Senin, 26 Desember 2016

Makalah Pendalaman Materi PAI




PENDALAMAN MATERI PAI

PADA MATA PELAJARAN AGAMA ISLAM SIFAT MUSTAHIL BAGI ALLAH
 
Tugas Mata Kuliah Pendalaman Materi PAI

DOSEN PENGASUH :

Prof. Dr. H. Mahyuddin Barni, M.Ag
Dr. Hairul Hudaya, M.Ag 







OLEH:


Amelia Fitriani
                                               NIM. 1502521453



INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI
 PASCASARJANA
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BANJARMASIN
2016






KATA PENGANTAR

      Dengan mengucap Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa selalu melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahnya kepada kita semua. Shalawat dan salam atas junjungan jkita Nabi besar Muhammad SAW beserta sahabat, kerabat dan orang-orang yang mengikuti langkah beliau hingga akhir zaman. Sehingga penyusun dapat menyelesaiakan makalah ini yang berjudul “Pendalaman Materi PAI Pada Mata Pelajaran Agama Islam tentang Sifat Mustahil Bagi Allah “.
            Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memperluas wawasan dalam rangka memperbanyak ilmu pengetahuan dan juga sebagai salah satu syarat yang wajib di penuhi. Penyusun sepenuhnya sangat menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya di sebabkan keterbatasan pengetahuan penyusun oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini yang akan datang.
            Dalam proses penyelesaian makalah ini kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
Bapak Prof. Dr. H. Mahyuddin Barni, M.Ag dan Dr. Hairul Hudaya, M.Ag selaku dosen mata kuliah Pendalaman Materi PAI.
            Akhirnya penyusun mengharapkan semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi diri penyusun dan juga bermanfaat bagi orang lain.
                                                                                    Banjarmasin,                          2016


                                                                                                          Penyusun

DAFTAR ISI
                                                                                   

Halaman Judul
………………………………………………………………
I
Kata Pengantar
………………………………………………………………………
Ii
Daftar isi
………………………………………………………………………
iii



BAB I
PENDAHULUAN…………………………………………………
1

A.    Standar Kompetensi …………………………………………..
2

B.     Kompetensi Dasar ……………………………………………..
2

C.    Indikator ……………………………………………………….
2
BAB II
PEMBAHASAN ………………………………………………….
3

A.    Materi Tentang Sifat Mustahil Bagi Allah ……………….....
3

B.     Analisis Materi ............................................................................
5

C.     Metode ………………………………………………………….
8

D.    Evaluasi ………………………………………………………...
9
BAB III
PENUTUP ……………………………………………………...
11

A. Simpulan ………………………………………………………….
11





DAFTAR PUSTAKA
13







 BAB I
PENDAHULUAN

Pendidikan Agama Islam adalah suatu aktifitas atau usaha-usaha tindakan dan bimbingan yang dilakukan secara sadar dan sengaja serta terencana yang mengarah pada terbentuknya kepribadian anak didik yang sesuai dengan norma-norma yang ditentukan oleh ajaran agama. Pendidikan Agama Islam juga merupakan upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, mengahayati, hingga mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama islam dari sumber utamanya yaitu kitab suci al-quran dan al-hadits, melalui kegiatan bimbingan pengajaran, latihan, serta penggunaan pengamalan.
Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di Sekolah Dasar (SD) secara keseluruhan berada pada lingkup al-Qur’an dan al-Hadits, keimanan, akhlaq, fiqih, dan sejarah. Ruang lingkup pendidikan agama Islam mencakup pewujudan keserasian, keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, diri sendiri, sesama manusia, mahluk lainnya maupun lingkungannya.
Pendidikan Agama Islam identik dengan aspek-aspek Pengajaran Agama Islam karena materi yang terkandung didalamnya merupakan perpaduan yang saling melengkapi satu dengan yang lainnya.
Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah dasar bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat :
1.    Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT;
2.    Mewujudkan manuasia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi, menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.
(Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan)
Adapun dalam makalah pendalaman materi ini secara khusus akan di bahas materi PAI untuk kelas III Sekolah Dasar semester dua tentang sifat mustahil bagi Allah dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar sebagai berikut:
A.      Standar Kompetensi
6. Mengenal sifat mustahil Allah SWT
B.       Kompetensi Dasar
6.1 Menyebutkan sifat mustahil Allah SWT
6.2 Mengartikan sifat mustahil Allah SWT
C.       Indikator 
1.      Menjelaskan pengertian sifat mustahil bagi Allah SWT
2.      Menyebutkan sifat mustahil bagi Allah SWT
3.      Menghafal  sifat mustahil bagi Allah SWT
D.      Tujuan
1.      Siswa menjelaskan pengertian sifat mustahil bagi Allah SWT
2.      Siswa menyebutkan sifat mustahil bagi Allah SWT
3.      Siswa menghafal  sifat mustahil bagi Allah SWT

BAB II
PEMBAHASAN

A.      Materi tentang Sifat Mustahil Allah SWT
     Sifat mustahil Allah adalah :
1.      'Adam                                                 8. Karahah
2.      Hudus                                                 9. Jahlun
3.      Fana'                                                  10. Mautun
4.      Mumaasalatulilhawaadisi                  11. Summun
5.      Qiyaamuhu Bighairihi                       12. 'Umyun
6.      Ta'adud                                             13. Bukmun
7.      'Ajzun
Arti Sifat Mustahil Allah SWT
1.      'Adam, artinya tidak ada.
Mustahil  (tidak mungkin) Allah SWT tidak ada, pasti ada. Adanya alam semesta berikut isinya membuktikan Allah itu ada. Memang keberadaan Allah berbeda dengan keberadaan makhluk ciptaanNya.
2.      Hudus, artinya baru.
Mustahil (tidak mungkin) Allah SWT itu baru. Allah adalah zat terdahulu, tidak ada yang lebih dahulu dari-Nya. Allah adalah zat yang tidak ada awalnya dan tidak ada akhirnya.
3.      Fana', artinya binasa.
Mustahil (tidak mungkin) Allah SWT itu binasa. Lain halnya dengan makhluk ciptaan-Nya yang selalu berubah. Allah adalah zat yang kekal  abadi, tidak berubah, tidak mati, apalagi binasa.
4.      Mumaasalatu lil hawaadisi, artinya sama dengan makhluk. Mustahil (tidak mungkin) Allah SWT itu sama dengan makhluk ciptaan-Nya. Allah tidak ada yang menyerupai, apalgi sama. Allah adalah zat yang berbeda dengan makhluk-Nya.
5.      Qiyaamuhu bighairihi, artinya berdiri dengan yang lainnya. Mustahil (tidak mungkin) Allah SWT  berdiri dengan yang lainnya atau bekerjasama dengan yang lainnya atau Allah ada yang menciptakan. Allah adalah zat yang berdiri sendiri.
6.      Ta'adud artinya terbilang. Mustahil Allah terbilang.
7.      'Ajzun artinya lemah. Mustahil Allah itu lemah.
8.      Karahah, artinya terpaksa. Mustahil Allah itu terpaksa.
9.      Jahlun, artinya bodoh. Mustahil Allah itu bodoh.
10.  Mautun, artinya mati. Mustahil Allah itu mati.
11.  Summun, artinya tuli. Mustahil Allah itu tuli.
12.  'Umyun, artinya buta. Mustahil Allah itu buta.
13.  Bukmun, artinya bisu. Mustahil Allah itu bisu.
Mutiara Islam      
Firman Allah SWT dalam surah Al A'raf ayat 54:
"Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa. Lalu, Dia bersemayam di atas Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat. Dan (ciptaan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah yang menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah, Tuhan semesta Alam."
           Aktivitas Islami                    
       Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1.      Siapa yang memberi hidup dan penghidupan kita?
2.      Apakah artinya sifat mustahil Allah?
3.      Ada berapa sifat mustahil Allah?
4.      Mungkinkah Allah itu tidak ada?
5.      Siapakah yang hendak di sembah oleh manusia?

            Sepenggal Kisah
Al Fatihah sebagai obat
Pada Masa Rasulullah, ada seseorang yang putranya sakit. Berbagai pengobatan telah di usahakan. Namun putranya belum sembuh juga. Pada suatu hari, di lihatnya ada seorang pedagang keliling. Karena bingung, di panggilnya pedagang tadi. Pedagang itu diminta mengobati putranya. Pedagang itu membaca surah Al fatihah. Pedagang itu baru hafal surah Al fatihah. Pedagang itu di ajari oleh Rasulullah. Atas izin Allah anak itu sembuh.
                                                                            Disarikan dari kisah sahabat Nabi
       Intisari (Rangkuman)
v  Allah memiliki sifat wajib dan mustahil
v  Sifat mustahil Allah ialah sifat yang tidak mungkin dimiliki Allah.
v  Sifat-sifat Allah sangat berbeda dengan sifat makhluk ciptaan-Nya
v  Dengan mempelajari sifat-sifat Allah, keimanan kita semakin kuat.
v  Menyamakan Allah dengan makhluk ciptaan-Nya adalah perbuatan syirik.
v  Perbuatan syirik sangat di benci oleh Allah SWT, bahkan merupakan perbuatan dosa yang tidak di ampuni Allah SWT.
B.          Analisis Materi
a.         Dari Segi Isi dan Kesesuaian dengan SK / KD
Secara umum materi "Sifat mustahil bagi Allah" yang di sajikan oleh penulis buku ini telah memenuhi unsur-unsur standar kompetensi, kompetensi dasar yang telah di rumuskan dalam silabus yaitu mengenal, menyebut, dan mengartikan sifat mustahil bagi Allah. Tetapi jika dilihat dari indikator yang termuat pada silabus, maka ada beberapa bahasan yang tidak dimuat oleh penulis pada buku ini yaitu dalam  menjelaskan sifat mustahil bagi Allah.
Dalam materi sifat mustahil bagi allah penulis tidak menjelaskan secara luas, hanya menyampaikan secara implisit. Berbeda dengan materi sifat wajib bagi Allah di semester satu, yang di jelaskan lebih luas. Pemaparan materinya pun tidak disertai dengan contoh. Hal ini dapat menyebabkan peserta didik kesulitan untuk memahami materi tersebut. Terlebih lagi, aspek tauhid atau akidah merupakan aspek yang masih sulit untuk masuk ke dalam ranah fikiran anak usia sekolah dasar. Meskipun hal ini dapat saja di atasi dengan kepiawaian guru dalam mengatur strategi dan metode pembelajaran yang sesuai sehingga siswa dapat memahami materi ini dengan baik. Akan tetapi jika materi ini ditulis secara sistematis dan jelas, tentu akan lebih memudahkan peserta didik untuk memahaminya. Penulis juga tidak menuliskan dalil dari ayat Al-quran ataupun hadist.
Disamping beberapa kekurangan sebagaimana di sampaikan di atas,  secara umum sesungguhnya buku Pendidikan Agama Islam: Untuk Sekolah Dasar Kelas III yang disusun oleh New Teaching Resource ini cukup menarik karena pada setiap babnya di lengkapi dengan beberapa fitur berikut ini :
1.      Cover Bab dengan Gambar Pendukung. Disajikan berwarna dengan nuansa islami. Bertujuan merangsang minat siswa lebih giat belajar serta memancing kreatifitas dan imajinasi siswa.
2.      Tadarus, berisikan kegiatan membaca surah-surah pendek dari Alquran secara tartil. Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca Alquran.
3.      Cerita Pengantar, merupakan pengantar masuk ke dalam materi. Dalam cerita di gunakan tokoh yang memiliki karakter islami. Bertujuan untuk memberikan gambaran tentang materi yang akan di bahas.
4.      Aktivitas Islami, berisikan berbagai kegiatan islami yang dapat di lakukan siswa. Bertujuan untuk mempermudah aplikasi materi dalam kehidupan siswa sehari-hari.
5.      Mutiara Islam, berisikan materi tambahan, kan utipan ayat Alquran yang sesuai dengan materi yang sedang di pelajari. Bertujuan untuk memperluas cakrawala pengetahuan mengenai Islam.
6.      Sepenggal Kisah, berisikan kisah islami yang dapat di jadikan tauladan. Bertujuan untuk memperluas cakrawala pengetahuan siswa melalui cerita yang mengandung hikmah.
7.      Intisari, berisikan rangkuman materi. Bertujuan untuk  mengingatkan siswa terhadap materi yang baru selesai.
8.      Iqra, berisikan pelajaran baca tulis Alquran. Diberikan secara bertahap sesuai tingkat kemampuan siswa. Bertujuan untuk memperkenalkan cara membaca dan menulis huruf hijaiyyah.
b.      Dari Segi Kesesuaian Materi dengan Perkembangan Psikologis Siswa
Melihat berdasarkan perkembangan psikologi anak, baik materi sifat wajib ataupun sifat mustahil bagi Allah hanya bisa sampai kepada tahap mengetahui dan mengartikan saja. Dalam SK dan KD menggambarkan bahwa ranah yang ingin di ukur dalam pembahasan sifat mustahil bagi Allah ini adalah ranah kognitif saja, tidak sampai kepada ranah afektif ataupun psikomotorik. Untuk menanamkan pemahaman dan pembentukan sikap dari materi sifat mustahil bagi Allah memang sulit. Yang demikian harus di sesuaikan dengan psikologi dan perkembangan usia anak sekolah dasar.
Piaget memandang perkembangan intelektual atau kemampuan kognitif manusia terjadi dalam empat tahap, yaitu sensorimotor (usia lahir – 2 tahun), preoperational (usia 2 – 7 tahun), concrete operational (usia 7 – 11 tahun), dan formal operational (usia 11 – 15 tahun). Masing-masing tahapan memiliki ciri dan kemampuan yang berbeda dalam menerima pengetahuan. (Nurhayati, 2011 : 34).
Tahap perkembangan siswa kelas 3 sekolah dasar masuk kepada tahap concrete operasional yaitu pada usia 7 – 11 tahun. Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mulai menggunakan aturan-aturan yang jelas dan logis. Anak telah memiliki kecakapan berfikir logis akan tetapi hanya dengan benda-benda yang bersifat konkret.
Dalam belajar siswa memerlukan bantuan dari benda sebagai alatnya sedangkan orang dewasa belajar tidak selalu memerlukan benda-benda. Inilah sebabnya anak Learning by doing, sedang orang dewasa dikatakan Learning by thinking. Hal ini dikarenakan anak masih hidup di dalam dunia konkret, dunia nyata. Sedang orang dewasa sudah dapat meninggalkan dunia nyata ke dunia abstrak atas bantuan kemampuan berfikirnya. (Agus Sudjanto, 1996 : 15).
Salah satu kendala dalam penanaman norma-norma kesusilaan dan agama adalah bentuk masalahnya abstrak sedangkan cara berfikir anak masih dalam taraf berfikir konkret. Dalam hal ini, di samping materi yang tertera di buku, guru mesti lebih memberikan wawasan yang lebih luas lagi, penjabaran yang lebih menarik lagi dan pendekatan yang lebih luwes lagi, agar bisa mengarahkan cara berfikir anak agar tercapai standar kompetensi yang di inginkan.
C.    Metode
Ada berbagai metode pembelajaran yang dapat di terapkan oleh guru pendidikan agama Islam. Tidak hanya metode ceramah yang mendominasi sepanjang pelajaran berlangsung. Meskipun metode ceramah ini akan selalu dilakukan oleh guru. Tetapi variasi dalam penyuguhan materi akan memberikan warna yang berbeda yang di harapkan nantinya tujuan pembelajaran akan tercapai dengan maksimal.
Buku ini tidak menuliskan secara khusus metode apa saja yang dapat di terapkan oleh guru dalam menyampaikan materi ini kepada siswa, tetapi dari isi materi yang dituliskan maupun dari silabus dapat disimpulkan beberapa metode yang di sarankan selain metode ceramah, yaitu :
1.      Metode Tanya Jawab
Metode ini memungkinkan terjadinya komunikasi langsung antara guru dan siswa. Bisa dalam bentuk guru bertanya dan siswa menjawab. Bisa juga siswa bertanya guru menjawab. Hubungan antara guru dan siswa merupakan hubungan timbal balik secara langsung. (Depag RI : 2001)
