1.
Bibliografi Penulis:
Penulis
|
Ahmad
Abdullahi Ibarahim and Rabiu Garba Idris
|
Topik
|
ISLAMIC EDUCATION CURRICULUM AND ITS HISTORICAL EVOLUTION IN
NIGERIA: PROSPECTS AND CHALLENGES
|
Instansi
|
Department
of Arts and Social Science Education Faculty of Education Northwest
University, Kano
|
Tempat Penelitian
|
Nigeria
|
Tahun
|
2014
|
2.
Tujuan Penulisan
Tulisan ini
mengkaji mengenai struktur perkembangan kurikulum Pendidikan Islam dengan
memberikan gambaran pengembangan kurikulum pendidikan Islam di Nigeria dalam
tiga era sejarah; pra-kolonial, selama kolonial dan pasca-kolonial.
3.
Fakta-fakta Penulisan
Adapun Fakta-fakta yang terjadi pada kurikulum di Nigeria adalah :
A.
Kurikulum Pendidikan Islam Pra-Kolonial
Pada era pra-kolonial
Kurikulum Pendidikan Islam di Nigeria muncul antara abad 7 sampai abad ke-9
Namun, kurikulum tidak didokumentasikan.
Pada masa itu ada dua jenis sekolah Islam di Nigeria. (1) Sekolah Islam
(Quran) Tradisional (Makarantun Allo) dan (2) sekolah Ilm (Makarantun Zaure).
1.
Karakteristik
kurikulum Sekolah Quran tradisional yaitu:
a)
Qur’an adalah satu-satunya mata pelajaran di
sekolah
b)
Siswa mulai sekolah pada usia 3-4 tahun
c)
Tahap pertama dari pembelajaran adalah menghafal beberapa bab/surah pendek Qur’an (Mis: dari Surah Fatihah ke Surah Fil).
d)
Tahap berikutnya adalah belajar teks Arab dari
Quran melalui tulisan melalui batu
atau kayu yang dituliskan guru, setelah itu mereka mulai menulis sendiri.
e)
Khatam
(selesai) pembacaan Quran dianggap sebagai tingkatan kelulusan siswa.
f)
Walimah diselenggarakan oleh orang tua murid pada
hari upacara wisuda Quran.
g)
Sekolah dimulai pada hari Sabtu dan berakhir
pada hari Rabu.
h)
Sekolah memiliki tiga waktu pembelajaran yaitu pagi, sore dan malam.
i)
Sekolah istirahat/libur di bulan ke-9 dari Kalender
Hijriyah (Ramadan), Idul Fitri, Idul
Adha, dan hari Maulud.
j)
Metode pengajaran adalah "hafalan"
yang ketat.
2.
Karakteristik
Kurikulum Sekolah Ilm yaitu:
a)
Sekolah
ini hanya diperuntukkan siswa yang lebih tua yang telah lulus dari sekolah
Quran tradisional
b)
Tafsir,
Hadis, Fiqhi, Ilm Tauheed, Tasawwuf, Sira, Nahwu, Sarfu, Balaga, Bahasa dll adalah
subyek pengajaran di sekolah ini.
c)
Siswa belajar dari guru yang berbeda,
berdasarkan studi atau bidang mereka masing-masing (spesialisasi)
d)
siswa
dikelompokkan berdasarkan usia dan kemampuan intelektual
e)
Sebagian besar Metode pengajaran adalah
individualistik
B.
Kurikulum Pendidikan Islam Selama Kolonial
Ketika Barat datang ke Nigeria
dengan penjajahan, perkembangan Pendidikan Islam benar-benar diabaikan oleh
koloni Inggris. Bahkan sistem Ajami (sistem penulisan bahasa lokal dengan script
bahasa Arab) yang ada merupakan sarana resmi komunikasi antara amir
negara-negara, Ulama, dan masyarakat, tidak diakui secara resmi. Hal ini
menandai dimulainya proses kematian bagi Pendidikan Islam.
Adapun karakteristik Kurikulum
Pendidikan pada masa Kolonial adalah :
a.
Koloni
Inggris memperkenalkan sistem pendidikan formal ke Nigeria dan mengembangkannya
di bagian selatan
b.
Sementara
di bagian utara Nigeria sebagai penyebaran agama Kristen yang umat Islam nya
lebih dominan
c.
Koloni
Inggris tidak menambahkan mata pelajaran Islam dalam sistem pendidikan
d.
Pelajaran
agama Islam diajarkan pada jam terakhir saat siswa telah lelah.
e.
Pembentukan
lembaga-lembaga Islam baru di 1950- 1960 diduduki oleh organisasi swasta
Sehingga Masyarakat Islam terpaksa mendaftarkan anak-anak mereka dalam program
Pendidikan Barat, jika tidak maka mereka akan
kehilangan kesempatan untuk berpartisipasi dalam menjalankan urusan
negara.
C.
Kurikulum Pendidikan Islam Pasca-Kolonial
Nigeria menjadi bangsa yang merdeka
dari Inggris pada 1 Oktober 1960. Tapi, karena keagamaan dan multi budaya dari
negara, maka silabus untuk Pendidikan Islam dan Kristen disusun oleh Negara dan
Departemen Pendidikan sejak tahun 1950.
Adapun karakteristik kurikulum pada
masa ini adalah:
a.
Dalam
Pendidikan Islam tidak ada buku teks dalam bahasa Inggris hingga sekitar 1968 –
1970
b.
Para
guru, yang kebanyakan ulama lulusan Sekolah Tinggi Arab, akan menggunakan buku
bahasa Arab, yang akan mereka
terjemahkan ke siswa.
c.
Negara
memproduksi buku yang ditulis dalam bahasa Inggris sehingga Pengetahuan Agama
Islam menjadi lebih mudah untuk diajarkan.
d.
Cara
mengajar Pendidikan Islam di Nigeria diharapkan agar siswa tahu bagaimana cara
mempraktekkan agama mereka serta diajarkan tentang agama mereka. Oleh karena
itu mahasiswa Muslim diharapkan untuk menghafal bagian Al-Quran dan Hadis dan
artinya, untuk mengetahui bagaimana melakukan pekerjaan, berdoa, puasa, zakat
dan haji, untuk mengevaluasi bukti keaslian Al-Qur’an dan sebagainya, serta
mempelajari informasi sejarah penting.
e.
Banyak
sekolah menengah yang digagas untuk mengajar Pendidikan Islam dan Bahasa Arab
khususnya di Bagian Utara Nigeria. Sekolah-sekolah ini disponsori oleh
Pemerintah Negara Muslim
f.
Sekolah
lanjutan, Mengajarkan mata pelajaran sekolah meliputi: Quran (Tafsir) tradisi
dan sejarah Nabi Muhammad saw (Hadits dan Sira) prinsip-prinsip dan aturan
hukum Islam (Fiqh dan Usul Fiqh) teologi (Ilm Tauheed) mistisisme (tasawuf)
obat (Tibb) dan sejarah (Tarikh) Arab Grammar (Nahwu) morfologi verba (Sarf)
dll pengantar di sekolah-sekolah ini adalah bahasa Arab.
Selain itu, ada beberapa sekolah
yang memiliki ujian akhir khusus bernama Pemeriksaan Sekolah Menengah tinggi Islam di bawah pengawasan Dewan Nasional Arab dan Studi Islam (NBAIS)
Ahmadu Bello University, Zaria. Beberapa sekolah ini adalah:
a)
Sekolah
Tinggi Agama Islam (Aliya)
b)
Sekolah
untuk studi Bahasa Arab (SAS)
c)
Perguruan
Tinggi Pemerintah Arab (GAC)
d)
Sekolah
Menengah Perempuan Arab , Gorandutse.
Untuk menghasilkan siswa Muslim
serbaguna di Nigeria, Empat universitas Islam didirikan oleh badan Islam dan
dermawan Muslim. Universitas-universitas tersebut yaitu :
a)
Katsina
University, Katsina.
b)
negara Al Hikmah Universitas Ilorin, Kwara.
c)
Cresence
University, Abekuta
d)
Founting
University, Oshogbo.
Meskipun upaya untuk membawa
pendidikan Islam di tingkat pendidikan yang berbeda, masih ada beberapa orang
tua yang tidak puas pada anak-anak mereka yang belajar Pendidikan Islam di
sekolah-sekolah ini. Hal Ini memunculkan pengembangan sekolah Islamiyyah atau
Madrasah di sesi yang berbeda: pagi, sore, dan malam tergantung pada jenis
sekolah umum yang dihadiri siswa. Siswa dari setiap tingkat pendidikan formal
menghadiri Sekolah Islamiyyah atau Madrasah.
Beberapa sekolah Islamiyyah ini
memiliki lingkungan yang terstruktur dengan
a.
adanyagambaran
Islam (Arab kaligrafi dan masjid).
b.
Administrator
sekolah secara aktif mendorong identitas Islam dan kesadaran di antara siswa
dan guru, tidak hanya di dalam kelas tetapi juga di seluruh kegiatan sekolah
seperti kuliah mingguan.
c.
Shalat
berjamaah secara teratur di masjid sekolah.
d.
Pakaian
Islam, khususnya bagi siswa perempuan digunakan untuk membina identitas dan
kesadaran Islam di sekolah-sekolah ini.
4.
Analisis Konsep Yang Terkandung Dalam Tulisan
Dari pemaparan di atas, ditemukan
banyak faktor yang menghambat keberhasilan pengembangan Kurikulum Pendidikan
Islam di Nigeria, antara lain:
a.
Faktor Pemerintah : Dalam
mengembangkan Negara, pemerintah federal Nigeria meminggirkan peran pendidikan Islam.
Pemerintah tidak memberikan investasi yang memadai dalam pengembangan Pendidikan
Islam. Sehingga menyebabkan mayoritas guru pendidikan Islam tidak profesional,
buku hanya cukup buku teks, kurangnya bahan ajar, dan kurangnya motivasi siswa
dalam belajar. Selanjutnya, pendidikan Islam menjadi kursus opsional untuk
belajar bahkan di negara-negara Islam Nigeria. Bahkan, lulusan dari
sekolah-sekolah Islam kurang diprioritaskan oleh pemerintah dibandingkan dengan
siswa lain yang spesialisasinya adalah ilmu, atau Teknologi. Dengan demikian,
masa depan dari siswa lulusan pendidikan
Islam yang baik hanya sebagai tenaga pengajar atau sebagai pemimpin doa
terkemuka di masjid.
b.
Faktor pemilik Muslim :
beberapa pemilik dari sekolah Islam yang tidak jujur dan terpercaya, dalam arti
bahwa mereka tidak tulus dalam mengajar. Mereka pergi ke beberapa dermawan
serta negara-negara Arab mencari bantuan keuangan untuk pengadministrasian
sekolah. Sayangnya, mereka mengalihkan bantuan tersebut, diterima untuk
penggunaan pribadi mereka.
c.
Faktor orang tua Muslim :
orang tua Muslim dari sekolah-sekolah Islam memiliki andil dalam penghambat
kemajuan pengembangan kurikulum. Rata-rata orang tua Muslim Nigeria banyak
menghabiskan pendidikan dengan pendidikan barat untuk anak-anak mereka. Mereka
memandang pendidikan Islam sebagai pendidikan untuk kelas menengah. Oleh karena
itu, mereka tidak begitu peduli untuk mengirim anak-anaknya ke sekolah Islam.
d.
Faktor Komunitas:
sebagian besar masyarakat Nigeria tidak melihat apa-apa yang bermanfaat dalam
sistem Islam Pendidikan selain kegiatan keagamaan. Ada kesan bahwa siapa pun
yang melakukan pendidikan Islam hanya bisa menjadi guru sekolah. Munculnya
ideologi Boko Haram (Pendidikan Barat adalah Terlarang) membawa dimensi lain
dari pendidikan Islam di Nigeria, dalam arti bahwa cendekiawan Muslim serta
siswa mereka dianggap sebagai ekstremis di masyarakat
5.
Refleksi
Berdasarkan hasil dan pembahasan
dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sistem pendidikan Barat datang
untuk tinggal dan menetap di Nigeria. Dan itu terjadi di mulai pada masa
Kolonial. Pada masa ini, perkembangan Pendidikan Islam benar-benar diabaikan
oleh koloni Inggris. Koloni Inggris enggan menambahkan mata pelajaran Islam
dalam system pendidikan Islam. Mereka sengaja meletakkan pelajaran agama Islam
pada jam terakhir pada saat siswa telah lelah sehingga proses pembelajaran
agama Islam tidak berjalan secara optimal.
Meskipun pada masa pasca-kolonial,
pendidikan Islam mulai di perhatikan. Tetapi pendidikan barat telah
mempengaruhi kehidupan masyarakat Muslim di Nigeria. Hal itu bisa dilihat dari
gaya hidup masyarakat yang mulai kebarat-baratan. Para orang tua muslim lebih
memilih memasukkan anak-anak mereka ke pendidikan Barat karena lebih bergengsi
dan mudah dalam mendapatkan pekerjaan. Bahkan pemerintah meminggirkan peranan
pendidikan Islam dalam pengembangan Negara. Pemerintah tidak memberikan
investasi yang memadai terhadap pengembangan pendidikan Islam sehingga kualitas
pendidikan Islam menurun.
Salah satu aspek penting yang harus
dipertimbangkan adalah pemerintah negara yang mayoritas penduduknya Muslim
seperti Indonesia adalah harus mengintegrasikan pendidikan Barat dengan sistem
Islam. Beberapa bidang studi harus diperkenalkan ke sekolah-sekolah Islam dan
diajarkan (seperti Matematika, ekonomi, ilmu terpadu, Geografi dan Bahasa
Inggris). Melalui pendidikan yang optimal, bangsa Indonesia dapat menguasai
ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga dapat bersaing di kancah dunia Internasional.
Kurikulum kita sebenarnya sudah
bagus. Berdasarkan landasan filosofis dalam kurikulum pendidikan saat ini yakni
mengembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, kurikulum
diarahkan dan dirancang untuk membangun kehidupan bangsa yang lebih baik di
masa depan. Dari pemaparan diatas, Maka I’tibar yang bisa kita ambil dari
jurnal ini dalam mengembangan kurikulum pendidikan diantaranya adalah melakukan
konferensi kurikulum, pelatihan untuk semua guru dengan waktu yang benar-benar
optimal. Dan dalam Membuat standar kurikulum terutama standar Kelulusan harus
disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat
dan daerah atau wilayah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar