Muatan isi sebuah Model Pembelajaran CTL dengan menguraikan PENGERTIAN tentang: (1) Pendekatan, (2) Strategi, (3) Metode, (4) Teknik, dan (5) Taktik Pembelajaran
a.
Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan (paradigm) adalah titik tolak atau sudut pandang (word
view) seseorang terhadap suatu objek atau permasalahan. Pendekatan juga dapat
diartikan sebagai cara umum dalam memandang permasalahan atau objek kajian;
laksana pakai kacamata merah --- semua tampak kemerah-merahan.
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau
sudut pandang pendidik terhadap suatu proses pembelajaran, yang merujuk pada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yng sifatnya masih sangat umum,
didalmnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran
dengan cakupan teoritis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran
terdapat beberapa jenis pendekatan, antara lain:
1)
Pendekatan
pembelajaran berorientasi atau berpusat pada peserta didik (student centered
approach);
2)
Pendekatan
pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered
approach).
3)
Pendekatan
ekonomi pendidikan yang memandang anak sekolah sebagai investasi masa depan
sehingga kegiatan pembelajaran harus di rancang sesuai dengan kebutuhan pasar
kerja yang dapat mengembalikan investasi yang dibutuhkan selama sekolah baik
kepada diri peserta didik, keluarga, maupun kepada Negara;
4)
Pendekatan
agama yang memandang pendidikan dan pembelajaran sebagai bagian dari nilai ibadah sehingga nilai-nilai agama sangat
mempengaruhi terhadap seluruh proses pendidikan dan pembelajaran seperti konsep
pembelajaran yang dicetuskan oleh Ulama' Imam Zarnuji dalam kitab Ta'lim
Muta'alim yang banyak dijadikan rujukan pesantren di Indonesia, dan
lain-lain. (Mulyono, 2011: 13).
b.
Strategi Pembelajaran
Strategi adalah ilmu dan kiat dalam memanfaatkan segala sumber yang
dimiliki dan/atau yang dapat dikerahkan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Kemp (Wina Sanjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran
adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peserta didik
agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya
diturunkan ke dalam strategi pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin
Makmun, 2003) mengemukakan empat unsure strategi dari setiap usaha, yaitu:
a.
Mengidentifikasi
dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (output) dan sasaran (target)
yang harus di capai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat
yang memerlukannya.
b.
Mempertimbangkan
dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk
mencapai sasaran.
c.
Mempertimbangkan
dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan di tempuh sejak titik
awal sampai dengan sasaran.
d.
Mempertimbangkan
dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard)
untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.
Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat tersebut
adalah:
a.
Menetapkan
spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil prilaku
dan pribadi peserta didik.
b.
Mempertimbangkan
dan memilih system pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif.
c.
Mempertimbangkan
dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode, dan teknik pembelajaran.
d.
Menetapkan
norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau criteria dan ukuran
keberhasilan atau kriteria dan ukuran baku keberhasilan. (Mulyono, 2011:14-15).
Sehubungan dengan itu, pendekatan pembelajaran kontekstual
diturunkan ke dalam beberapa beberapa strategi pembelajaran. Ditjen Dikdasmen
(2003-4-8) mengelompokkan 7 strategi pembelajaran kontekstual, yaitu (1)
belajar berbasis masalah (problem-based learning), (2) pengajaran
autentik (authentic instruction), (3) belajar berbasis inquiri (inquiry-based
learning), (4) belajar berbasis proyek/tugas terstruktur (project-based learning),
(5) belajar berbasis kerja (work-based learning), (6) belajar jasa
layanan (service learning), (7) belajar kooperatif (cooperative
learning). Hal ini sejalan dengan lima strategi yang dikemukakan Bern
dan Erickson (2001: 5-11), yaitu: (1) Pembelajaran berbasis masalah (problem-based
learning), (2) Pembelajaran kooperatif (cooverative learning), (3)
Pembelajaran berbasis proyek (project-based learning), (4) Pembelajaran
pelayanan (service learning), dan (5) Pembelajaran berbasis kerja (work-based
learning). (Komalasari, 2010: 55-56).
c.
Metode Pembelajaran
Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk
mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Metode
adalah "a way in achieving something" (Wina Sanjaya, 2008). Jadi
metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode
pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi
pembelajaran diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4)
simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8)
debat; (9) symposium, dan sebagainya. (Mulyono, 2011:16).
d.
Teknik Pembelajaran
Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya
pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara
yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode ceramah pada
kelas dengan jumlah peserta didik yang relative banyak membutuhkan teknik
tersendiri yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode
ceramah pada kelas yang jumlah peserta didiknya terbatas. Demikian pula, dengan
penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang
peserta didiknya tergolong aktif dengan kelas yang peserta didiknya tergolong
pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam
koridor metode yang sama. (Mulyono, 2011: 17).
e.
Taktik Pembelajaran
Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam
melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual.
Misalkan, terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi
mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya,
yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki
sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense
of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia
memang sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajarannya akan nampak
keunikan atau ke khasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan,
pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini,
pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekaligus seni (teaching is science
and art). (Mulyono, 2011:17).
Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan
taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka
terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model
pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari
awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model
pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan,
metode, dan teknik pembelajaran.
Untuk lebih jelasnya, posisi hierarkis dari masing-masing istilah
tersebut, kiranya dapat divisualisasikan sebagai berikut:
Model Pembelajaran
|
(Komalasari, 2011:17)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar