minimal
yang telah di tetapkan. Soal yang di cantumkan mengukur aspek kognitif saja.
Dalam penilaian proses hanya menekankan pada keaktifan siswa, penilaian
karakter yang di harapkan tidak sepenuhnya tergambar dalam butir soal maupun
dalam penilaian proses.
Berikut ini beberapa contoh yang
sesuai dengan indikator :
1.
Menjelaskan pengertian sifat mustahil bagi Allah
Contoh
soal :
1.
Sifat
yang tidak mungkin ada pada Allah adalah . . .
a.
Wajib b. Jaiz c. Mustahil d. Sunah
2.
Mustahil
Allah bersifat Fana' artinya . . .
a.
Baru b.
Binasa c. Tuli d. Bisu
3.
'Adam
artinya . . . . .
4.
Apakah
artinya mumasalatu lilhawaadisi?
2.
Menyebutkan pengertian sifat mustahil bagi Allah
Contoh
soal :
1.
Sifat
mustahil antara lain adalah . . .
a.
Baqa' b. Hayat c. Qudrat d. Hudus
2.
Berikut
ini yang tidak termasuk termasuk sifat mustahil bagi Allah adalah .
a.
'Adam b. Qidam c. Fana' d. Hudus
3.
Yang
bersifat binasa adalah . . . .
3.
Menghafal sifat mustahil bagi Allah
Dalam
hal ini, guru bisa meminta para siswa maju ke depan untuk menghafal sifat-sifat
mustahil yang telah di pelajari kemudian memberikan penilaian.
BAB III
PENUTUP
Mata pelajaran Mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI) di Sekolah Dasar (SD) secara keseluruhan berada
pada lingkup al-Qur’an dan al-Hadits, keimanan, akhlaq, fiqih, dan sejarah.
Ruang lingkup pendidikan agama Islam mencakup pewujudan keserasian, keselarasan
dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, diri sendiri, sesama
manusia, mahluk lainnya maupun lingkungannya. Pendidikan Agama Islam identik
dengan aspek-aspek Pengajaran Agama Islam karena materi yang terkandung
didalamnya merupakan perpaduan yang saling melengkapi satu dengan yang lainnya.
Materi Sifat mustahil bagi Allah yang di sajikan oleh penulis buku
ini telah memenuhi unsur-unsur standar kompetensi, kompetensi dasar yang
telah di rumuskan dalam silabus yaitu mengenal, menyebut, dan mengartikan
sifat mustahil bagi Allah. Tetapi jika dilihat dari indikator yang termuat pada
silabus, maka ada beberapa bahasan yang tidak dimuat oleh penulis pada buku ini
yaitu dalam menjelaskan sifat
mustahil bagi Allah. Dalam materi
sifat mustahil bagi allah penulis tidak menjelaskan secara luas, hanya
menyampaikan secara implisit.
Materi sifat mustahil bagi Allah ini
jika dilihat berdasarkan perkembangan psikologi anak, baik materi sifat wajib
ataupun sifat mustahil bagi Allah hanya bisa sampai kepada tahap mengetahui dan
mengartikan saja. Dalam SK dan KD menggambarkan bahwa ranah yang ingin di ukur
dalam pembahasan sifat mustahil bagi Allah ini adalah ranah kognitif saja,
tidak sampai kepada ranah afektif ataupun psikomotorik. Untuk menanamkan
pemahaman dan pembentukan sikap dari materi sifat mustahil bagi Allah memang
harus di sesuaikan dengan psikologi dan perkembangan usia anak sekolah dasar.
Pemilihan sebuah metode harus
mengacu kepada beberapa pertimbangan yang akan mempengaruhi proses
pembelajaran, diantaranya adalah tujuan yang hendak dicapai, keadaan siswa,
materi pelajaran yang akan di sampaikan, kompetensi guru maupun pemahaman guru
terhadap kelebihan dan kekurangan metode itu sendiri.
Evaluasi dapat di lakukan melalui
tes lisan, tertulis dengan bentuk soal pilihan ganda, isian singkat ataupun
essay. Dengan catatan soal-soal yang diberikan harus mengacu kepada indicator
dan sesuai dengan tingkat perkembangan usia siswa atau peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama RI. 2001. Metodologi
Pendidikan Agama Islam, Jakarta.
Djamarah, Syaiful Bahri, dan Zain,
Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Lampiran Peraturan Menteri Agama RI
No. 2 Tahun 2008.
New
Teaching Resource. 2004. Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Dasar Kelas
III. Bandung : Penerbit Erlangga.
Nurhayati, Eti. 2011. Psikologi pendidikan Inovatif.
Yogyakarta: Pustaka belajar.
Sabri,
Ahmad. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Quantum Teaching.
Sudjanto, Agus. 1996. Psikologi
Perkembangan. Surabaya: Rineka Cipta.
Yamin, Martinis. 2008. Profesional
Guru dan Implementasi KTSP. Jakarta : Gaung Persada Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar