ANALISIS ISI (CONTENT ANALYSIS)
Mata Kuliah Metodologi Penelitian
Dosen Pengasuh :
Prof. Dr. Hj. Juairiah, M. Pd
Dr. Ridha Fadillah, M. Ed
OLEH :
AMELIA FITRIANI
NIM 1502521453
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI
PASCASARJANA
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BANJARMASIN
2015
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap Alhamdulillah puji syukur
kehadirat Allah SWT, yang senantiasa selalu melimpahkan rahmat, taufik dan
hidayahnya kepada kita semua. Shalawat dan salam atas junjungan jkita Nabi
besar Muhammad SAW beserta sahabat, kerabat dan orang-orang yang mengikuti
langkah beliau hingga akhir zaman. Sehingga penyusun dapat menyelesaiakan
makalah ini yang berjudul “Analisis Isi (Content Analysis) “.
Penyusunan makalah
ini dimaksudkan untuk memperluas wawasan dalam rangka memperbanyak ilmu
pengetahuan dan juga sebagai salah satu syarat yang wajib di penuhi. Penyusun
sepenuhnya sangat menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak
kekurangannya di sebabkan keterbatasan pengetahuan penyusun oleh karena itu
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai
pihak demi kesempurnaan makalah ini yang akan datang.
Dalam proses
penyelesaian makalah ini kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih
sebesar-besarnya kepada :
Bapak Prof.
Dr. Hj. Juairiah M.Pd dan Dr. Ridha Fadillah, M. Ed selaku dosen mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan.
Akhirnya penyusun
mengharapkan semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi diri
penyusun maupun bagi orang lain.
Banjarmasin, 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul
|
………………………………………………………………
|
i
|
Kata
Pengantar
|
………………………………………………………………………
|
ii
|
Daftar isi
|
………………………………………………………………………
|
iii
|
|
|
|
BAB I
|
PENDAHULUAN…………………………………………………
|
1
|
BAB II
|
PEMBAHASAN ………………………………………………….
|
2
|
|
A. Pengertian Analisis Isi (Content
Analysis) ……………………...
|
2
|
|
B. Jenis Analisis isi (Content Analysis) …...……..………………...
|
5
|
|
C. Manfaat Analisis isi ……………………………………………...
|
5
|
|
D. Langkah-langkah Analisis isi ……………………………………
|
6
|
|
E. Perumusan Masalah dalam Analisis Isi
......................................
|
7
|
|
F. Kelebihan
dan Keterbatasan Analisis Isi ……..............................
|
8
|
|
|
|
BAB III
|
PENUTUP
……………………………………………………...
|
11
|
|
A. Simpulan
………………………………………………………….
|
11
|
|
|
|
|
|
|
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Sumber
data dalam sebuah penelitian tidak selamanya berbentuk manusia (individu atau
kelompok social). Sumber penelitian dapat muncul dari berbagai sumber, salah
satunya adalah media massa. Media massa meliputi media cetak dan elektronik.
Berbagai informasi di media massa tersebut dapat menjadi topic atau masalah
penelitian. Analisis muncul dari ketertarikan peneliti atas data yang di
tampilkan di media massa.
Secara
umum, analisis isi berupaya mengungkap berbagai informasi di balik data yang di
sajikan di media atau teks. Isi dalam hal ini dapat berupa kata, arti
(makna), gambar, symbol, ide, tema, atau beberapa pesan yang dapat
dikomunikasikan. (Neuman, 2003)
Analisis isi merupakan suatu model dalam ilmu komunikasi yang dipakai
untuk meneliti dokumentasi data yang berupa teks, gambar, symbol, dan
sebagainya. Metode ini dapat dipakai untuk menganalisa semua bentuk komunikasi,
seperti surat kabar, buku, film. Dengan menggunakan metode Analisis isi ini
maka akan di peroleh suatu pemahaman terhadap berbagai isi pesan komunikasi
yang disampaikan oleh media massa atau dari sumber lain secara obyektif,
sistematis dan relevan.
Oleh karena itu, untuk mengetahui lebih jelas tentang pembahasan
analisis isi, maka penulis akan menjelaskannya dalam sub-sub bahasan dibawah
ini tentang; pengertian analisis isi, manfaat analisis isi, langkah-langkah yang
ditempuh dalam analisis isi, perumusan analisis isi, serta kelebihan dan
keterbatasan dalam analisis isi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Analisis Isi (Content Analysis)
Analisis Isi (Content Analysis) adalah suatu
penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi
tertulis atau tercetak di media massa. Secara umum, analisis isi berupaya
mengungkap berbagai informasi di balik data yang di sajikan di media atau teks.
Isi dalam hal ini dapat berupa kata, arti (makna), gambar, symbol, ide,
tema, atau beberapa pesan yang dapat dikomunikasikan. (Neuman, 2003)[1] Pelopor
analisis isi adalah Harold D. Lasswell, yang mempelopori teknik symbol
coding, yaitu mencatat lambang atau pesan secara sistematis, kemudian
diberi interpretasi.
Metode
analisis isi pada dasarnya merupakan suatu teknik sistematik untuk menganalisis
isi pesan dan mengolah pesan, atau suatu alat untuk mengobservasi dan
menganalisis isi perilaku komunikasi yang terbuka dari komunikator yang
dipilih. (Budd, 1967:2). Sedangkan menurut Berelson (1952), yang kemudian
diikuti oleh Kerlinger (1986), analisis isi didefinisikan sebagai suatu metode
untuk mempelajari dan menganalisis komunikasi secara sistematik, obyektif, dan
kuantitatif terhadap pesan yang tampak (Wimmer & Dominick 2000:135).[2] Sedangkan
menurut Burhan Bungin, analisis isi adalah teknik penelitian untuk membuat
inferensi-inferensi yang dapat ditiru (replicabel), dan sahih data dengan
memperhatikan konteksnya.
1.
Prinsip
sistemik oleh Berelson diartikan bahwa ada perlakuan prosedur yang sama
pada semua isi yang dianalisis. Peneliti tidak dibenarkan melakukan analisis
hanya pada isi yang sesuai dengan perhatian dan minatnya, tetapi harus pada
keseluruhan isi yang telah ditetapkan untuk diteliti (yang telah ditetapkan
dalam pemilihan populasi dan sampel). Dengan demikian analisi isi berbeda
dengan pengamatan biasa terhadap isi.
2.
Prinsip
obyektif, berarti hasilnya tergantung prosedur penelitian bukan pada
orangnya. Yaitu dengan ketajaman kategorisasi yang ditetapkan, sehingga orang
lain dapat menggunakannya. Dan apabila digunakan untuk isi yang sama, dengan
prosedur yang sama maka hasilnya harus sama pula, walaupun penelitinya berbeda.
3.
Kuantitatif, diartikan
dengan mencatat nilai-nilai bilangan atau frekuensi untuk melukiskan berbagai
jenis isi yang didefinisikan. Namun ini juga diartikan sebagai prinsip
digunakannya hypothetic deductive method, dimana penelitian harus diawali
dengan research question, conceptual atau theoretical framework, hipotesis,
yang kemudian dibuktikan di lapangan.
4.
Isi yang nyata, diberi
pengertian, yang diteliti dan dianalisis hanyalah isi yang tersurat, yang
tampak, bukan makna yang dirasakan oleh peneliti (Stempel 1983:9). Perkara
hasil akhir dari analisisnya nanti menunjukkan adanya suatu isi yang
tersembunyi, hal itu sah-sah saja. Namun semuanya bermula dari analisis terhadap
isi yang tampak.[3]
Secara
teknis, analisis isi mencakup upaya-upaya klasifikasi lambang-lambang yang di
pakai dalam komunikasi, menggunakan kriteria dalam klasifikasi dan menggunakan
teknik analisis tertentu dalam membuat prediksi.[4]
Analisis
Isi berhubungan dengan komunikasi atau isi komunikasi. Bentuk komunikasi
meliputi baik lisan maupun tulisan, baik verbal maupun nonverbal, seperti:
karya seni, karya sastra, arsitektur, pakaian, alat-alat rumah tangga, termasuk
media komunikasi seperti film atau televisi. Oleh karena itulah, ada anggapan
bahwa analisis isi merupakan dasar semua analisis dalam pengetahuan social.
(Metpen, Prof.Dr. Nyoman Kutha, h. 358)[5]
Hampir semua disiplin ilmu sosial
dapat menggunakan analisis isi sebagai teknik/metode penelitian. Namun,
analisis isi tidak dapat diberlakukan pada semua penelitian sosial. Analisis
isi dapat dipergunakan jika memiliki syarat berikut:
a.
Data yang tersedia sebagian besar terdiri dari bahan-bahan yang
terdokumentasi (buku, surat kabar, pita rekaman, naskah/manuscript).
b.
Ada keterangan pelengkap atau kerangka teori tertentu yang
menerangkan tentang dan sebagai metode pendekatan terhadap data tersebut.
c.
Peneliti memiliki kemampuan teknis untuk mengolah
bahan-bahan/data-data yang dikumpulkannya karena sebagian dokumentasi tersebut
bersifat sangat khas/spesifik.[6]
Analisis isi dikategorikan dalam tipe
nonreaktif (nonreactive research) dikarenakan objek yang menjadi sasaran
penelitian tidak memberikan reaksi atau pengaruh terhadap peneliti. Peneliti
cukup menganalisis berbagai data dari berbagai sumber. Berbeda dengan survei
dan eksperimen yang menggunakan individu atau kelompok sosial sebagai objek
penelitian. Untuk itu, analisis isi relatif lebih mudah dilakukan karena
peneliti tidak perlu menyiapkan berbagai instrument yang rumit untuk diberikan
kepada responden. Dengan menggunakan analisis isi, peneliti dapat membandingkan
berbagai simbol dalam media atau teks tertentu dan menganalisisnya.[7]
Model analisis isi bukan hanya mengetahui
bagaimana isi teks berita, tetapi bagaimana pesan itu di sampaikan hingga bisa
melihat makna yang tersembunyi dari suatu teks. Tujuannya adalah untuk
memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang fenomena yang di teliti.
B. Jenis Analisis Isi (Content Analysis)
Analisis isi pada awalnya
berkembang dengan metode kuantitatif. Namun, belakangan berkembang juga
analisis isi yang menggunakan metode kualitatif. Menurut Krippendorff,
setidak-tidaknya ada 4 (empat) jenis analisis isi yang menggunakan pendekatan kualitatif
:
1. Analisis Wacana (discourse analysis), secara sederhana analisis
wacana mencoba memberikan pemaknaan lebih dari sekedar kata/frase atau kumpulan
kata/frase yang ditulis oleh pengarang. Analisis wacana fokus pada bagaimana
fenomena-fenomena partikular dimunculkan oleh pengarang teks.
2. Analisis Retorika (rhetorical analysis), Analisis Retorika
berfokus kepada bagaimana pesan itu disampaikan serta dampak (langsung ataupun
jangka panjang) yang dirasakan oleh para
penerima pesan atau audiens. Peneliti yang menggunakan pendekatan ini harus
mengidientifikasi elemen-elemen struktural, seperti; ungkapan, gaya argumentasi,
serta gestur dan penekanan dalam pidato.
3. Analisis Isi Etnografis (ethnographic
content analysis), Pendekatan ini dikerjakan dengan deskripsi narasi
memfokuskan pada situasi yang berkembang,setting/kondisi, gaya, gambar, makna,
dan gagasan penting agar dikenali/dipahami olehaktor atau pembicara secara
kompleks. (Krippendorff, 2004: 17)
4. Analisis Percakapan (conversation analysis), analisis ini
dikerjakan diawali dengan merekam percakapan dengan setting dan tujuan yang
biasa/umum. Selanjutnya hasil rekaman itu di analisa lebih dalam menjadi
konstruksi kolaboratif. (Krippendorff, 2004: 17) [8]
C.
Manfaat Penggunaan Analisis Isi (Content Analysis)
Ada banyak
manfaat dalam penggunaan metode analisis isi. Para peneliti telah menggunakan
metode ini bukan hanya untuk mempelajari karakteristik isi komunikasi, tapi
juga untuk menarik kesimpulan mengenai sifat komunikator, keadaan khalayak,
maupun efek komunikasi. Penelitian analisis isi pernah digunakan untuk
menganalisis gaya dan teknik propaganda, membandingkan kecendrungan politik
media satu dengan media yang lain, dan sebagainya. Menurut Wimmer dan Dominic
(2000: 136-138) setidaknya ada lima kegunaan yang dapat dilakukan dalam
penelitian analisis isi sebgai berikut:
1.
Menggambarkan
Isi Komunikasi
2.
Menguji
Hipotesis tentang Karakteristik Pesan.
3.
Membandingkan
Isi Media dengan Dunia Nyata
4.
Memperkirakan
Gambaran Kelompok Tertentu di Masyarakat
Analisis isi juga bermanfaat untuk mengungkap tiga permasalahan.
1.
Analisis isi
membantu dalam masalah yang melibatkan isi atau informasi yang cukup banyak
dalam suatu teks atau symbol. Peneliti dapat mengukur banyaknya teks atau
symbol menggunakan sampel dan beragan kode.
2.
Analisis isi
sangat membantu ketika topic penelitian memiliki “jarak”. Misalnya berbagai
pemikiran tokoh yang telah meninggal, karya sastra zaman dahulu, lirik serta
tema lagu yang popular dalam beberapa tahun yang lalu.
3.
Analisis isi
membantu peneliti untuk menganalisis pesan (teks) yang sulit di amati dengan
metode pengamatan biasa (Neuman, 2003). Misalnya, merk dan warna motor yang
banyak di gemari masyarakat. Hal ini dapat diamati dengan menghitung motor yang
lewat pada waktu dan tempat tertentu kemudian kita catat merk dan warnanya.
Motor merk dan warna apakah yang sering lewat. [10]
D.
Langkah-langkah
Analisis Isi
Seperti halnya metode lain, suatu metode akan lebih terarah apabila
dilakukan dengan menggunakan prosedur yang telah tersusun dan terformat dengan
rapi, begitu juga dengan analisis isi. Analisis isi akan lebih baik, apabila
megikuti langkah-langkah tertentu seperti yang pernah dilakukan oleh para
peneliti. Menurut Neuman (2003) mendeskripsikan langkah-langkah analisis isi
sebagai berikut:
1. Merumuskan masalah penelitian.
2. Melakukan
studi pustaka.
3. Menentukan
unit observasi dan unit analisis.
4. Menentukan
sampel
5. Menentukan
variabel
6. Membuat kategorisasi dan pedoman pengodingan
7. Mengumpulkan
data
8. Melakukan koding data (data coding)
9. Mengolah data
10. Menyajikan data
dan memberikan interpretasi
11. Menyusun laporan hasil
penelitian.[11]
E. Perumusan Masalah
dalam Analisis Isi
Ada beberapa hal pokok yang harus diperhatikan dalam melakukan analisis
isi. Pertama,adalah menentukan topic penelitian yang kemudian di
turunkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian. Kedua, dalam menentukan
pertanyaan penelitian, satu hal yang harus menjadi pertimbangan adalah
masalah ketersediaan data. Sebagaimana kita ketahui bahwa sumber data dalam
analisis isi adalah objek berupa sumber tertulis, atau sumber lain yang dapat
di amati.
Sumber data tersebut harus memiliki pola yang sama, bila di peroleh dari
media massa, sumber data harus bersifat rutin (seperti; rubric, iklan, film,
berita, acara televise, cerita komik, dan sebagainya) sehingga data tersedia
cukup banyak. Hal ini di karenakan bila sumber data sangat sedikit dan tidak
memiliki pola yang sama, maka kita tidak dapat menggali informasi secara lebih
mendalam dan tidak dapat menjelaskan kecendrungan mengenai data yang akan di
analisis.
Berikut ini beberapa contoh perumusan masalah dalam analisis isi;
1. Tindak kriminal apa
yang terjadi selama tahun 2008 di purwokerto?
(analisis isi dengan
memanfaatkan berita criminal di surat kabar)
2. Apakah terdapat
perbedaan jenis lapangan pekerjaan yang ditawarkan untuk laki-laki dan
perempuan yang ditawarkan melalui surat kabar?
(analisis isi dengan memanfaatkan iklan lowongan pekerjaan di surat
kabar)
3. Jenis pelanggaran
apa yang sering dilakukan para pengendara sepeda motor?
(analisis isi dengan mengamati lalu lintas di sebuah perempatan jalan)
4. Bagaimanakah
bentuk-bentuk kesalahan penulisan kalimat yang dilakukan siswa SMA dalam tugas
mengarang?
(analisis isi dengan memanfaatkan hasil tugas mengarang siswa SMA)
5. Tema lagu apa saja
yang paling popular di tahun 90-an?
(analisis isi pada lirik lagu di era 90-an)
6. Adakah perbedaan
jenis masalah yang dihadapi remaja laki-laki dan perempuan?
(analisis isi dengan memanfaatkan berita rubric konsultasi psikologi di
sebuah majalah remaja)
7. Berapakah rata-rata
jumlah iklan yang diputar dalam satu sesi commercial break dalam acara
“Kabar Petang TVone”?
(analisis isi dengan memanfaatkan iklan TV)
8. Berapakah jumlah
adegan yang mengarah kepada “kekerasan fisik”dalam acara komedi xxx di ABC TV?
(analisis isi dengan
memanfaatkan acara TV)
9. Berapakah frekuensi
terjadinya adegan kekerasan dalam film xxx?
(analisis isi dengan
memanfaatkan film)
10. Bagaimana media
kampanye yang digunakan para calon legislatif?[12]
(analisis isi dengan
memanfaatkan berita seputar pemilu legislative tahun 2009)
F.
Kelebihan dan
Keterbatasan Analisis Isi (Content Analysis)
Kelebihan
Analisis Isi (Content Analysis) :
1.
Tidak
digunakannya manusia sebagai subyek penelitian. Hal ini menyebabkan penelitian
relative lebih mudah, tidak ada reaksi dari populasi ataupun sampel yang
diteliti karena tidak ada orang yang diwawancarai, diminta mengisi kuesioner,
ataupun diminta datang di laboratorium.
2.
Analisis isi
juga relatif murah, tidak terbentur masalah perizinan penelitian. Bahan-bahan
penelitian mudah didapat karena diperpustakaan-perpustakaan, atau di bagian
dokumentasi audio visual. Biaya untuk coder relatif murah dibandingkan biaya
operasional pengumpul data untuk survey.
3.
Kelebihan
lainnya ialah ketika peneliti tidak dapat melakukan penelitian survey atau
pengamatan terhadap populasi, analisis isi dapat digunakan. Misalnya, Chai
(1977) meneliti konflik politik di RRC setelah kematian Mao Tze Tung pada tahun
1976. Para peneliti Amerika tidak mungkin melakukan survey atau pengamatan
langsung ke RRC yang waktu itu tertutup dan bermusuhan. Tetapi sebanyak 40
berita kematian yang dikirim dari berbagai kelompok partai, kelompok militer
dan pemerintah propinsi, kota, pada komite sentral partai komunis dapat
dikumpulkan dan dianalisis secara sistematis. Hasilnya, berupa kesimpulan
sementara mengenai tingkat dukungan pada kelompok yang berbeda-beda dari
berbagai daerah di China untuk calon penguasa baru RRC (Chadwick, Bahr &
Albert, 1991:275).[13]
Kelemahan Analisis Isi (Content Analysis) :
1.
Keterbatasan
kemampuan merekam data. Hal ini akan terjadi apabila objek penelitian kita
adalah objek yang bergerak. Misalnya, jumlah motor yang lewat di jalan raya,
iklan yang di tayangkan di televise, adegan film, pidato tokoh, kampanye
politik, acara-acara televise dan sebagainya. Objek-objek pengamatan tersebut
tidak dapat di ulangi lagi, kecuali kita menggunakan alat perekam, maka
kelemahan ini dapat di atasi.
2.
Masalah
validitas data. Masalah validitas data menunjuk pada sejauh mana data yang
diperoleh mengukur apa yang akan di ukur atau di observasi. Data yang diolah
dalam analisis ini adalah data yang pasif. Untuk itu, dalam pengambilan data
untuk analisis isi kita harus berhati-hati karena banyak pesan atau symbol yang
bersifat laten. Simbol laten ini memerlukan definisi operasional yang sangat
jelas.
3.
Informasi yang
digali sangat banyak. Hal ini memerlukan kehati-hatian dan kejelian peneliti
terutama saat melakukan koding data.[14]
4.
Pesan
komunikasi tidak selamanya mereflikasikan fakta, terkadang memang ada usaha
untuk membelokkan dunia simbolis yang ada di media (pesan) dari realitas yang
sesungguhnya. Karena itu untuk penelitian analisis isi yang bertujuan untuk
memahami realitas sosial, penelitian ini perlu dikonfirmasi dengan penelitian
yang lain.[15]
Berger (Dalam Irawanto, 1999;32) menyebutkan adanya beberapa
kelemahan;
1.
Sulit
menentukan bahwa sampel yang di teliti benar-benar refresentatif
2.
Kadangkala sulit
untuk mendapatkan definisi operasional dari topic yang di teliti
3.
Tidak mudah
menemukan unit pengukuran bagi semacam frame dalam artikel surat kabar atau
majalah.[16]
BAB III
KESIMPULAN
Analisis
isi merupakan sebuah metode penelitian yang tidak menggunakan manusia sebagai
objek penelitian. Analisis isi menggunakan symbol atau teks yang ada dalam
media tertentu untuk kemudian symbol-simbol atau teks tersebut diolah dan di
analisis.
Ada beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk melakukan analisis
isi ini, yaitu: merumuskan masalah penelitian; melakukan studi pustaka; menentukan unit observasi dan unit analisis;
menentukan sampel; membuat kategorisasi dan pedoman pengodingan; mengumpulkan
data; melakukan koding data (data coding); mengolah data; menyajikan dan
memberikan data dan interpretasi; dan terakhir adalah menyusun laporan hasil
penelitian.
Apabila dibandingkan dengan penelitian lapangan, analisis isi relative
lebih mudah dilakukan serta memiliki beberapa kelebihan, yaitu: lebih hemat
waktu, tenaga dan biaya; analisis isi lebih aman dilakukan; analisis isi
memungkinkan kita meneliti dalam jangka waktu yang sangat panjang; dan analisis
isi tidak memiliki efek sosial karena objeknya bersifat pasif. Meskipun
demikian, analisis isi memiliki beberapa kelemahan yaitu: peneliti memiliki
keterbatasan kemampuan merekam data; pada masalah validitas data, serta
informasi yang digali sangat banyak sehingga memerlukan kehati-hatian dan
kejelian peneliti terutama saat melakukan koding data.
DAFTAR PUSTAKA
Bungin,
Burhan, 2011, Metodologi Penelitian Kualitatif (Aktualisasi Metodologis ke
arah Ragam Varian Kontemporer), Jakarta: PT RajaGrapindo Persada.
, 2011, Analisis Data Penelitian Kualitatif
(Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi, Jakarta:
PT RajaGrapindo Persada.
Kunta, Nyoman, Metodologi Penelitian
Muhadjir, Noeng, 2000, Metodologi Penelitian kualitatif, Yogyakarta:
Rake Serasin.
Martono,
Nanang, 2011, Metode Penelitian Kuantitatif (Analisis Isi dan Analisis Data
Sekunder), Jakarta; PT RajaGrapindo Persada
[1] Nanang Martono, Metode Penelitian
Kuantitatif (Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder) (PT RajaGrapindo
Persada, Jakarta; 2011) h. 86
[2] Burhan Bungin, Metodologi Penelitian
Kualitatif (Aktualisasi Metodologis ke arah Ragam Varian Kontemporer) (PT
RajaGrapindo Persada; Jakarta, 2011) h. 187-188
[3]
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif (Aktualisasi Metodologis ke
arah Ragam Varian Kontemporer) (PT RajaGrapindo Persada; Jakarta, 2011)
h.187-188
[4] Noeng
Muhadjir, Metodologi Penelitian kualitatif, (Rake Serasin: Yogyakarta,
2000), h. 68
[5]
Nyoman Kutha, Metodologi Penelitian, h. 358
[7]
Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif (Analisis Isi dan Analisis
Data Sekunder) (PT RajaGrapindo Persada, Jakarta; 2011) h. 87
[8] Krippendorff, Klaus, Analisis Isi:
Pengantar Teori dan Metodologi, (PT Raja Grafindo Persada; Jakarta, 2004),
h. 17
[9]
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif (Aktualisasi Metodologis ke
arah Ragam Varian Kontemporer) (PT RajaGrapindo Persada; Jakarta, 2011) h. 188-191
[10]
Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif (Analisis Isi dan Analisis
Data Sekunder) (PT RajaGrapindo Persada, Jakarta; 2011) h. 88-89
[11] Nanang
Martono, Metode Penelitian Kuantitatif (Analisis Isi dan Analisis Data
Sekunder) (PT RajaGrapindo Persada, Jakarta; 2011) h. 96-108
[13]
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif (Aktualisasi Metodologis ke
arah Ragam Varian Kontemporer) (PT RajaGrapindo Persada; Jakarta, 2011)
h.192-193
[14] Nanang
Martono, Metode Penelitian Kuantitatif (Analisis Isi dan Analisis Data
Sekunder) (PT RajaGrapindo Persada, Jakarta; 2011) h. 110
[15]
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif (Aktualisasi Metodologis ke
arah Ragam Varian Kontemporer) (PT RajaGrapindo Persada; Jakarta, 2011) h.
193
[16] Burhan Bungin, Analisi
Data Penelitian Kualitatif (Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah
Penguasaan Model Aplikasi) (PT RajaGrapindo Persada; Jakarta, 2011) h. 164
|
12
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar