TUGAS
TERSTRUKTUR DOSEN PENGASUH
Kepemimpinan
LPI
Prof. Dr. H. Kamrani Buseri, MA
Dr. H. Husnul Yaqin, M.Ed
Faktor Penentu Kesuksesan Kepemimpinan Pendidikan LPI
OLEH:
Amelia Fitriani
NIM. 1502521453
Miftahul Jannah
NIM. 1502521474
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI
PASCASARJANA
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BANJARMASIN
2016
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap Alhamdulillah puji syukur
kehadirat Allah SWT, yang senantiasa selalu melimpahkan rahmat, taufik dan
hidayahnya kepada kita semua. Shalawat dan salam atas junjungan jkita Nabi
besar Muhammad SAW beserta sahabat, kerabat dan orang-orang yang mengikuti
langkah beliau hingga akhir zaman. Sehingga penyusun dapat menyelesaiakan
makalah ini yang berjudul “Kepemimpinan
LPI “.
Penyusunan makalah
ini dimaksudkan untuk memperluas wawasan dalam rangka memperbanyak ilmu
pengetahuan dan juga sebagai salah satu syarat yang wajib di penuhi. Penyusun
sepenuhnya sangat menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak
kekurangannya di sebabkan keterbatasan pengetahuan penyusun oleh karena itu
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai
pihak demi kesempurnaan makalah ini yang akan datang.
Dalam proses
penyelesaian makalah ini kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih
sebesar-besarnya kepada :
Bapak Prof. Dr.
H. Kamrani Buseri, MA dan Dr. H. Husnul Yaqin, M.Ed selaku dosen mata kuliah Kepemimpinan
LPI.
Akhirnya penyusun
mengharapkan semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi diri
penyusun dan juga bermanfaat bagi orang lain.
Banjarmasin, 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul
|
………………………………………………………………
|
I
|
Kata
Pengantar
|
………………………………………………………………………
|
Ii
|
Daftar isi
|
………………………………………………………………………
|
Iii
|
|
|
|
BAB I
|
PENDAHULUAN…………………………………………………
|
1
|
BAB II
|
PEMBAHASAN …………………………………………………..
|
2
|
|
A. Pengertian ………………………………………………………
|
2
|
|
B. Faktor Penentu Kesuksesan Seorang
Pemimpin ……………….
|
4
|
|
C. Faktor Kegagalan Seorang Pemimmpin
………………………..
|
14
|
|
|
|
BAB III
|
PENUTUP
…………………………………………………….......
|
17
|
|
A. Simpulan
………………………………………………………….
|
17
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
DAFTAR PUSTAKA
|
21
|
|
|
|
BAB I
PENDAHULUAN
Pemimpin
dipahami sebagai seorang pembina, penuntun, pengarah, yang menghantarkan yang
dipimpinnya menuju pada visi misi suatu organisasi. Seorang pemimpin tak lepas
dari pengaruh kepemimpinannya. Dari pola kepemimpinannya dapat dilihat proses
hubungan antarpribadi yang didalamnya terdapat unsur mengkoordinasi,
memotivasi, melalui proses komunikasi antarpribadi.
Kepemimpinan
yang efektif adalah kepemimpinan yang mampu menumbuhkan dan mengembangkan usaha
kerja sama serta memelihara iklim yang kondusif dalam kehidupan organisasi.
Kepemimpinan yang baik adalah kepemimpinan yang dapat mengintegrasikan
orientasi tugas dengan orientasi hubungan manusia lainnya.
Dalam dunia
pendidikan, khususnya pendidikan Islam, kepemimpinan pada suatu lembaga pendidikan
Islam mempunyai posisi yang strategis dalam upaya membawa lembaga pendidikan
Islam ke arah yang di inginkan oleh pemimpinnya. Baik buruknya kinerja,
kemampuan, dan citra dari seorang pemimpin dalam mengelola organisasi
kelembagaannya.
Untuk keberhasilan dalam pencapaian suatu tujuan diperlukan
seorang pemimpin yang profesional di mana ia memahami akan tugas dan
kewajibannya sebagai seorang pemimpin, serta melaksanakan peranannya sebagai
seorang pemimpin. Sehingga dalam menjalankan suatu
kepemimpinan timbul kesamaan misi dan visi, baik antara pemimpin atau yang
dipimpin.
Keahlian dalam bidang pekerjaan yang dipimpinnya sangatlah
perlu. Bagaimana seorang pemimpin dapat memimpin dan membimbing jika pemimpin
tersebut tidak memiliki kemampuan untuk memimpin. Hal ini merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi keberhasilan kepemimpinan seseorang. Dalam makalah
ini akan dibahas hal-hal yang berkaitan dengan faktor penentu kesuksesan atau
keberhasilan seorang pemimpin khususnya kepemimpinan di bidang pendidikan dan
factor kegagalan seorang pemimpin.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pengertian
faktor menurut
Kamus Besar bahasa Indonesia adalah hal (keadaan, peristiwa) yang ikut menyebabkan (memengaruhi)
terjadinya sesuatu. [1] Penentu
adalah orang (sesuatu) yang menentukan.[2] Kesuksesan
adalah keberhasilan, beruntung.[3] Kepemimpinan
adalah cara pemimpin, perihal pemimpin.[4]
Lembaga adalah badan (organisasi) yang tujuannya melakukan suatu penyelidikan
keilmuan atau melakukan suatu usaha.[5]
Leadership is the influencing process of leaders and
followers to achieve organizational objectives
through change.[6] Kepemimpinan
adalah proses memengaruhi pemimpin dan pengikut untuk mencapai tujuan
organisasi melalui perubahan.
