Jumat, 16 Juni 2017

Makalah : Kepemimpinan LPI


TUGAS TERSTRUKTUR                                                  DOSEN PENGASUH
Kepemimpinan LPI                                                   Prof. Dr. H. Kamrani Buseri, MA
                                                                                      Dr. H. Husnul Yaqin, M.Ed
                                                                                            
                                                                                                         


Faktor Penentu Kesuksesan Kepemimpinan Pendidikan LPI

OLEH:

Amelia Fitriani
                                              NIM. 1502521453
Miftahul Jannah
NIM. 1502521474


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI
 PASCASARJANA
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BANJARMASIN
2016


KATA PENGANTAR

      Dengan mengucap Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa selalu melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahnya kepada kita semua. Shalawat dan salam atas junjungan jkita Nabi besar Muhammad SAW beserta sahabat, kerabat dan orang-orang yang mengikuti langkah beliau hingga akhir zaman. Sehingga penyusun dapat menyelesaiakan makalah ini yang berjudul “Kepemimpinan LPI “.
            Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memperluas wawasan dalam rangka memperbanyak ilmu pengetahuan dan juga sebagai salah satu syarat yang wajib di penuhi. Penyusun sepenuhnya sangat menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya di sebabkan keterbatasan pengetahuan penyusun oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini yang akan datang.
            Dalam proses penyelesaian makalah ini kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
Bapak Prof. Dr. H. Kamrani Buseri, MA dan Dr. H. Husnul Yaqin, M.Ed selaku dosen mata kuliah Kepemimpinan LPI.
            Akhirnya penyusun mengharapkan semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi diri penyusun dan juga bermanfaat bagi orang lain.
                                                                                    Banjarmasin,                          2016


                                                                                                          Penyusun

DAFTAR ISI
                                                                                   

Halaman Judul
………………………………………………………………
I
Kata Pengantar
………………………………………………………………………
Ii
Daftar isi
………………………………………………………………………
Iii



BAB I
PENDAHULUAN…………………………………………………
1
BAB II
PEMBAHASAN …………………………………………………..
2

 A. Pengertian ………………………………………………………
2

 B. Faktor Penentu Kesuksesan Seorang Pemimpin ……………….
4

 C. Faktor Kegagalan Seorang Pemimmpin ………………………..
14

  

BAB III
 PENUTUP …………………………………………………….......
17

A. Simpulan ………………………………………………………….
17












DAFTAR PUSTAKA
21







BAB I
PENDAHULUAN

Pemimpin dipahami sebagai seorang pembina, penuntun, pengarah, yang menghantarkan yang dipimpinnya menuju pada visi misi suatu organisasi. Seorang pemimpin tak lepas dari pengaruh kepemimpinannya. Dari pola kepemimpinannya dapat dilihat proses hubungan antarpribadi yang didalamnya terdapat unsur mengkoordinasi, memotivasi, melalui proses komunikasi antarpribadi.
Kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang mampu menumbuhkan dan mengembangkan usaha kerja sama serta memelihara iklim yang kondusif dalam kehidupan organisasi. Kepemimpinan yang baik adalah kepemimpinan yang dapat mengintegrasikan orientasi tugas dengan orientasi hubungan manusia lainnya.
Dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan Islam, kepemimpinan pada suatu lembaga pendidikan Islam mempunyai posisi yang strategis dalam upaya membawa lembaga pendidikan Islam ke arah yang di inginkan oleh pemimpinnya. Baik buruknya kinerja, kemampuan, dan citra dari seorang pemimpin dalam mengelola organisasi kelembagaannya.
Untuk keberhasilan dalam pencapaian suatu tujuan diperlukan seorang pemimpin yang profesional di mana ia memahami akan tugas dan kewajibannya sebagai seorang pemimpin, serta melaksanakan peranannya sebagai seorang pemimpin. Sehingga dalam menjalankan suatu kepemimpinan timbul kesamaan misi dan visi, baik antara pemimpin atau yang dipimpin.
Keahlian dalam bidang pekerjaan yang dipimpinnya sangatlah perlu. Bagaimana seorang pemimpin dapat memimpin dan membimbing jika pemimpin tersebut tidak memiliki kemampuan untuk memimpin. Hal ini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan kepemimpinan seseorang. Dalam makalah ini akan dibahas hal-hal yang berkaitan dengan faktor penentu kesuksesan atau keberhasilan seorang pemimpin khususnya kepemimpinan di bidang pendidikan dan factor kegagalan seorang pemimpin.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian
Pengertian faktor menurut Kamus Besar bahasa Indonesia adalah hal (keadaan, peristiwa)  yang ikut menyebabkan (memengaruhi) terjadinya sesuatu. [1] Penentu adalah orang (sesuatu) yang menentukan.[2] Kesuksesan adalah keberhasilan, beruntung.[3] Kepemimpinan adalah cara pemimpin, perihal pemimpin.[4] Lembaga adalah badan (organisasi) yang tujuannya melakukan suatu penyelidikan keilmuan atau melakukan suatu usaha.[5]
Leadership is the influencing process of leaders and followers to achieve organizational objectives through change.[6] Kepemimpinan adalah proses memengaruhi pemimpin dan pengikut untuk mencapai tujuan organisasi melalui perubahan.
Berikut bebarapa pengertian pendidikan: 
1.        Ki hajar Dewantara menyatakan: pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti (kekuatan batin), pikiran (intellenct) dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan masyarakatnya.
2.        Muhammad Natsir menulis: yang dinamakan pendidikan ialah satu pimpinan jasmani dan rohani yang menuju kepada kesempurnaan dan kelengkapan arti kemanusiaan dengan arti sesungguhnya.
3.        Menurut Marimba: pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
4.        Shaliba dari lembaga bahasa Arab Damaskus mengemukakan bahwa: pendidikan ialah pengembangan fungsi-fungsi psikis melalui latihan sehingga mencapai kesempurnaannya sedikit demi sedikit.[7]
Adapun pengertian pendidikan Islam adalah:
1.        Muhammad Yusuf al-Qurdlowi memberikan pengertian pendidikan Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya, karena itu, pendidikan Islam menyiapkan manusia untuk hidup baik dalam keadaan damai maupun perang, dan menyiapkan untuk menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan kesejahteraannya, manis dan pahitnya.
2.        Hasan Langgulung merumuskan pendidikan Islam sebagai suatu proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan, memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal di dunia dan memetik hasilnya di akhirat.
3.        Anshori memberikan pengertian pendidikan Islam adalah proses bimbingan (pimpinan, tuntunan, usulan) oleh subjek didik terhadap perkembangan jiwa (pikiran, perasaan, kemauan, intuisi dan lain sebagainya) dan raga objek dengan bahan-bahan materi tertentu dan dengan alat perlengkapan yang ada ke arah terciptanya pribadi tertentu disertai evaluasi sesuai ajaran Islam.[8]
Berdasarkan pengertian di atas, faktor penentu kesuksesan kepemimpinan adalah suatu hal yang ikut menyebabkan dalam menentukan kesuksesan ataupun keberhasilan pemimpin dalam memimpin di sebuah lembaga pendidikan Islam. 