Metode tanya jawab dapat di nilai sebagai metode yang tepat apabila pelaksanaannya di tujukan untuk :
a.       Meninjau ulang pelajaran atau ceramah yang lalu, agar siswa memusatkan lagi perhatian pada jenis dan jumlah kemajuan yang telah di capai sehingga mereka dapat melanjutkan pelajarannya.
b.      Menyelingi pembicaraan agar tetap mendapatkan perhatian siswa, atau dengan perkataan lain untuk mengikut sertakan mereka.
c.       Mengarahkan pengamatan dan pemikiran mereka. (Martinis, 2003)
2.      Metode Diskusi
Metode diskusi merupakan interaksi antara siswa dan siswa atau siswa dengan guru untuk menganalisis, memecahkan masalah, menggali atau memperdebatkan topik atau permasalahan tertentu. Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah, yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama. (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain : 2006).
Dalam berdiskusi tidak semua persoalan patut didiskusikan, persoalan yang patut didiskusikan hendaknya memiliki syarat-syarat sebagai berikut:
1.      Menarik perhatian siswa
2.       Sesuai dengan tingkat perkembangan siswa
3.      Memiliki lebih dan satu kemungkinan pemecahan atau jawaban, bukan kebenaran tunggal, dan
4.      Pada umumnya tidak mencari mana jawaban yang benar, melainkan menggunakan pertimbangan dan perbandingan. (Sabri, 2005 : 57)
Oleh karena itu, metode diskusi bukanlah hanya percakapan atau debat biasa, tapi diskusi timbul karena ada masalah yang memerlukan jawaban atau pendapat yang bermacam-macam. Dalam metode diskusi ini peranan guru sangat penting dalam rangka menghidupkan kegairahan siswa berdiskusi.
D.    Evaluasi
Evaluasi dapat dilakukan melalui tes lisan, tertulis dengan bentuk soal pilihan ganda, isian singkat ataupun essay. Dengan catatan, soal-soal yang di berikan harus mengacu kepada indikator. Evaluasi juga dapat berbentuk penilaian portofolio, dalam hal ini misalnya siswa dapat membuat laporan hasil diskusi yang telah dilakukannya bersama dengan kelompoknya.
Ada tiga macam bentuk soal yang terdapat pada buku Pendidikan Agama Islam Untuk Sekolah Dasar Kelas III ini, yaitu pilihan ganda, isian singkat, dan essay. Bentuk soal sudah sesuai dengan indikator yang ada. Standar penilaian berdasarkan kriteria ketuntasan minimal yang telah di tetapkan. Soal yang di cantumkan mengukur aspek kognitif saja. Dalam penilaian proses hanya menekankan pada keaktifan siswa, penilaian karakter yang di harapkan tidak sepenuhnya tergambar dalam butir soal maupun dalam penilaian proses.
Berikut ini beberapa contoh yang sesuai dengan indikator :
1.    Menjelaskan pengertian sifat mustahil bagi Allah
Contoh soal :
1.      Sifat yang tidak mungkin ada pada Allah adalah . . . 
a.       Wajib        b. Jaiz      c. Mustahil       d. Sunah
2.      Mustahil Allah bersifat Fana' artinya . . .
a.       Baru      b. Binasa      c. Tuli       d. Bisu
3.      'Adam artinya . . . . .
4.      Apakah artinya mumasalatu lilhawaadisi?
2.    Menyebutkan pengertian sifat mustahil bagi Allah
Contoh soal :
1.      Sifat mustahil antara lain adalah . . .
a.       Baqa'     b. Hayat       c. Qudrat      d. Hudus
2.      Berikut ini yang tidak termasuk termasuk sifat mustahil bagi Allah adalah .
a.       'Adam      b. Qidam       c. Fana'        d. Hudus
3.      Yang bersifat binasa adalah . . . .
3.    Menghafal sifat mustahil bagi Allah
Dalam hal ini, guru bisa meminta para siswa maju ke depan untuk menghafal sifat-sifat mustahil yang telah di pelajari kemudian memberikan penilaian.
BAB III
PENUTUP

Mata pelajaran Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di Sekolah Dasar (SD) secara keseluruhan berada pada lingkup al-Qur’an dan al-Hadits, keimanan, akhlaq, fiqih, dan sejarah. Ruang lingkup pendidikan agama Islam mencakup pewujudan keserasian, keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, diri sendiri, sesama manusia, mahluk lainnya maupun lingkungannya. Pendidikan Agama Islam identik dengan aspek-aspek Pengajaran Agama Islam karena materi yang terkandung didalamnya merupakan perpaduan yang saling melengkapi satu dengan yang lainnya.
Materi Sifat mustahil bagi Allah yang di sajikan oleh penulis buku ini telah memenuhi unsur-unsur standar kompetensi, kompetensi dasar yang telah di rumuskan dalam silabus yaitu mengenal, menyebut, dan mengartikan sifat mustahil bagi Allah. Tetapi jika dilihat dari indikator yang termuat pada silabus, maka ada beberapa bahasan yang tidak dimuat oleh penulis pada buku ini yaitu dalam  menjelaskan sifat mustahil bagi Allah. Dalam materi sifat mustahil bagi allah penulis tidak menjelaskan secara luas, hanya menyampaikan secara implisit.
Materi sifat mustahil bagi Allah ini jika dilihat berdasarkan perkembangan psikologi anak, baik materi sifat wajib ataupun sifat mustahil bagi Allah hanya bisa sampai kepada tahap mengetahui dan mengartikan saja. Dalam SK dan KD menggambarkan bahwa ranah yang ingin di ukur dalam pembahasan sifat mustahil bagi Allah ini adalah ranah kognitif saja, tidak sampai kepada ranah afektif ataupun psikomotorik. Untuk menanamkan pemahaman dan pembentukan sikap dari materi sifat mustahil bagi Allah memang harus di sesuaikan dengan psikologi dan perkembangan usia anak sekolah dasar.
Pemilihan sebuah metode harus mengacu kepada beberapa pertimbangan yang akan mempengaruhi proses pembelajaran, diantaranya adalah tujuan yang hendak dicapai, keadaan siswa, materi pelajaran yang akan di sampaikan, kompetensi guru maupun pemahaman guru terhadap kelebihan dan kekurangan metode itu sendiri.
Evaluasi dapat di lakukan melalui tes lisan, tertulis dengan bentuk soal pilihan ganda, isian singkat ataupun essay. Dengan catatan soal-soal yang diberikan harus mengacu kepada indicator dan sesuai dengan tingkat perkembangan usia siswa atau peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama RI. 2001. Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta.
Djamarah, Syaiful Bahri, dan Zain, Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Lampiran Peraturan Menteri Agama RI No. 2 Tahun 2008.
New Teaching Resource. 2004. Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Dasar Kelas III. Bandung : Penerbit Erlangga.
Nurhayati,  Eti. 2011. Psikologi pendidikan Inovatif. Yogyakarta: Pustaka belajar.
Sabri, Ahmad. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Quantum Teaching.
Sudjanto, Agus. 1996. Psikologi Perkembangan. Surabaya: Rineka Cipta.
Yamin, Martinis. 2008. Profesional Guru dan Implementasi KTSP. Jakarta : Gaung Persada Press.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aku ; Yang Terlewatkan

  Tidak Mungkin dan Tidak Pernah Aku selalu melihatmu,Tapi kamu tidak. Aku selalu menatapmu,Tapi kamu tidak. Aku akan selalu ada untukm...