Selasa, 22 Agustus 2017

My Work ; Review Jurnal 1




1.      Bibliografi Penulis:
Penulis
Ahmad Abdullahi Ibarahim and Rabiu Garba Idris
Topik
ISLAMIC EDUCATION CURRICULUM AND ITS HISTORICAL EVOLUTION IN NIGERIA: PROSPECTS AND CHALLENGES
Instansi
Department of Arts and Social Science Education Faculty of Education Northwest University, Kano
Tempat Penelitian
Nigeria
Tahun
2014

2.      Tujuan Penulisan
Tulisan ini mengkaji mengenai struktur perkembangan kurikulum Pendidikan Islam dengan memberikan gambaran pengembangan kurikulum pendidikan Islam di Nigeria dalam tiga era sejarah; pra-kolonial, selama kolonial dan pasca-kolonial.
3.      Fakta-fakta Penulisan
Adapun Fakta-fakta yang terjadi pada kurikulum di Nigeria adalah :
A.       Kurikulum Pendidikan Islam Pra-Kolonial
Pada era pra-kolonial Kurikulum Pendidikan Islam di Nigeria muncul antara abad 7 sampai abad ke-9 Namun, kurikulum tidak didokumentasikan.  Pada masa itu ada dua jenis sekolah Islam di Nigeria. (1) Sekolah Islam (Quran) Tradisional (Makarantun Allo) dan (2) sekolah Ilm (Makarantun Zaure).
1.      Karakteristik kurikulum Sekolah Quran tradisional yaitu:
a)         Quran adalah satu-satunya mata pelajaran di sekolah
b)        Siswa mulai sekolah pada usia 3-4 tahun
c)         Tahap pertama dari pembelajaran adalah menghafal beberapa bab/surah pendek Quran (Mis: dari Surah Fatihah ke Surah Fil).
d)        Tahap berikutnya adalah belajar teks Arab dari Quran melalui tulisan melalui batu atau kayu yang dituliskan guru, setelah itu mereka mulai menulis sendiri.
e)         Khatam (selesai) pembacaan Quran  dianggap sebagai tingkatan kelulusan siswa.
f)         Walimah diselenggarakan oleh orang tua murid pada hari upacara wisuda Quran.
g)        Sekolah dimulai pada hari Sabtu dan berakhir pada hari Rabu.
h)        Sekolah memiliki tiga waktu pembelajaran yaitu pagi, sore dan malam.
i)          Sekolah istirahat/libur di bulan ke-9 dari Kalender Hijriyah (Ramadan), Idul Fitri, Idul Adha, dan hari Maulud.
j)          Metode pengajaran adalah "hafalan" yang ketat.
2.      Karakteristik Kurikulum Sekolah Ilm yaitu:
a)         Sekolah ini hanya diperuntukkan siswa yang lebih tua yang telah lulus dari sekolah Quran tradisional
b)        Tafsir, Hadis, Fiqhi, Ilm Tauheed, Tasawwuf, Sira, Nahwu, Sarfu, Balaga, Bahasa dll adalah subyek pengajaran di sekolah ini.
c)         Siswa belajar dari guru yang berbeda, berdasarkan studi atau bidang mereka masing-masing (spesialisasi)
d)        siswa dikelompokkan berdasarkan usia dan kemampuan intelektual
e)          Sebagian besar Metode pengajaran adalah individualistik
B.     Kurikulum Pendidikan Islam Selama Kolonial
Ketika Barat datang ke Nigeria dengan penjajahan, perkembangan Pendidikan Islam benar-benar diabaikan oleh koloni Inggris. Bahkan sistem Ajami (sistem penulisan bahasa lokal dengan script bahasa Arab) yang ada merupakan sarana resmi komunikasi antara amir negara-negara, Ulama, dan masyarakat, tidak diakui secara resmi. Hal ini menandai dimulainya proses kematian bagi Pendidikan Islam.
Adapun karakteristik Kurikulum Pendidikan pada masa Kolonial adalah :
a.       Koloni Inggris memperkenalkan sistem pendidikan formal ke Nigeria dan mengembangkannya di bagian selatan
b.      Sementara di bagian utara Nigeria sebagai penyebaran agama Kristen yang umat Islam nya lebih dominan
c.       Koloni Inggris tidak menambahkan mata pelajaran Islam dalam sistem pendidikan
d.      Pelajaran agama Islam diajarkan pada jam terakhir saat siswa telah lelah.
e.       Pembentukan lembaga-lembaga Islam baru di 1950- 1960 diduduki oleh organisasi swasta Sehingga Masyarakat Islam terpaksa mendaftarkan anak-anak mereka dalam program Pendidikan Barat, jika tidak maka mereka akan  kehilangan kesempatan untuk berpartisipasi dalam menjalankan urusan negara.
C.     Kurikulum Pendidikan Islam Pasca-Kolonial
Nigeria menjadi bangsa yang merdeka dari Inggris pada 1 Oktober 1960. Tapi, karena keagamaan dan multi budaya dari negara, maka silabus untuk Pendidikan Islam dan Kristen disusun oleh Negara dan Departemen Pendidikan sejak tahun 1950.
Adapun karakteristik kurikulum pada masa ini adalah:
a.       Dalam Pendidikan Islam tidak ada buku teks dalam bahasa Inggris hingga sekitar 1968 – 1970
b.      Para guru, yang kebanyakan ulama lulusan Sekolah Tinggi Arab, akan menggunakan buku bahasa Arab, yang akan mereka  terjemahkan ke siswa.
c.       Negara memproduksi buku yang ditulis dalam bahasa Inggris sehingga Pengetahuan Agama Islam menjadi lebih mudah untuk diajarkan.
d.      Cara mengajar Pendidikan Islam di Nigeria diharapkan agar siswa tahu bagaimana cara mempraktekkan agama mereka serta diajarkan tentang agama mereka. Oleh karena itu mahasiswa Muslim diharapkan untuk menghafal bagian Al-Quran dan Hadis dan artinya, untuk mengetahui bagaimana melakukan pekerjaan, berdoa, puasa, zakat dan haji, untuk mengevaluasi bukti keaslian Al-Qur’an dan sebagainya, serta mempelajari informasi sejarah penting.
e.       Banyak sekolah menengah yang digagas untuk mengajar Pendidikan Islam dan Bahasa Arab khususnya di Bagian Utara Nigeria. Sekolah-sekolah ini disponsori oleh Pemerintah Negara Muslim
f.       Sekolah lanjutan, Mengajarkan mata pelajaran sekolah meliputi: Quran (Tafsir) tradisi dan sejarah Nabi Muhammad saw (Hadits dan Sira) prinsip-prinsip dan aturan hukum Islam (Fiqh dan Usul Fiqh) teologi (Ilm Tauheed) mistisisme (tasawuf) obat (Tibb) dan sejarah (Tarikh) Arab Grammar (Nahwu) morfologi verba (Sarf) dll pengantar di sekolah-sekolah ini adalah bahasa Arab.
Selain itu, ada beberapa sekolah yang memiliki ujian akhir khusus bernama Pemeriksaan Sekolah Menengah tinggi Islam di bawah pengawasan Dewan Nasional Arab dan Studi Islam (NBAIS) Ahmadu Bello University, Zaria. Beberapa sekolah ini adalah:
a)        Sekolah Tinggi Agama Islam (Aliya)
b)        Sekolah untuk studi Bahasa Arab (SAS)
c)        Perguruan Tinggi Pemerintah Arab (GAC)
d)       Sekolah Menengah Perempuan Arab , Gorandutse.
Untuk menghasilkan siswa Muslim serbaguna di Nigeria, Empat universitas Islam didirikan oleh badan Islam dan dermawan Muslim. Universitas-universitas tersebut yaitu :
a)        Katsina University, Katsina.
b)         negara Al Hikmah Universitas Ilorin, Kwara.
c)        Cresence University, Abekuta
d)       Founting University, Oshogbo.
Meskipun upaya untuk membawa pendidikan Islam di tingkat pendidikan yang berbeda, masih ada beberapa orang tua yang tidak puas pada anak-anak mereka yang belajar Pendidikan Islam di sekolah-sekolah ini. Hal Ini memunculkan pengembangan sekolah Islamiyyah atau Madrasah di sesi yang berbeda: pagi, sore, dan malam tergantung pada jenis sekolah umum yang dihadiri siswa. Siswa dari setiap tingkat pendidikan formal menghadiri Sekolah Islamiyyah atau Madrasah.
Beberapa sekolah Islamiyyah ini memiliki lingkungan yang terstruktur dengan
a.       adanyagambaran Islam (Arab kaligrafi dan masjid).
b.      Administrator sekolah secara aktif mendorong identitas Islam dan kesadaran di antara siswa dan guru, tidak hanya di dalam kelas tetapi juga di seluruh kegiatan sekolah seperti kuliah mingguan.
c.       Shalat berjamaah secara teratur di masjid sekolah.
d.      Pakaian Islam, khususnya bagi siswa perempuan digunakan untuk membina identitas dan kesadaran Islam di sekolah-sekolah ini.
4.      Analisis Konsep Yang Terkandung Dalam Tulisan
Dari pemaparan di atas, ditemukan banyak faktor yang menghambat keberhasilan pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam di Nigeria, antara lain:
a.         Faktor Pemerintah : Dalam mengembangkan Negara, pemerintah federal Nigeria meminggirkan peran pendidikan Islam. Pemerintah tidak memberikan investasi yang memadai dalam pengembangan Pendidikan Islam. Sehingga menyebabkan mayoritas guru pendidikan Islam tidak profesional, buku hanya cukup buku teks, kurangnya bahan ajar, dan kurangnya motivasi siswa dalam belajar. Selanjutnya, pendidikan Islam menjadi kursus opsional untuk belajar bahkan di negara-negara Islam Nigeria. Bahkan, lulusan dari sekolah-sekolah Islam kurang diprioritaskan oleh pemerintah dibandingkan dengan siswa lain yang spesialisasinya adalah ilmu, atau Teknologi. Dengan demikian, masa depan  dari siswa lulusan pendidikan Islam yang baik hanya sebagai tenaga pengajar atau sebagai pemimpin doa terkemuka di masjid.
b.        Faktor pemilik Muslim : beberapa pemilik dari sekolah Islam yang tidak jujur dan terpercaya, dalam arti bahwa mereka tidak tulus dalam mengajar. Mereka pergi ke beberapa dermawan serta negara-negara Arab mencari bantuan keuangan untuk pengadministrasian sekolah. Sayangnya, mereka mengalihkan bantuan tersebut, diterima untuk penggunaan pribadi mereka.
c.         Faktor orang tua Muslim : orang tua Muslim dari sekolah-sekolah Islam memiliki andil dalam penghambat kemajuan pengembangan kurikulum. Rata-rata orang tua Muslim Nigeria banyak menghabiskan pendidikan dengan pendidikan barat untuk anak-anak mereka. Mereka memandang pendidikan Islam sebagai pendidikan untuk kelas menengah. Oleh karena itu, mereka tidak begitu peduli untuk mengirim anak-anaknya ke sekolah Islam.

d.        Faktor Komunitas: sebagian besar masyarakat Nigeria tidak melihat apa-apa yang bermanfaat dalam sistem Islam Pendidikan selain kegiatan keagamaan. Ada kesan bahwa siapa pun yang melakukan pendidikan Islam hanya bisa menjadi guru sekolah. Munculnya ideologi Boko Haram (Pendidikan Barat adalah Terlarang) membawa dimensi lain dari pendidikan Islam di Nigeria, dalam arti bahwa cendekiawan Muslim serta siswa mereka dianggap sebagai ekstremis di masyarakat
5.      Refleksi
Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sistem pendidikan Barat datang untuk tinggal dan menetap di Nigeria. Dan itu terjadi di mulai pada masa Kolonial. Pada masa ini, perkembangan Pendidikan Islam benar-benar diabaikan oleh koloni Inggris. Koloni Inggris enggan menambahkan mata pelajaran Islam dalam system pendidikan Islam. Mereka sengaja meletakkan pelajaran agama Islam pada jam terakhir pada saat siswa telah lelah sehingga proses pembelajaran agama Islam tidak berjalan secara optimal.
Meskipun pada masa pasca-kolonial, pendidikan Islam mulai di perhatikan. Tetapi pendidikan barat telah mempengaruhi kehidupan masyarakat Muslim di Nigeria. Hal itu bisa dilihat dari gaya hidup masyarakat yang mulai kebarat-baratan. Para orang tua muslim lebih memilih memasukkan anak-anak mereka ke pendidikan Barat karena lebih bergengsi dan mudah dalam mendapatkan pekerjaan. Bahkan pemerintah meminggirkan peranan pendidikan Islam dalam pengembangan Negara. Pemerintah tidak memberikan investasi yang memadai terhadap pengembangan pendidikan Islam sehingga kualitas pendidikan Islam menurun.
Salah satu aspek penting yang harus dipertimbangkan adalah pemerintah negara yang mayoritas penduduknya Muslim seperti Indonesia adalah harus mengintegrasikan pendidikan Barat dengan sistem Islam. Beberapa bidang studi harus diperkenalkan ke sekolah-sekolah Islam dan diajarkan (seperti Matematika, ekonomi, ilmu terpadu, Geografi dan Bahasa Inggris). Melalui pendidikan yang optimal, bangsa Indonesia dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga dapat bersaing di kancah dunia Internasional.
Kurikulum kita sebenarnya sudah bagus. Berdasarkan landasan filosofis dalam kurikulum pendidikan saat ini yakni mengembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, kurikulum diarahkan dan dirancang untuk membangun kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Dari pemaparan diatas, Maka I’tibar yang bisa kita ambil dari jurnal ini dalam mengembangan kurikulum pendidikan diantaranya adalah melakukan konferensi kurikulum, pelatihan untuk semua guru dengan waktu yang benar-benar optimal. Dan dalam Membuat standar kurikulum terutama standar Kelulusan harus disesuaikan dengan kebutuhan  masyarakat dan daerah atau wilayah.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aku ; Yang Terlewatkan

  Tidak Mungkin dan Tidak Pernah Aku selalu melihatmu,Tapi kamu tidak. Aku selalu menatapmu,Tapi kamu tidak. Aku akan selalu ada untukm...