Islam tidak hanya berbicara tentang ibadah mahdhah dan muamalah yang bersifat terbatas, melainkan berbicara juga tentang kepemimpinan, politik, negara, dan hubungannya antara pemimpin dengan yang dipimpin, atau antara yang berkuasa dengan yang dikuasai. Seorang pemimpin harus memegang janji, jujur, amanah, dan bertanggung jawab untuk menjalankan kekuasaanya berdasarkan kepentingan umum, hal tersebut adalah inti sari dari ajaran Islam. Kepemimpinan bukan suatu prestise yang perlu dibandingkan, tapi merupakan suatu bentuk pengabdian dan pertanggung jawaban perinsip-prinsip keimanan.
Konsep kepemimpinan dalam Islam memiliki dasar-dasar yang sangat kuat dan kokoh yang bukan saja dibangun dari  nilai-nilai ajaran Islam, namun telah dipraktekkan sejak berabad-abad yang lalu oleh nabi Muhammad SAW, para Shahabat dan al-Khulafa' al-Rasyidin, yang bersumber dari al-Qur'an dan al-Sunnah, serta berkembang dinamis karena dipengaruhi oleh kondisi sosial, politik dan budaya.[9]
B.     Faktor Penentu Kesuksesan Seorang Pemimpin
Seorang pemimpin dalam Islam adalah seorang yang bertakwa dan taat kepada Allah SWT. Karena apabila seorang hamba selalu ingat, berusaha dan mengembalikan segala urusan kepada Allah SWT maka dia akan senantiasa diberi pertolongan oleh Allah SWT berdasarkan firman Allah dalam surah al-Hajj ayat 41.[10]
tûïÏ%©!$# bÎ) öNßg»¨Y©3¨B Îû ÇÚöF{$# (#qãB$s%r& no4qn=¢Á9$# (#âqs?#uäur no4qŸ2¨9$# (#rãtBr&ur Å$rã÷èyJø9$$Î/ (#öqygtRur Ç`tã ̍s3ZßJø9$# 3 ¬!ur èpt6É)»tã ÍqãBW{$# ÇÍÊÈ 
Artinya: (yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan sholat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang munkar, dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.(Q.S Al-Hajj: 41)
Selain taat kepada Allah SWT, seorang pemimpin terhadap bawahannya haruslah berlaku adil, sebagai bukti takwa kepada perintah Allah yang tertuang dalam surah An-Nisa ayat 58 dan surah al-Maidah ayat 8.
¨bÎ) ©!$# öNä.ããBù'tƒ br& (#rŠxsè? ÏM»uZ»tBF{$# #n<Î) $ygÎ=÷dr& #sŒÎ)ur OçFôJs3ym tû÷üt/ Ĩ$¨Z9$# br& (#qßJä3øtrB ÉAôyèø9$$Î/ 4 ¨bÎ) ©!$# $­KÏèÏR /ä3ÝàÏètƒ ÿ¾ÏmÎ/ 3 ¨bÎ) ©!$# tb%x. $JèÏÿxœ #ZŽÅÁt/ ÇÎÑÈ  
Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat.(Q.S An-Nisa: 58)
$pkšr'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#qãYtB#uä (#qçRqä. šúüÏBº§qs% ¬! uä!#ypkà­ ÅÝó¡É)ø9$$Î/ ( Ÿwur öNà6¨ZtB̍ôftƒ ãb$t«oYx© BQöqs% #n?tã žwr& (#qä9Ï÷ès? 4 (#qä9Ïôã$# uqèd Ü>tø%r& 3uqø)­G=Ï9 ( (#qà)¨?$#ur ©!$# 4 žcÎ) ©!$# 7ŽÎ6yz $yJÎ/ šcqè=yJ÷ès? ÇÑÈ  
Artinya: Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S Al-Maidah : 8)
Ketakwaan seorang pemimpin atau kekuatan spiritual seorang pemimpin sesungguhnya sangat memengaruhi keberhasilan dan kesuksesan kepemimpinan. Berikut adalah beberapa amalan sebagai wujud spiritualitas seseorang yang dapat mempengaruhi keberhasilan pemimpin dan yang telah dikemukakan Djoko Hartono dalam bukunya ” kekuatan spiritualitas para pemimpin sukses”, yaitu sholat tahajud, sholat hajat, sholat dhuha dan puasa Senin-Kamis.[11]
Didin Hafidhuddin mengatakan tentang pemimpin yang sukses, yaitu:
1.        Ketika seorang pemimpin dicintai oleh bawahan
2.        Pemimpin yang mampu menampung aspirasi bawahan
3.        Pemimpin yang selalu bermusyawarah
4.        Pemimpin yang tegas.[12]
Litelatur lain mengenai kesuksesan kepemimpinan yaitu mengenai kunci sukses kepemimpinan kepala sekolah. Kunci-kunci ini diharapkan memberi kepala sekolah suatu gambaran umum mengenai dasar-dasar pemikiran tentang upaya mewujudkan kinerja pribadi yang cerdas dan sukses, yaitu:[13]
1.         Mempercayai staf pengajar.
2.         Mendelegasikan tugas dan wewenang.
3.         Membagi dan memanfaatkan waktu.
4.         Peduli dengan staf pengajar
5.         Membangun misi
6.         Mengembangkan tujuan institusi
7.         Cekatan dan tegas, sekaligus sabar
8.         Berani instropeksi
9.         Memiliki konsistensi
10.     Bersikap terbuka
11.     Berjati diri tinggi.
Selanjutnya Susan M. Heatfield, menjelaskan tentang beberapa  rahasia dan kunci penting untuk menjadi pemimpin yang sukses, di antaranya adalah :
1.      Jadilah orang yang selalu ditiru dan diikuti oleh banyak orang.  Ia harus menjadi teladan bagi orang-orang di sekitarnya baik dalam hal perilaku sehari-hari, ibadah, mata pencaharian dan lain-lain.
2.      Buatlah visi untuk masa depan. Ia harus memiliki visi untuk dirinya, untuk keluarganya, untuk lingkungan masyarakat sekitarnya, dan lembaga yang dipimpinnya. Visi itulah yang akan menyatukan semua orang yang ada di bawah pimpinannya.
3.      Ciptakan inspirasi dan ide yang cemerlang untuk mengatasi berbagai permasalah. Ia tidak pernah kehabisan ide dan inspirasi untuk menciptakan sesuatu untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Ia menjadi inspirasi bagi orang-orang di sekitarnya.
4.      Buatlah orang lain merasa penting dan selalu merasa dihargai.  Ini adalah kunci untuk bisa memotivasi semua orang yang dipimpinnya. Orang-orang yang dihargai, akan terus berkarya dan bekerja dengan sebaik-baiknya, karena ia merasa dihargai dan merasa dipentingkan dalam kehidupannya. Seorang karyawan akan memiliki motivasi tinggi untuk berprestasi, karena ia paham hasil karyanya akan dihargai dan diperlukan oleh pimpinan dan rekan kerjanya. Seorang anak akan rajin belajar, karena ia selalu mendapat penghargaan dari orang tuanya.
5.      Gunakan nilai-nilai sebagai pedoman hidup, dan bertindaklah selalu dengan etik. Pemimpin yang selalu memegang nilai dan etika dalam sikap dan prilakunya, akan mendapat simpatik dari seluruh pihak disekelilingnya. Ini adalah kunci untuk keberhasilan dalam proses kepemimpinannya.
6.      Ciptakan ruang dengan harapan dan keteladannmu. Ia tidak pernah putus ada dalam menghadapi segala kesulitan dan hambatan seberat apapun. Ia selalu mengembangkan dan membangun harapan untuk bisa keluar dari semua permasalahan yang dihadapi. Ia selalu menjadi tauldan dalam berucap, bersikap, berprilaku dan memecahkan masalah.
7.      Ciptakan lingkungan yang kondusif untuk perbaikan yang terus menerus. Ia selalu medorong orang sekitarnya untuk tampil berani dan mencoba hal-hal baru, dengan keberanian mangambil resiko. Kegagalan adalah langkah maju untuk berhasil.
8.      Berikan kesempatan pada orang-orang untuk tumbuh dan berkembang, baik baik secara personal atau profesionalisme. Ia selalu memberikan kesempatan pada bawahannya untuk maju dan mengembangkan segala potensi yang dimilikinya, baik melalui pendidikan formal, informal atau non formal. Baik dibidang keahklian khusus yang dimiliki oleh setiap personal atau keakhlian umum yang diperluka oleh perusahaan, sehingga  ia bisa bekerja secara profesional.
9.      Perlakukan orang dengan rasa cinta dan kasih sayang. Kadang kala ia juga memarahi anak buahnya, tetapi semua dilakukan dalam rangka perbaikan dan pendidikan.[14]
Kecakapan operasional, menurut Danim dan Suparno, merupakan faktor kesuksesan kepala sekolah. Kecakapan operasional tersebut dijabarkan sebagai berikut:[15]
1.        Menjadi komunikator dan guru yang baik.
2.        Kecakapan teknis.
3.        Terampil berhubungan secara manusiawi.
4.        Mampu dan terampil secara konseptual
5.        Mengendalikan rapat secara baik
6.        Menjadi motivator
7.        Sering tampil di tengah komunitas
8.        Memiliki rasa humor
9.        Membina integrasi.
Berikut ini adalah beberapa faktor keberhasilan pemimpin :
1.      Berpengetahuan
Berpengetahuan yaitu Ia memang memiliki kemampuan dalam bidang yang dipimpinnya. Ia tahu  yang dipimpinnya. Ia tahu benar akan seluk beluk bidang kegiatannya, baik dari dalam maupun dari luar. Ia memang melakukan spesialisasi di bidang itu. Meskipun sifatnya yang mengkoordinir, akan tetapi sangat perlu mengetahui bidang gerak yang dipimpinnya. Rasulullah bersabda “Bila suatu perkara diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka nantikan saat kehancurannya”. Camkanlah bahwa “kennis is macht” yang berarti pengetahuan adalah kekuatan. Karena dari pengetahuanlah kekuatan. Karena dari pengetahuan itu lahir keyakinan, kekuatan dan semangat yang tak bisa dipatahkan.[16]
2.      Keberanian
Keberanian adalah kemampuan batin yang mengakui adanya rasa takut, akan tetapi mampu untuk menghadapi bahaya atau rintangan dengan tegas dan tenang, atau dapat dikatakan bahwa keberanian adalah kemampuan berpikir yang memungkinkan seseorang dapat menguasai tingkah lakunya dan dapat menerima tanggung jawab serta dapat mudah bertindak dalam keadaan bahaya. Dalam hal ini pemimpin harus bersikap seperti komandan, menumbuhkan sugesti keberanian  pada bawahan. Pada saat tertentu pula, ia hadir sebagai pengayom atau pelindung, sehingga para bawahannya merasa senang, tentram dengan kehadirannya.[17]
3.      Berinisiatif
Berinisiatif adalah kemampuan untuk bertindak, meskipun tidak ada perintah atau yang mengajukan pertimbangan-pertimbangan guna perbaiki tugas pekerjaannya. Ia mampu menganalisa situasi, sehingga tepat dan cepat mengambil keputusan. Sikap ini timbul, karena pada dirinya peka terhadap lingkungan, sehingga selalu ingin  meskipun tidak ada perintah atau yang mengajukan pertimbangan-pertimbangan guna perbaiki tugas pekerjaannya. Ia mampu menganalisa situasi, sehingga tepat dan cepat mengambil keputusan. Sikap ini timbul, karena pada dirinya peka trhadap lingkungan, sehingga selalu ingin ada perubahan dan ada perubahan dan perbaikan.Bila tidak, maka disebut “wujudhu ka’ adamihi perbaikan. Bila tidak, maka disebut “wujudhu ka’adamihi (adanya dengan tidak adanya sama saja)”.
4.      Berketegasan
Berketegasan artinya kesanggupan untuk mengambil keputusan keputusan dengan segera bila dibutuhkan dan mengutarakan dengan tegas, lengkap dan jelas. Ketegasan bersumber pada keyakinan dan kepercayaan kepada diri sendiri.
5.      Kebijaksanan
Bijaksana adalah kecakapan untuk bergaul dengan bawahan maupun atasnnya dengan cara yang tepat dan tidak menyinggung perasaan. Kebijaksanaan merupakan suatu kemampuan untuk menghargai apa lagi, kapan harus dilakukan, dan kapan arus diam, menanggung saat yang baik.[18]


6.      Adil
Artinya tidak memihak dan hanya komitmen terhadap kebenaran.Ia mampu memisahkan antara emosi dan rasio. Dendam dan benci , cinta dan dengki tidak mempengaruhinya dalam mengambil keputusan. Jadi berarti adil di waktu cinta maupun benci  (al’adlu fir ridla wa fil ghadlab).
ߊ¼ãr#y»tƒ $¯RÎ) y7»oYù=yèy_ ZpxÿÎ=yz Îû ÇÚöF{$# Läl÷n$$sù tû÷üt/ Ĩ$¨Z9$# Èd,ptø:$$Î/ Ÿwur ÆìÎ7®Ks? 3uqygø9$# y7¯=ÅÒãŠsù `tã È@Î6y «!$# 4 ¨bÎ) tûïÏ%©!$# tbq=ÅÒtƒ `tã È@Î6y «!$# öNßgs9 Ò>#xtã 7ƒÏx© $yJÎ/ (#qÝ¡nS tPöqtƒ É>$|¡Ïtø:$# ÇËÏÈ  
Artinya:“Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah SWT. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah SWT akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.” (Q.S. Shad: 26)
Ayat ini mengisyaratkan bahwa: salah satu tugas dan kewajiban utama seorang khalifah adalah menegakkan supremasi hukum secara Al-Haq. Seorang pemimpin tidak boleh menjalankan kepemimpinannya dengan mengikuti hawa nafsu.Karena tugas kepemimpinan adalah tugas fi sabilillah dan kedudukannya pun sangat mulia.
7.      Taat
Artinya taat terhadap keputusan yang disepakati.Setiap keputusan bersama dijalankan dengan konsekuen.
8.      Berpembawaan yang Baik
Pembawaan atau tampang dan sikap seseorang berarti penjelmaan yang nyata dari isi diri yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin harus memperhatikan tingkah lakunya, tampangnya bahkan pakaiannya.
9.      Memiliki Keuletan
Keuletan dibuktikan dengan kesanggupan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, walaupun banyk dialami oleh banyak rintangan dan kegagalan-kegagalan. Kesanggupan untuk menahan kelelahan, kesakitan dan penderitaan tanpa putus asa dan tidak kenal menyerah , sebagai bukti dari keuletannya.
10.  Memiliki Semangat Besar
Seorang pemimpin harus mempunyai hasrat yang besar dan perhatian yang mendalam terhadap tugas yang dihadapinya. Contoh dari pimpinan akan membangunkan semangat yang besar pula pada anak buahnya, sehingga tugas dapat diselesaikan dengan mudah.
11.  Tidak Mementingkan Diri Sendiri
Yang dimaksud dengan ini adalah seorang pemimpin yang tidak akan mengambil keuntungan dari pekerjaan kelompok itu utnuk kepentingan diri sendiri serta tidak menyalah gunakan jabatan.
12.  Ikhlas
Atau memiliki kebiasaan untuk berbuat lebih dari apa yang diharapkan sebagai imbalan. Jiwa ikhlas, pada dirinya tidak bersemayam senantiasa menuntut balas. Semua yang dilakukan semata-mata mencari mardlatillah(keridaan Allah), lain tidak. Pujian, sanjungan ataupun cercaan sedikit pun tak mempengaruhi semangatnya dalam usaha mencapai tujuan.Ia selalu ingin berbuat sebanyak-banyaknya, selalu ingin berprestasi.
13.  Dapat Menguasai Diri Sendiri
Bila nafsu diperturutkan, maka segala persoalan takan terselesaikan, buah karya selama hidup tak menghasilkan. Seorang yang dapat menguasai diri sendiri, berarti bila ia memiliki rencana, maka tegas pula terhadap rencananya itu. Ia tanpa mengulur-ulur waktu atau mencari alasan, programnya langsung dijalankan.
14.  Mampu Dan Bersedia Melakukan Tanggung Jawab Sepenuhnya
Seorang pemimpin yang berhasil ia bersedia memikul tanggung jawab atas kebijaksanaanya maupun atas kesalaan dan kekurangan para pengikutnya. Kalau ia coba-coba melakukan berusaha melemparkan kesalahan itu kepada orang lain, maka kedudukannya akan gagal dan ia akan kehilangan kewibawaan sebagai pemimpin. Kalau seorang bawahannya memuat kesalahan dan bawahan itu terbukti telah melakukan tindakan yang tidak becus, maka seorang pemimpin harus bisa menerima kenyataan itu sebagai kesalahannya  sendiri. Dia sendirilah yang telah gagal sebagai seorang pemimpin selama ini.
15.  Bisa Menjalin Kerjasama Yang Baik
Pemimpin yang sukses ia bisa memahami kehendak dan kemauan para pengikutnya. Dengan demikian barulah ia dapat menerapkan prinsip kerjasama yang baik dengan bawahannya. Kedudukan seorang pemimpin dipilih oleh bawahannya, maka kepala diangkat menurut peraturan tertentu atas instasi yang berwenang.
16.  Bisa Menguasai Persoalan Secara Terperinci
Persoalan yang dimaksud ialah baik mengenai kedudukannya sebagai pemimpin maupun dari segi tehnis pelaksanaan.Bagaimana pula bila seorang yang diserahi amanat dan tanggung jawab kemudian tidak mengetahui persoalan yang harus dipertanggung jawabkan.Dengan komunikasi yang baik maka segala persoalan maupun programnya bisa dihayati bawahan. Penghayatan yang sepaham akan menghasilkan dukungan.
17.  Menaruh Simpati Dan Pengertian Yang Dalam
Ia mampu menginventarisir gejolak dan keinginan dari bawahan. Segala kritik, tegur sapa, sumbangan pikiran dapatlah ia menampung dan menyeleksi. Masing-masing tidak merasa kecewa bila berhadapan dengan dirinya.
Selain yang disebutkan di atas, kecerdasan emosional merupakan salah satu kriteria keberhasilan pemimpin dalam mengelola organisasinya. Fungsi kecerdasan emosional dalam kepemimpinan adalah membantu pemimpin dalam memahami eksistensinya dan merasakan keberadaan orang-orang. Untuk dapat berhasil, pemimpin perlu memepertimbangkan dan menilai secara luas can cermat faktor, sifat atau ciri pemimpin, syarat, kualitas pribadi, pendidikan dan latihan, kesempatan untuk berkembang, kondisi kerja kompetensi dan prestasi.[19]
Literatur lain menyatakan seorang pemimpin akan memperoleh peranannya sebagai pemimpin apabila dalam pandangan mata kelompoknya, dia mencuatkan “harapan atau janji” bahwa kebutuhnya terpenuhi dan bahwa pemimpin juga sukses dalam memenuhi kebutuhannya. Dalam pengertian lain adalah faktor kesuksesan kepemimpinan apabila kebutuhannya dan kebutuhan bawahannya sama-sama terpenuhi. Adapun faktor yang mendukung kepuasan kebutuhan ini antara lain adalah keberhasilan, pengakuan, kerja itu sendiri, tanggung jawab dan kemajuan. Dan faktor penghalang dalam pemenuhan kepuasan antara lain adalah hubungan pribadi yang kurang akrab dengan para pemimpin, hubungan pribadi yang kurang akrab dengan teman satu kelompok, teknik penyeliaan yang kurang atau tidak cukup, kebijaksanaan dan administrasi perusahaan atau organisasi yang kurang jelas, kondisi kerja kurang baik dan masalah-masalah dalam kehidupan pribadi pekerja.[20]
Konsep pemimpin ideal menurut al-Ghazālī adalah pemimpin akhlak, yang disebut sebagai pemimpin sejati. Pemimpin yang adil, serta memiliki integritas, penguasaan dalam bidang ilmu negara dan agama.[21]
Hal lain yang berhubungan dengan kesuksesan kepemimpinan adalah tenang pemimpin yang efektif. Berikut beberapa ciri pemimpin yang efektif menurut Achua dan Lusier: “traits of effective leaders: dominance, high energy, self confidence, locus of  control, stability, integrity, intelligence,emotional intelligence, flexibility, and sensitivity to other”.[22]  Ciri-ciri pemimpin yang efektif: dominasi, energi tinggi, kepercayaan diri, locus of control, stabilitas, integritas, kecerdasan, kecerdasan emosional, fleksibilitas dan peka terhadap lainnya. locus of control is on a continuum betwen external and internal belief in control over one's destiny. Locus of control adalah kontinum antara kepercayaan eksternal dan internal atas kontrol terhadap nasib seseorang . Integrity refer to behavior that is honest and ethical, making a person trustworthy. Integrity is the opposite of seeking self-interest at expense of others, it's about being honest- no lying, cheating or stealing. integrity is essential to running a sucsessful business. therefore, we need to foster leadership integrity, as our integrity affects our behavior.[23] Integritas mengacu pada perilaku yang jujur dan etis, membuat seseorang yang dapat dipercaya. Integritas adalah kebalikan dari mencari kepentingan diri atas orang lain, itu tentang menjadi jujur-tidak berbohong, menipu atau mencuri. Integritas adalah penting dalam menjalankan bisnis yang sukses. Oleh karena itu, kita perlu mendorong integritas kepemimpinan, karena integritas kita mempengaruhi perilaku kita.
C.    Faktor Kegagalan Seorang Pemimpin
Survey yang dilakukan PT NBO Indonesia terhadap 1.000 responden dari kalangan manager dan direktur, menyatakan bahwa ada 9 faktor yang  mengakibatkan kegagalan dalam memimpin. Lima faktor dominan (dari 9) secara berurutan adalah :  
1.      Gaya Kepemimpinan  
2.      Kurangnya Visi dan arahan yang jelas  
3.      Komunikasi yang buruk  
4.      Kurangnya kemampuan interpersonal  
5.      Tidak dapat membangun tim.   
Gaya kepemimpinan menjadi faktor utama dalam menentukan  kegagalan pemimpin suatu organisasi. Gaya pemimpin yang tidak cocok dengan strategi pengembangan organisasi, cenderung kaku, tidak bisa  menyesuaikan dengan yang dipimpin, sehingga menurunkan bahkan memadamkan semangat, serta loyalitas followernya. Yang terjadi adalah produktivitas turun, beberapa orang menjadi resah, dan selanjutnya dengan  senang hati mereka mengundurkan diri. 
Penyebab yang ke dua adalah kurangnya visi dan arah yang tidak  jelas. Jika dilihat dari “Leadership Code – 5 rules to Lead by” Dave Ulrich, satu Code yang harus dimiliki pemimpin adalah “shape the future” yaitu punya visi atau pemikiran yang strategis yang lebih berorientasi ke depan. Hal ini akan mewarnai team, dan itu harus bisa dirasakan oleh anggota team.  Sasaran­sasaran jangka pendek dan panjang, dikomunikasikan, dan mengilhami anggota team, sehingga team lebih termotivasi untuk mencapainya  secara bersama-­sama. 
Yang terakhir adalah komunikasi yang buruk. Komunikasi bukan hanya menyampaikan informasi, data, signal, atau lainnya, namun lebih dari itu. Bagaimana komunikasi bisa lebih efektif dan efisien, dan terjadi  “engagement” terhadap team/personal.  Komunikasi seringkali satu arah (yang bersifat direction), sehingga tidak layak disebut komunikasi. Komunikasi  adalah 2 arah, saling memahami, dan dilandasi “trust”. Perhatikan “body language” partner bicara, dan temukan apa yang dikatakan dari sana. [24] 
Seorang yang menjadi seorang pemimpin harus  bisa melaksanakan suatu tugas pemimpin salah satunya mengambil keputusan. Karena itu seorang pemimpin seharusnya memiliki sikap yang kuat karena setiap keputusan sering  kali tidak memuaskan semua pihak. Adapun beberapa langkah nyata menjadi seorang pemimpin adalah sebagai berikut:
1.      Komunikasi 
Menjaga komunikasi antar anggota dan pemimpin sangat diperlukan sebagai tolak ukur keberhasilan suatu kepemimpinan. Selain itu untuk menghilangkan rasa sungkan, sehingga tercipta suatu kondisi yang akrab antar pemimpin dan yang dipimpin.   
2.      Tidak membesarkan masalah yang kecil 
Terkadang seorang pemimpin perlu memberikan suatu solusi praktis terhadap beberapa masalah yang tidak memerlukan perundingan, sehingga tidak menghamburkan waktu. Walaupun begitu, seorang pemimpin tidak boleh mengabaikan  masalah kecil begitu saja.
3.      Contoh
Pemimpin menjadi gambaran keadaan suatu organisasi. Maka dari itu pemimpin harus memberikan contoh yang baik terhadap bawahannya agar organisasi berjalan ke arah yang lebih positif. [25]
M. Ihsan Dacholfany menyimpulkan bahwa faktor penyebab kegagalan pemimpin, secara berturut-turut  adalah :  1). Sikap pemimpin yang kurang baik; 2). Kurangnya keterampilan memimpin; 3). Strategi yang kurang baik dan kurang tersosialisasikan; 4). Pelanggaran terhadap nilai-nilai; 5). Perekrutan pemimpin yang kurang baik; 6). Lemahnya seni memimpin; 7). Komunikasi pemimpin yang kurang baik dengan bawahannya. Sementara itu, kunci keberhasilan kepemimpinan, secara berut-turut mulai dari yang berkontribusi paling besar adalah: 1). Sikap baik pemimpin; 2). Strategi yang baik; 3). Keterampilan pemimpin; 4). Keteguhan pemimpin dalam memegang nilai-nilai kepemimpinan; dan 5). Kemampuan memotivasi yang dimiliki oleh pemimpin.[26]




BAB III
SIMPULAN

Faktor penentu kesuksesan kepemimpinan adalah suatu hal yang ikut menyebabkan dalam menentukan kesuksesan ataupun keberhasilan pemimpin dalam memimpin di sebuah lembaga pendidikan Islam. Faktor penentu kesuksesan kepemimpinan di antaranya adalah takwa dan taat, memiliki kekuatan spiritual, memiliki kecakapan operasional, menjadi telada, saling menghargai, berpengetahuan, memiliki keberanian, bijaksana, adil dan memiliki intgritas yang tinggi.
Adapun faktor penyebab kegagalan pemimpin, di antaranya adalah:  1). Sikap pemimpin yang kurang baik; 2).  Kurangnya keterampilan memimpin; 3). Strategi yang kurang baik dan kurang tersosialisasikan; 4). Pelanggaran terhadap nilai-nilai; 5). Perekrutan pemimpin yang kurang baik; 6). Lemahnya seni memimpin; 7).Komunikasi pemimpin yang kurang baik dengan bawahannya.
 




DAFTAR PUSTAKA

Afzalur Rahman, Ensiklopedia Ilmu dalam Al-Qur’an: Rujukan terlengkap isyarat-isyarat ilmiah dalam AlQur’an, Bandung: Mizania, 2007
Christopher F. Achua and Robert N. Lusier, Effective Leadership, Fourth EditionSouth-Western Cengange Learning:  Canada, 2010
EK. Imam Munawwir. Asas-asas Kepemimpinan dalam Islam,Surabaya: Usaha Nasional
Rohiat,  Kecerdasan Emosional Kepemimpinan Kepala Sekolah, Bandung: Refika Aditama, 2008
Sudarwan Danim dan Suparno, Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional Kekepalasekolahan,Jakarta: Rineka Cipta, 2009
Thomas Gordon, Kepemimpinan yang Efektif, Jakarta: Rajawali Pers, 1990
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ketiga, Jakarta: Balai Pustaka, 2005
Veitzal Rivai Zainal dan Fauzi Bahar, Islamic Education Management: dari teori ke praktik, Jakarta: Rajawali Pers, 2015
Ade Afriansyah, Pemimpin Ideal Menurut Al-Ghazali (Tesis tidak diterbitkan: Ygyakarta, 2014) h. 120. digilib.uin-suka.ac.id/15158/1/1220510075_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf. diakses 9 November 2016. 03.42 pm
www.academia.edu/download/35902028/aza.docx. Diakses tanggal 9 November 2016. 03.29 pm





[1] Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ketiga (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 312
[2] ibid, h. 1176
[3] ibid, h. 1099
[4] ibid, h. 874
[5] ibid, h. 655
[6]Christopher F. Achua and Robert N. Lusier, Effective Leadership, Fourth Edition (South-Western Cengange Learning:  Canada, 2010) h. 6
[7] Veitzal Rivai Zainal dan Fauzi Bahar, Islamic Education Management: dari teori ke praktik (Jakarta: Rajawali Pers, 2015) h. 71-72
[8]ibid, h.73
[9]Ade Afriansyah, Pemimpin Ideal Menurut Al-Ghazali (Tesis tidak diterbitkan: Ygyakarta, 2014) h. 2. digilib.uin-suka.ac.id/15158/1/1220510075_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf. diakses 9 November 2016. 03.42 pm
[10]Afzalur Rahman, Ensiklopedia Ilmu dalam Al-Qur’an: Rujukan terlengkap isyarat-isyarat ilmiah dalam AlQur’an (Bandung: Mizania, 2007) h. 298
[11]www.academia.edu/download/35902028/aza.docx. Diakses tanggal 9 November 2016. 03.29 pm
[12]Disampaikan oleh Kamrani Buseri dalam perkuliahan Kepemimpinan dalam Lembaga Pendidikan Islam dengan materi Sifat-sifat Kepemimpinan LPI yang ideal pada tanggal 8 Oktober 2016
[13]Sudarwan Danim dan Suparno, Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional Kekepalasekolahan (Jakarta: Rineka Cipta, 2009) h. 87-95
[15]Sudarwan Danim dan Suparno, Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional Kekepalasekolahan (Jakarta: Rineka Cipta, 2009) h. 96-106
[16]Drs. EK. Imam Munawwir. Asas-asas Kepemimpinan dalam Islam (Surabaya: Usaha Nasional) h.170
[17]ibid, h. 170
[18]ibid, h. 171-175
[19]Rohiat, Kecerdasan Emosional Kepemimpinan Kepala Sekolah (Bandung: Refika Aditama, 2008) h. 54
[20]Thomas Gordon, Kepemimpinan yang Efektif (Jakarta: Rajawali Pers, 1990) h. 22-32
[21]Ade Afriansyah, Pemimpin Ideal Menurut Al-Ghazali (Tesis tidak diterbitkan: Ygyakarta, 2014) h. 120. digilib.uin-suka.ac.id/15158/1/1220510075_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf. diakses 9 November 2016. 03.42 pm
[22] Christopher F. Achua and Robert N. Lusier, Effective Leadership, h. 33
[23] ibid, h. 35
[25]ibid


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aku ; Yang Terlewatkan

  Tidak Mungkin dan Tidak Pernah Aku selalu melihatmu,Tapi kamu tidak. Aku selalu menatapmu,Tapi kamu tidak. Aku akan selalu ada untukm...