Berikut bebarapa
pengertian pendidikan:
1.
Ki
hajar Dewantara menyatakan: pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk
memajukan budi pekerti (kekuatan batin), pikiran (intellenct) dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan
masyarakatnya.
2.
Muhammad
Natsir menulis: yang dinamakan pendidikan ialah satu pimpinan jasmani dan
rohani yang menuju kepada kesempurnaan dan kelengkapan arti kemanusiaan dengan
arti sesungguhnya.
3.
Menurut
Marimba: pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si
pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju
terbentuknya kepribadian yang utama.
4.
Shaliba
dari lembaga bahasa Arab Damaskus mengemukakan bahwa: pendidikan ialah
pengembangan fungsi-fungsi psikis melalui latihan sehingga mencapai
kesempurnaannya sedikit demi sedikit.[7]
Adapun
pengertian pendidikan Islam adalah:
1.
Muhammad
Yusuf al-Qurdlowi memberikan pengertian pendidikan Islam adalah pendidikan
manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan
keterampilannya, karena itu, pendidikan Islam menyiapkan manusia untuk hidup
baik dalam keadaan damai maupun perang, dan menyiapkan untuk menghadapi
masyarakat dengan segala kebaikan dan kesejahteraannya, manis dan pahitnya.
2.
Hasan
Langgulung merumuskan pendidikan Islam sebagai suatu proses penyiapan generasi
muda untuk mengisi peranan, memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang
diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal di dunia dan memetik hasilnya
di akhirat.
3.
Anshori
memberikan pengertian pendidikan Islam adalah proses bimbingan (pimpinan, tuntunan,
usulan) oleh subjek didik terhadap perkembangan jiwa (pikiran, perasaan,
kemauan, intuisi dan lain sebagainya) dan raga objek dengan bahan-bahan materi
tertentu dan dengan alat perlengkapan yang ada ke arah terciptanya pribadi
tertentu disertai evaluasi sesuai ajaran Islam.[8]
Berdasarkan
pengertian di atas, faktor penentu kesuksesan kepemimpinan adalah suatu hal
yang ikut menyebabkan dalam menentukan kesuksesan ataupun keberhasilan pemimpin
dalam memimpin di sebuah lembaga pendidikan Islam.
Islam tidak
hanya berbicara tentang ibadah mahdhah dan muamalah yang bersifat terbatas,
melainkan berbicara juga tentang kepemimpinan, politik, negara, dan hubungannya
antara pemimpin dengan yang dipimpin, atau antara yang berkuasa dengan yang
dikuasai. Seorang pemimpin harus memegang janji, jujur, amanah, dan bertanggung
jawab untuk menjalankan kekuasaanya berdasarkan kepentingan umum, hal tersebut
adalah inti sari dari ajaran Islam. Kepemimpinan bukan suatu prestise yang
perlu dibandingkan, tapi merupakan suatu bentuk pengabdian dan pertanggung
jawaban perinsip-prinsip keimanan.
Konsep
kepemimpinan dalam Islam memiliki dasar-dasar yang sangat kuat dan kokoh yang
bukan saja dibangun dari nilai-nilai
ajaran Islam, namun telah dipraktekkan sejak berabad-abad yang lalu oleh nabi
Muhammad SAW, para Shahabat dan al-Khulafa' al-Rasyidin, yang bersumber dari
al-Qur'an dan al-Sunnah, serta berkembang dinamis karena dipengaruhi oleh
kondisi sosial, politik dan budaya.[9]
B. Faktor Penentu Kesuksesan Seorang
Pemimpin
Seorang pemimpin
dalam Islam adalah seorang yang bertakwa dan taat kepada Allah SWT. Karena
apabila seorang hamba selalu ingat, berusaha dan mengembalikan segala urusan
kepada Allah SWT maka dia akan senantiasa diberi pertolongan oleh Allah SWT
berdasarkan firman Allah dalam surah al-Hajj ayat 41.[10]
tûïÏ%©!$# bÎ) öNßg»¨Y©3¨B Îû ÇÚöF{$# (#qãB$s%r& no4qn=¢Á9$# (#âqs?#uäur no4q2¨9$# (#rãtBr&ur Å$rã÷èyJø9$$Î/ (#öqygtRur Ç`tã Ìs3ZßJø9$# 3 ¬!ur èpt6É)»tã ÍqãBW{$# ÇÍÊÈ
Artinya: (yaitu) orang-orang yang
jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan
sholat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma’ruf dan mencegah dari
perbuatan yang munkar, dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.(Q.S
Al-Hajj: 41)
Selain taat
kepada Allah SWT, seorang pemimpin terhadap bawahannya haruslah berlaku adil,
sebagai bukti takwa kepada perintah Allah yang tertuang dalam surah An-Nisa
ayat 58 dan surah al-Maidah ayat 8.
¨bÎ) ©!$# öNä.ããBù't br& (#rxsè? ÏM»uZ»tBF{$# #n<Î) $ygÎ=÷dr& #sÎ)ur OçFôJs3ym tû÷üt/ Ĩ$¨Z9$# br& (#qßJä3øtrB ÉAôyèø9$$Î/ 4 ¨bÎ) ©!$# $KÏèÏR /ä3ÝàÏèt ÿ¾ÏmÎ/ 3 ¨bÎ) ©!$# tb%x. $JèÏÿx #ZÅÁt/ ÇÎÑÈ
Artinya: Sesungguhnya
Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan
(menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu
menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang
sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha
melihat.(Q.S An-Nisa: 58)
$pkr'¯»t úïÏ%©!$# (#qãYtB#uä (#qçRqä. úüÏBº§qs% ¬! uä!#ypkà ÅÝó¡É)ø9$$Î/ ( wur öNà6¨ZtBÌôft ãb$t«oYx© BQöqs% #n?tã wr& (#qä9Ï÷ès? 4 (#qä9Ïôã$# uqèd Ü>tø%r& 3uqø)G=Ï9 ( (#qà)¨?$#ur ©!$# 4 cÎ) ©!$# 7Î6yz $yJÎ/ cqè=yJ÷ès? ÇÑÈ
Artinya: Hai orang-orang
yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran)
karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu
terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku
adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada
Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S Al-Maidah : 8)
Ketakwaan
seorang pemimpin atau kekuatan spiritual seorang pemimpin sesungguhnya
sangat memengaruhi keberhasilan dan kesuksesan kepemimpinan. Berikut adalah
beberapa amalan sebagai wujud spiritualitas seseorang yang dapat mempengaruhi
keberhasilan pemimpin dan yang telah dikemukakan Djoko Hartono dalam bukunya ”
kekuatan spiritualitas para pemimpin sukses”, yaitu sholat tahajud, sholat hajat,
sholat dhuha dan puasa Senin-Kamis.[11]
Didin
Hafidhuddin mengatakan tentang pemimpin yang sukses, yaitu:
1.
Ketika
seorang pemimpin dicintai oleh bawahan
2.
Pemimpin
yang mampu menampung aspirasi bawahan
3.
Pemimpin
yang selalu bermusyawarah
Litelatur lain
mengenai kesuksesan kepemimpinan yaitu mengenai kunci sukses kepemimpinan
kepala sekolah. Kunci-kunci ini diharapkan memberi kepala sekolah suatu
gambaran umum mengenai dasar-dasar pemikiran tentang upaya mewujudkan kinerja
pribadi yang cerdas dan sukses, yaitu:[13]
1.
Mempercayai
staf pengajar.
2.
Mendelegasikan
tugas dan wewenang.
3.
Membagi
dan memanfaatkan waktu.
4.
Peduli
dengan staf pengajar
5.
Membangun
misi
6.
Mengembangkan
tujuan institusi
7.
Cekatan
dan tegas, sekaligus sabar
8.
Berani
instropeksi
9.
Memiliki
konsistensi
10. Bersikap terbuka
11. Berjati diri tinggi.
Selanjutnya
Susan M. Heatfield, menjelaskan tentang beberapa rahasia dan kunci penting untuk menjadi
pemimpin yang sukses, di
antaranya
adalah :
1.
Jadilah orang yang selalu ditiru dan diikuti oleh
banyak orang.
Ia harus menjadi teladan bagi orang-orang di sekitarnya baik dalam hal
perilaku sehari-hari, ibadah, mata pencaharian dan lain-lain.
2.
Buatlah visi untuk masa
depan. Ia harus memiliki visi
untuk dirinya, untuk keluarganya, untuk lingkungan masyarakat sekitarnya, dan
lembaga yang dipimpinnya. Visi itulah yang akan menyatukan semua orang yang ada
di bawah pimpinannya.
3.
Ciptakan inspirasi dan ide
yang cemerlang untuk mengatasi berbagai permasalah. Ia tidak pernah kehabisan ide dan inspirasi untuk
menciptakan sesuatu untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Ia menjadi
inspirasi bagi orang-orang di sekitarnya.
4.
Buatlah orang lain merasa
penting dan selalu merasa dihargai. Ini adalah kunci untuk bisa
memotivasi semua orang yang dipimpinnya. Orang-orang yang dihargai, akan terus
berkarya dan bekerja dengan sebaik-baiknya, karena ia merasa dihargai dan
merasa dipentingkan dalam kehidupannya. Seorang karyawan akan memiliki motivasi
tinggi untuk berprestasi, karena ia paham hasil karyanya akan dihargai dan
diperlukan oleh pimpinan dan rekan kerjanya. Seorang anak akan rajin belajar,
karena ia selalu mendapat penghargaan dari orang tuanya.
5.
Gunakan nilai-nilai sebagai
pedoman hidup, dan bertindaklah selalu dengan etik. Pemimpin yang selalu memegang nilai dan etika dalam
sikap dan prilakunya, akan mendapat simpatik dari seluruh pihak
disekelilingnya. Ini adalah kunci untuk keberhasilan dalam proses
kepemimpinannya.
6.
Ciptakan ruang dengan
harapan dan keteladannmu. Ia tidak pernah putus ada dalam menghadapi segala kesulitan dan hambatan
seberat apapun. Ia selalu mengembangkan dan membangun harapan untuk bisa keluar
dari semua permasalahan yang dihadapi. Ia selalu menjadi tauldan dalam berucap,
bersikap, berprilaku dan memecahkan masalah.
7.
Ciptakan lingkungan yang
kondusif untuk perbaikan yang terus menerus. Ia selalu medorong orang sekitarnya untuk tampil
berani dan mencoba hal-hal baru, dengan keberanian mangambil resiko. Kegagalan
adalah langkah maju untuk berhasil.
8.
Berikan kesempatan pada
orang-orang untuk tumbuh dan berkembang, baik baik secara personal atau
profesionalisme. Ia selalu
memberikan kesempatan pada bawahannya untuk maju dan mengembangkan segala
potensi yang dimilikinya, baik melalui pendidikan formal, informal atau non
formal. Baik dibidang keahklian khusus yang dimiliki oleh setiap personal atau
keakhlian umum yang diperluka oleh perusahaan, sehingga ia bisa bekerja secara profesional.
9.
Perlakukan orang dengan rasa
cinta dan kasih sayang. Kadang
kala ia juga memarahi anak buahnya, tetapi semua dilakukan dalam rangka
perbaikan dan pendidikan.[14]
Kecakapan
operasional, menurut Danim dan Suparno, merupakan faktor kesuksesan kepala
sekolah. Kecakapan operasional tersebut dijabarkan sebagai berikut:[15]
1.
Menjadi
komunikator dan guru yang baik.
2.
Kecakapan
teknis.
3.
Terampil
berhubungan secara manusiawi.
4.
Mampu
dan terampil secara konseptual
5.
Mengendalikan
rapat secara baik
6.
Menjadi
motivator
7.
Sering
tampil di tengah komunitas
8.
Memiliki
rasa humor
9.
Membina
integrasi.
Berikut ini adalah beberapa faktor keberhasilan pemimpin :
1. Berpengetahuan
Berpengetahuan yaitu Ia memang memiliki kemampuan dalam
bidang yang dipimpinnya. Ia tahu yang dipimpinnya. Ia tahu benar akan
seluk beluk bidang kegiatannya, baik dari dalam maupun dari luar. Ia memang
melakukan spesialisasi di bidang itu. Meskipun sifatnya yang mengkoordinir,
akan tetapi sangat perlu mengetahui bidang gerak yang dipimpinnya. Rasulullah
bersabda “Bila suatu perkara diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka
nantikan saat kehancurannya”. Camkanlah bahwa “kennis is macht”
yang berarti pengetahuan adalah kekuatan. Karena dari pengetahuanlah kekuatan.
Karena dari pengetahuan itu lahir keyakinan, kekuatan dan semangat yang tak
bisa dipatahkan.[16]
2. Keberanian
Keberanian adalah kemampuan batin yang mengakui adanya rasa
takut, akan tetapi mampu untuk menghadapi bahaya atau rintangan dengan tegas
dan tenang, atau dapat dikatakan bahwa keberanian adalah kemampuan berpikir
yang memungkinkan seseorang dapat menguasai tingkah lakunya dan dapat menerima
tanggung jawab serta dapat mudah bertindak dalam keadaan bahaya. Dalam hal ini
pemimpin harus bersikap seperti komandan, menumbuhkan sugesti keberanian
pada bawahan. Pada saat tertentu pula, ia hadir sebagai pengayom atau
pelindung, sehingga para bawahannya merasa senang, tentram dengan kehadirannya.[17]
3. Berinisiatif
Berinisiatif adalah kemampuan untuk bertindak, meskipun
tidak ada perintah atau yang mengajukan pertimbangan-pertimbangan guna perbaiki
tugas pekerjaannya. Ia mampu menganalisa situasi, sehingga tepat dan cepat
mengambil keputusan. Sikap ini timbul, karena pada dirinya peka terhadap
lingkungan, sehingga selalu ingin meskipun tidak ada perintah atau yang
mengajukan pertimbangan-pertimbangan guna perbaiki tugas pekerjaannya. Ia mampu
menganalisa situasi, sehingga tepat dan cepat mengambil keputusan. Sikap ini
timbul, karena pada dirinya peka trhadap lingkungan, sehingga selalu ingin ada
perubahan dan ada perubahan dan perbaikan.Bila tidak, maka disebut “wujudhu ka’
adamihi perbaikan. Bila tidak, maka disebut “wujudhu ka’adamihi (adanya dengan
tidak adanya sama saja)”.
4. Berketegasan
Berketegasan artinya kesanggupan untuk mengambil keputusan
keputusan dengan segera bila dibutuhkan dan mengutarakan dengan tegas, lengkap
dan jelas. Ketegasan bersumber pada keyakinan dan kepercayaan kepada diri
sendiri.
5. Kebijaksanan
Bijaksana adalah kecakapan untuk bergaul dengan bawahan
maupun atasnnya dengan cara yang tepat dan tidak menyinggung perasaan.
Kebijaksanaan merupakan suatu kemampuan untuk menghargai apa lagi, kapan harus
dilakukan, dan kapan arus diam, menanggung saat yang baik.[18]
6. Adil
Artinya tidak memihak dan hanya komitmen terhadap
kebenaran.Ia mampu memisahkan antara emosi dan rasio. Dendam dan benci , cinta
dan dengki tidak mempengaruhinya dalam mengambil keputusan. Jadi berarti adil
di waktu cinta maupun benci (al’adlu fir ridla wa fil ghadlab).
ß¼ãr#y»t $¯RÎ) y7»oYù=yèy_ ZpxÿÎ=yz Îû ÇÚöF{$# Läl÷n$$sù tû÷üt/ Ĩ$¨Z9$# Èd,ptø:$$Î/ wur ÆìÎ7®Ks? 3uqygø9$# y7¯=ÅÒãsù `tã È@Î6y «!$# 4 ¨bÎ) tûïÏ%©!$# tbq=ÅÒt `tã È@Î6y «!$# öNßgs9 Ò>#xtã 7Ïx© $yJÎ/ (#qÝ¡nS tPöqt É>$|¡Ïtø:$# ÇËÏÈ
Artinya:“Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah
(penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia
dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan
kamu dari jalan Allah SWT. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah
SWT akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.”
(Q.S. Shad:
26)
Ayat ini mengisyaratkan bahwa: salah satu tugas dan
kewajiban utama seorang khalifah adalah menegakkan supremasi hukum secara
Al-Haq. Seorang pemimpin tidak boleh menjalankan kepemimpinannya dengan
mengikuti hawa nafsu.Karena tugas kepemimpinan adalah tugas fi sabilillah dan
kedudukannya pun sangat mulia.
7. Taat
Artinya taat terhadap keputusan yang disepakati.Setiap
keputusan bersama dijalankan dengan konsekuen.
8. Berpembawaan
yang Baik
Pembawaan atau tampang dan sikap seseorang berarti
penjelmaan yang nyata dari isi diri yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.
Seorang pemimpin harus memperhatikan tingkah lakunya, tampangnya bahkan
pakaiannya.
9. Memiliki
Keuletan
Keuletan dibuktikan dengan kesanggupan untuk menyelesaikan
suatu pekerjaan, walaupun banyk dialami oleh banyak rintangan dan
kegagalan-kegagalan. Kesanggupan untuk menahan kelelahan, kesakitan dan
penderitaan tanpa putus asa dan tidak kenal menyerah , sebagai bukti dari
keuletannya.
10. Memiliki
Semangat Besar
Seorang pemimpin harus mempunyai hasrat yang besar dan perhatian
yang mendalam terhadap tugas yang dihadapinya. Contoh dari pimpinan akan
membangunkan semangat yang besar pula pada anak buahnya, sehingga tugas dapat
diselesaikan dengan mudah.
11. Tidak
Mementingkan Diri Sendiri
Yang dimaksud dengan ini adalah seorang pemimpin yang tidak
akan mengambil keuntungan dari pekerjaan kelompok itu utnuk kepentingan diri
sendiri serta tidak menyalah gunakan jabatan.
12. Ikhlas
Atau memiliki kebiasaan untuk berbuat lebih dari apa yang
diharapkan sebagai imbalan. Jiwa ikhlas, pada dirinya tidak bersemayam
senantiasa menuntut balas. Semua yang dilakukan semata-mata mencari
mardlatillah(keridaan Allah), lain tidak. Pujian, sanjungan ataupun cercaan
sedikit pun tak mempengaruhi semangatnya dalam usaha mencapai tujuan.Ia selalu
ingin berbuat sebanyak-banyaknya, selalu ingin berprestasi.
13. Dapat
Menguasai Diri Sendiri
Bila nafsu diperturutkan, maka segala persoalan takan
terselesaikan, buah karya selama hidup tak menghasilkan. Seorang yang dapat
menguasai diri sendiri, berarti bila ia memiliki rencana, maka tegas pula
terhadap rencananya itu. Ia tanpa mengulur-ulur waktu atau mencari alasan,
programnya langsung dijalankan.
14. Mampu
Dan Bersedia Melakukan Tanggung Jawab Sepenuhnya
Seorang pemimpin yang berhasil ia bersedia memikul tanggung
jawab atas kebijaksanaanya maupun atas kesalaan dan kekurangan para
pengikutnya. Kalau ia coba-coba melakukan berusaha melemparkan kesalahan itu
kepada orang lain, maka kedudukannya akan gagal dan ia akan kehilangan
kewibawaan sebagai pemimpin. Kalau seorang bawahannya memuat kesalahan dan
bawahan itu terbukti telah melakukan tindakan yang tidak becus, maka seorang
pemimpin harus bisa menerima kenyataan itu sebagai kesalahannya sendiri.
Dia sendirilah yang telah gagal sebagai seorang pemimpin selama ini.
15. Bisa
Menjalin Kerjasama Yang Baik
Pemimpin yang sukses ia bisa memahami kehendak dan kemauan
para pengikutnya. Dengan demikian barulah ia dapat menerapkan prinsip kerjasama
yang baik dengan bawahannya. Kedudukan seorang pemimpin dipilih oleh
bawahannya, maka kepala diangkat menurut peraturan tertentu atas instasi yang
berwenang.
16. Bisa
Menguasai Persoalan Secara Terperinci
Persoalan yang dimaksud ialah baik mengenai kedudukannya
sebagai pemimpin maupun dari segi tehnis pelaksanaan.Bagaimana pula bila
seorang yang diserahi amanat dan tanggung jawab kemudian tidak mengetahui
persoalan yang harus dipertanggung jawabkan.Dengan komunikasi yang baik maka
segala persoalan maupun programnya bisa dihayati bawahan. Penghayatan yang
sepaham akan menghasilkan dukungan.
17. Menaruh
Simpati Dan Pengertian Yang Dalam
Ia mampu menginventarisir gejolak dan keinginan dari
bawahan. Segala kritik, tegur sapa, sumbangan pikiran dapatlah ia menampung dan
menyeleksi. Masing-masing tidak merasa kecewa bila berhadapan dengan dirinya.
Selain yang disebutkan di atas, kecerdasan emosional
merupakan salah satu kriteria keberhasilan pemimpin dalam mengelola
organisasinya. Fungsi kecerdasan emosional dalam kepemimpinan adalah membantu
pemimpin dalam memahami eksistensinya dan merasakan keberadaan orang-orang.
Untuk dapat berhasil, pemimpin perlu memepertimbangkan dan menilai secara luas
can cermat faktor, sifat atau ciri pemimpin, syarat, kualitas pribadi,
pendidikan dan latihan, kesempatan untuk berkembang, kondisi kerja kompetensi
dan prestasi.[19]
Literatur lain menyatakan seorang pemimpin akan memperoleh
peranannya sebagai pemimpin apabila dalam pandangan mata kelompoknya, dia
mencuatkan “harapan atau janji” bahwa kebutuhnya terpenuhi dan bahwa pemimpin
juga sukses dalam memenuhi kebutuhannya. Dalam pengertian lain adalah faktor
kesuksesan kepemimpinan apabila kebutuhannya dan kebutuhan bawahannya sama-sama
terpenuhi. Adapun faktor yang mendukung kepuasan kebutuhan ini antara lain
adalah keberhasilan, pengakuan, kerja itu sendiri, tanggung jawab dan kemajuan.
Dan faktor penghalang dalam pemenuhan kepuasan antara lain adalah hubungan
pribadi yang kurang akrab dengan para pemimpin, hubungan pribadi yang kurang
akrab dengan teman satu kelompok, teknik penyeliaan yang kurang atau tidak
cukup, kebijaksanaan dan administrasi perusahaan atau organisasi yang kurang
jelas, kondisi kerja kurang baik dan masalah-masalah dalam kehidupan pribadi
pekerja.[20]
Konsep pemimpin
ideal menurut al-Ghazālī adalah pemimpin akhlak, yang disebut sebagai pemimpin
sejati. Pemimpin yang adil, serta memiliki integritas, penguasaan dalam bidang
ilmu negara dan agama.[21]
Hal lain yang berhubungan dengan
kesuksesan kepemimpinan adalah tenang pemimpin yang efektif. Berikut beberapa
ciri pemimpin yang efektif menurut Achua dan Lusier: “traits of effective leaders: dominance, high energy, self confidence,
locus of control, stability, integrity,
intelligence,emotional intelligence, flexibility, and sensitivity to other”.[22] Ciri-ciri pemimpin yang
efektif: dominasi, energi
tinggi, kepercayaan diri, locus of control, stabilitas, integritas, kecerdasan,
kecerdasan emosional, fleksibilitas
dan peka terhadap lainnya.
locus of control is on a
continuum betwen external and internal belief in control over one's destiny. Locus of control adalah
kontinum antara kepercayaan
eksternal dan internal atas
kontrol terhadap nasib seseorang . Integrity refer to behavior that is honest and
ethical, making a person trustworthy. Integrity is the opposite of seeking
self-interest at expense of others, it's about being honest- no lying, cheating
or stealing. integrity is essential to running a sucsessful business.
therefore, we need to foster leadership integrity, as our integrity affects our
behavior.[23]
Integritas mengacu pada perilaku yang jujur dan etis, membuat
seseorang yang dapat dipercaya. Integritas adalah kebalikan dari mencari
kepentingan diri atas orang lain, itu tentang menjadi jujur-tidak berbohong,
menipu atau mencuri. Integritas adalah penting dalam menjalankan bisnis yang sukses. Oleh karena itu, kita
perlu mendorong integritas kepemimpinan, karena
integritas
kita mempengaruhi perilaku kita.
C. Faktor Kegagalan Seorang Pemimpin
Survey yang
dilakukan PT NBO Indonesia terhadap 1.000 responden dari kalangan manager dan
direktur, menyatakan bahwa ada 9 faktor yang mengakibatkan kegagalan
dalam memimpin. Lima faktor dominan (dari 9) secara
berurutan adalah :
1. Gaya Kepemimpinan
2. Kurangnya Visi dan arahan yang jelas
3. Komunikasi yang buruk
4. Kurangnya kemampuan interpersonal
5. Tidak dapat membangun tim.
Gaya
kepemimpinan menjadi faktor utama
dalam menentukan kegagalan pemimpin
suatu organisasi. Gaya pemimpin yang tidak cocok dengan strategi pengembangan
organisasi, cenderung kaku, tidak bisa menyesuaikan dengan yang dipimpin,
sehingga menurunkan bahkan memadamkan semangat, serta loyalitas followernya.
Yang terjadi adalah produktivitas turun, beberapa orang menjadi resah, dan
selanjutnya dengan senang hati mereka mengundurkan diri.
Penyebab yang ke
dua adalah kurangnya visi dan arah yang tidak
jelas. Jika dilihat dari “Leadership Code – 5 rules to Lead by” Dave
Ulrich, satu Code yang harus dimiliki pemimpin adalah “shape the future” yaitu
punya visi atau pemikiran yang strategis yang lebih berorientasi ke depan. Hal
ini akan mewarnai team, dan itu harus bisa dirasakan oleh anggota team. Sasaransasaran jangka pendek dan panjang,
dikomunikasikan, dan mengilhami anggota team, sehingga team lebih termotivasi
untuk mencapainya secara bersama-sama.
Yang terakhir
adalah komunikasi yang buruk. Komunikasi bukan hanya menyampaikan informasi,
data, signal, atau lainnya, namun lebih dari itu. Bagaimana komunikasi bisa
lebih efektif dan
efisien, dan terjadi “engagement” terhadap team/personal. Komunikasi
seringkali satu arah (yang bersifat direction), sehingga tidak layak disebut
komunikasi. Komunikasi adalah 2 arah,
saling memahami, dan dilandasi “trust”. Perhatikan “body language” partner bicara, dan temukan apa yang dikatakan dari sana.
[24]
Seorang yang menjadi seorang pemimpin harus bisa melaksanakan suatu tugas pemimpin salah satunya
mengambil keputusan. Karena itu seorang pemimpin seharusnya memiliki sikap yang
kuat karena setiap keputusan sering
kali tidak memuaskan semua pihak. Adapun beberapa
langkah nyata menjadi seorang pemimpin adalah sebagai berikut:
1. Komunikasi
Menjaga komunikasi antar anggota dan
pemimpin sangat diperlukan sebagai tolak ukur keberhasilan suatu kepemimpinan.
Selain itu untuk menghilangkan rasa sungkan, sehingga tercipta suatu kondisi
yang akrab antar pemimpin dan yang dipimpin.
2. Tidak membesarkan masalah yang kecil
Terkadang
seorang pemimpin perlu memberikan suatu solusi praktis terhadap beberapa
masalah yang tidak
memerlukan
perundingan, sehingga tidak menghamburkan waktu. Walaupun begitu, seorang
pemimpin tidak boleh mengabaikan masalah
kecil begitu saja.
3. Contoh
Pemimpin menjadi gambaran keadaan
suatu organisasi. Maka dari itu pemimpin harus memberikan contoh yang
baik terhadap bawahannya agar organisasi berjalan ke arah yang lebih positif. [25]
M. Ihsan Dacholfany menyimpulkan
bahwa faktor penyebab kegagalan pemimpin, secara berturut-turut adalah :
1). Sikap
pemimpin yang kurang baik; 2).
Kurangnya keterampilan memimpin; 3). Strategi yang kurang
baik dan kurang tersosialisasikan; 4). Pelanggaran terhadap nilai-nilai; 5).
Perekrutan pemimpin yang kurang baik; 6). Lemahnya seni memimpin; 7). Komunikasi pemimpin
yang kurang baik dengan bawahannya. Sementara itu, kunci keberhasilan
kepemimpinan, secara berut-turut mulai dari yang berkontribusi paling besar adalah: 1). Sikap baik
pemimpin; 2). Strategi yang baik; 3). Keterampilan pemimpin; 4). Keteguhan
pemimpin dalam memegang nilai-nilai kepemimpinan; dan 5). Kemampuan memotivasi
yang dimiliki oleh pemimpin.[26]
BAB III
SIMPULAN
Faktor penentu
kesuksesan kepemimpinan adalah suatu hal yang ikut menyebabkan dalam menentukan
kesuksesan ataupun keberhasilan pemimpin dalam memimpin di sebuah lembaga
pendidikan Islam. Faktor penentu kesuksesan kepemimpinan di antaranya adalah
takwa dan taat, memiliki kekuatan spiritual, memiliki kecakapan operasional,
menjadi telada, saling menghargai, berpengetahuan, memiliki keberanian,
bijaksana, adil dan memiliki intgritas yang tinggi.
Adapun
faktor
penyebab kegagalan pemimpin, di
antaranya adalah:
1). Sikap pemimpin yang kurang baik; 2).
Kurangnya keterampilan memimpin; 3). Strategi yang kurang baik dan
kurang tersosialisasikan; 4). Pelanggaran terhadap nilai-nilai; 5). Perekrutan
pemimpin yang kurang baik; 6). Lemahnya seni memimpin; 7).Komunikasi pemimpin
yang kurang baik dengan bawahannya.
DAFTAR PUSTAKA
Afzalur Rahman, Ensiklopedia Ilmu dalam Al-Qur’an: Rujukan
terlengkap isyarat-isyarat ilmiah dalam AlQur’an, Bandung: Mizania, 2007
Christopher F.
Achua and Robert N. Lusier, Effective
Leadership, Fourth EditionSouth-Western Cengange Learning: Canada, 2010
EK. Imam Munawwir. Asas-asas
Kepemimpinan dalam Islam,Surabaya: Usaha Nasional
Sudarwan Danim
dan Suparno, Manajemen dan Kepemimpinan
Transformasional Kekepalasekolahan,Jakarta: Rineka Cipta, 2009
Thomas Gordon, Kepemimpinan
yang Efektif, Jakarta: Rajawali Pers, 1990
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
edisi ketiga, Jakarta: Balai Pustaka, 2005
Veitzal Rivai
Zainal dan Fauzi Bahar, Islamic Education
Management: dari teori ke praktik, Jakarta: Rajawali Pers, 2015
Ade Afriansyah,
Pemimpin Ideal Menurut Al-Ghazali (Tesis tidak diterbitkan: Ygyakarta, 2014) h.
120.
digilib.uin-suka.ac.id/15158/1/1220510075_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf.
diakses 9 November 2016. 03.42 pm
https://www.academia.edu/14058044/FAKTOR_KEGAGALAN_DAN_KUNCI_SUKSES_DALAM_KEPEMIMPINAN?auto=download. Diakses hari Rabu,
9 November 2016, 3.35 pm
www.academia.edu/download/35902028/aza.docx.
Diakses tanggal 9 November 2016. 03.29 pm
[1] Tim
Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ketiga
(Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 312
[6]Christopher F. Achua and
Robert N. Lusier, Effective Leadership,
Fourth Edition (South-Western Cengange Learning: Canada, 2010) h. 6
[7] Veitzal Rivai Zainal dan
Fauzi Bahar, Islamic Education
Management: dari teori ke praktik (Jakarta: Rajawali Pers, 2015) h. 71-72
[9]Ade Afriansyah, Pemimpin Ideal Menurut Al-Ghazali (Tesis
tidak diterbitkan: Ygyakarta, 2014) h. 2.
digilib.uin-suka.ac.id/15158/1/1220510075_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf.
diakses 9 November 2016. 03.42 pm
[10]Afzalur Rahman, Ensiklopedia Ilmu dalam Al-Qur’an: Rujukan
terlengkap isyarat-isyarat ilmiah dalam AlQur’an (Bandung: Mizania, 2007)
h. 298
[12]Disampaikan oleh Kamrani
Buseri dalam perkuliahan Kepemimpinan dalam Lembaga Pendidikan Islam dengan
materi Sifat-sifat Kepemimpinan LPI yang ideal pada tanggal 8 Oktober 2016
[13]Sudarwan Danim dan
Suparno, Manajemen dan Kepemimpinan
Transformasional Kekepalasekolahan (Jakarta: Rineka Cipta, 2009) h. 87-95
[14]https://www.academia.edu/14058044/FAKTOR_KEGAGALAN_DAN_KUNCI_SUKSES_DALAM_KEPEMIMPINAN?auto=download. Diakses hari Rabu,
9 November 2016, 3.35 pm
[15]Sudarwan Danim dan
Suparno, Manajemen dan Kepemimpinan
Transformasional Kekepalasekolahan (Jakarta: Rineka Cipta, 2009) h. 96-106
[19]Rohiat, Kecerdasan
Emosional Kepemimpinan Kepala Sekolah (Bandung: Refika Aditama, 2008) h. 54
[20]Thomas Gordon,
Kepemimpinan yang Efektif (Jakarta: Rajawali Pers, 1990) h. 22-32
[21]Ade
Afriansyah, Pemimpin Ideal Menurut Al-Ghazali (Tesis tidak diterbitkan:
Ygyakarta, 2014) h. 120.
digilib.uin-suka.ac.id/15158/1/1220510075_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf.
diakses 9 November 2016. 03.42 pm
[26]https://www.academia.edu/14058044/FAKTOR_KEGAGALAN_DAN_KUNCI_SUKSES_DALAM_KEPEMIMPINAN?auto=download. Diakses hari Rabu,
9 November 2016, 3.35 pm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar