Minggu, 25 Desember 2016

Makalah Metodologi Penelitian




ANALISIS ISI (CONTENT ANALYSIS)

 



Mata Kuliah Metodologi Penelitian


Dosen Pengasuh :


Prof. Dr. Hj. Juairiah, M. Pd
Dr. Ridha Fadillah, M. Ed
 





       OLEH :
                            
    AMELIA FITRIANI
   NIM  1502521453

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI
 PASCASARJANA
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BANJARMASIN
2015






KATA PENGANTAR

      Dengan mengucap Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa selalu melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahnya kepada kita semua. Shalawat dan salam atas junjungan jkita Nabi besar Muhammad SAW beserta sahabat, kerabat dan orang-orang yang mengikuti langkah beliau hingga akhir zaman. Sehingga penyusun dapat menyelesaiakan makalah ini yang berjudul “Analisis Isi (Content Analysis) “.
            Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memperluas wawasan dalam rangka memperbanyak ilmu pengetahuan dan juga sebagai salah satu syarat yang wajib di penuhi. Penyusun sepenuhnya sangat menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya di sebabkan keterbatasan pengetahuan penyusun oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini yang akan datang.
            Dalam proses penyelesaian makalah ini kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
Bapak Prof. Dr. Hj. Juairiah M.Pd dan Dr. Ridha Fadillah, M. Ed selaku dosen mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan.
            Akhirnya penyusun mengharapkan semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi diri penyusun maupun bagi orang lain.
                                                                                    Banjarmasin,                          2015


                                                                                                          Penyusun


DAFTAR ISI
                                                                                   

Halaman Judul
………………………………………………………………
i
Kata Pengantar
………………………………………………………………………
ii
Daftar isi
………………………………………………………………………
iii



BAB I
PENDAHULUAN…………………………………………………
1
BAB II
PEMBAHASAN ………………………………………………….
2

 A. Pengertian Analisis Isi (Content Analysis) ……………………...
2

 B. Jenis Analisis isi (Content Analysis)  …...……..………………...
5

 C. Manfaat Analisis isi ……………………………………………...
5

 D. Langkah-langkah Analisis isi ……………………………………
6

 E. Perumusan Masalah dalam Analisis Isi ......................................
7

 F. Kelebihan dan Keterbatasan Analisis Isi ……..............................
8



BAB III
PENUTUP ……………………………………………………...
11

A. Simpulan ………………………………………………………….
11





DAFTAR PUSTAKA



BAB I
PENDAHULUAN

Sumber data dalam sebuah penelitian tidak selamanya berbentuk manusia (individu atau kelompok social). Sumber penelitian dapat muncul dari berbagai sumber, salah satunya adalah media massa. Media massa meliputi media cetak dan elektronik. Berbagai informasi di media massa tersebut dapat menjadi topic atau masalah penelitian. Analisis muncul dari ketertarikan peneliti atas data yang di tampilkan di media massa.
Secara umum, analisis isi berupaya mengungkap berbagai informasi di balik data yang di sajikan di media atau teks. Isi dalam hal ini dapat berupa kata, arti (makna), gambar, symbol, ide, tema, atau beberapa pesan yang dapat dikomunikasikan. (Neuman, 2003)
 Analisis isi merupakan suatu model dalam ilmu komunikasi yang dipakai untuk meneliti dokumentasi data yang berupa teks, gambar, symbol, dan sebagainya. Metode ini dapat dipakai untuk menganalisa semua bentuk komunikasi, seperti surat kabar, buku, film. Dengan menggunakan metode Analisis isi ini maka akan di peroleh suatu pemahaman terhadap berbagai isi pesan komunikasi yang disampaikan oleh media massa atau dari sumber lain secara obyektif, sistematis dan relevan.
Oleh karena itu, untuk mengetahui lebih jelas tentang pembahasan analisis isi, maka penulis akan menjelaskannya dalam sub-sub bahasan dibawah ini tentang; pengertian analisis isi, manfaat analisis isi, langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis isi, perumusan analisis isi, serta kelebihan dan keterbatasan dalam analisis isi.   
           

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Analisis Isi (Content Analysis)
 Analisis Isi (Content Analysis) adalah suatu penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak di media massa. Secara umum, analisis isi berupaya mengungkap berbagai informasi di balik data yang di sajikan di media atau teks. Isi dalam hal ini dapat berupa kata, arti (makna), gambar, symbol, ide, tema, atau beberapa pesan yang dapat dikomunikasikan. (Neuman, 2003)[1] Pelopor analisis isi adalah Harold D. Lasswell, yang mempelopori teknik symbol coding, yaitu mencatat lambang atau pesan secara sistematis, kemudian diberi interpretasi.
Metode analisis isi pada dasarnya merupakan suatu teknik sistematik untuk menganalisis isi pesan dan mengolah pesan, atau suatu alat untuk mengobservasi dan menganalisis isi perilaku komunikasi yang terbuka dari komunikator yang dipilih. (Budd, 1967:2). Sedangkan menurut Berelson (1952), yang kemudian diikuti oleh Kerlinger (1986), analisis isi didefinisikan sebagai suatu metode untuk mempelajari dan menganalisis komunikasi secara sistematik, obyektif, dan kuantitatif terhadap pesan yang tampak (Wimmer & Dominick 2000:135).[2] Sedangkan menurut Burhan Bungin, analisis isi adalah teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru (replicabel), dan sahih data dengan memperhatikan konteksnya.
1.      Prinsip sistemik oleh Berelson diartikan bahwa ada perlakuan prosedur yang sama pada semua isi yang dianalisis. Peneliti tidak dibenarkan melakukan analisis hanya pada isi yang sesuai dengan perhatian dan minatnya, tetapi harus pada keseluruhan isi yang telah ditetapkan untuk diteliti (yang telah ditetapkan dalam pemilihan populasi dan sampel). Dengan demikian analisi isi berbeda dengan pengamatan biasa terhadap isi.
2.      Prinsip obyektif, berarti hasilnya tergantung prosedur penelitian bukan pada orangnya. Yaitu dengan ketajaman kategorisasi yang ditetapkan, sehingga orang lain dapat menggunakannya. Dan apabila digunakan untuk isi yang sama, dengan prosedur yang sama maka hasilnya harus sama pula, walaupun penelitinya berbeda.
3.      Kuantitatif, diartikan dengan mencatat nilai-nilai bilangan atau frekuensi untuk melukiskan berbagai jenis isi yang didefinisikan. Namun ini juga diartikan sebagai prinsip digunakannya hypothetic deductive method, dimana penelitian harus diawali dengan research question, conceptual atau theoretical framework, hipotesis, yang kemudian dibuktikan di lapangan.
4.      Isi yang nyata, diberi pengertian, yang diteliti dan dianalisis hanyalah isi yang tersurat, yang tampak, bukan makna yang dirasakan oleh peneliti (Stempel 1983:9). Perkara hasil akhir dari analisisnya nanti menunjukkan adanya suatu isi yang tersembunyi, hal itu sah-sah saja. Namun semuanya bermula dari analisis terhadap isi yang tampak.[3]
Secara teknis, analisis isi mencakup upaya-upaya klasifikasi lambang-lambang yang di pakai dalam komunikasi, menggunakan kriteria dalam klasifikasi dan menggunakan teknik analisis tertentu dalam membuat prediksi.[4]
Analisis Isi berhubungan dengan komunikasi atau isi komunikasi. Bentuk komunikasi meliputi baik lisan maupun tulisan, baik verbal maupun nonverbal, seperti: karya seni, karya sastra, arsitektur, pakaian, alat-alat rumah tangga, termasuk media komunikasi seperti film atau televisi. Oleh karena itulah, ada anggapan bahwa analisis isi merupakan dasar semua analisis dalam pengetahuan social. (Metpen, Prof.Dr. Nyoman Kutha, h. 358)[5]
Hampir semua disiplin ilmu sosial dapat menggunakan analisis isi sebagai teknik/metode penelitian. Namun, analisis isi tidak dapat diberlakukan pada semua penelitian sosial. Analisis isi dapat dipergunakan jika memiliki syarat berikut:
a.       Data yang tersedia sebagian besar terdiri dari bahan-bahan yang terdokumentasi (buku, surat kabar, pita rekaman, naskah/manuscript).
b.      Ada keterangan pelengkap atau kerangka teori tertentu yang menerangkan tentang dan sebagai metode pendekatan terhadap data tersebut.
c.       Peneliti memiliki kemampuan teknis untuk mengolah bahan-bahan/data-data yang dikumpulkannya karena sebagian dokumentasi tersebut bersifat sangat khas/spesifik.[6]
Analisis isi dikategorikan dalam tipe nonreaktif (nonreactive research) dikarenakan objek yang menjadi sasaran penelitian tidak memberikan reaksi atau pengaruh terhadap peneliti. Peneliti cukup menganalisis berbagai data dari berbagai sumber. Berbeda dengan survei dan eksperimen yang menggunakan individu atau kelompok sosial sebagai objek penelitian. Untuk itu, analisis isi relatif lebih mudah dilakukan karena peneliti tidak perlu menyiapkan berbagai instrument yang rumit untuk diberikan kepada responden. Dengan menggunakan analisis isi, peneliti dapat membandingkan berbagai simbol dalam media atau teks tertentu dan menganalisisnya.[7]
Model analisis isi bukan hanya mengetahui bagaimana isi teks berita, tetapi bagaimana pesan itu di sampaikan hingga bisa melihat makna yang tersembunyi dari suatu teks. Tujuannya adalah untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang fenomena yang di teliti.
B.     Jenis Analisis Isi (Content Analysis)
Analisis isi pada awalnya berkembang dengan metode kuantitatif. Namun, belakangan berkembang juga analisis isi yang menggunakan metode kualitatif. Menurut Krippendorff, setidak-tidaknya ada 4 (empat) jenis analisis isi yang menggunakan pendekatan kualitatif :
1.      Analisis Wacana (discourse analysis), secara sederhana analisis wacana mencoba memberikan pemaknaan lebih dari sekedar kata/frase atau kumpulan kata/frase yang ditulis oleh pengarang. Analisis wacana fokus pada bagaimana fenomena-fenomena partikular dimunculkan oleh pengarang teks.
2.      Analisis Retorika (rhetorical analysis), Analisis Retorika berfokus kepada bagaimana pesan itu disampaikan serta dampak (langsung ataupun jangka panjang)  yang dirasakan oleh para penerima pesan atau audiens. Peneliti yang menggunakan pendekatan ini harus mengidientifikasi elemen-elemen struktural, seperti; ungkapan, gaya argumentasi, serta gestur dan penekanan dalam pidato.
3.       Analisis Isi Etnografis (ethnographic content analysis), Pendekatan ini dikerjakan dengan deskripsi narasi memfokuskan pada situasi yang berkembang,setting/kondisi, gaya, gambar, makna, dan gagasan penting agar dikenali/dipahami olehaktor atau pembicara secara kompleks. (Krippendorff, 2004: 17) 
4.      Analisis Percakapan (conversation analysis), analisis ini dikerjakan diawali dengan merekam percakapan dengan setting dan tujuan yang biasa/umum. Selanjutnya hasil rekaman itu di analisa lebih dalam menjadi konstruksi kolaboratif. (Krippendorff, 2004: 17) [8]

C.    Manfaat Penggunaan Analisis Isi (Content Analysis)
Ada banyak manfaat dalam penggunaan metode analisis isi. Para peneliti telah menggunakan metode ini bukan hanya untuk mempelajari karakteristik isi komunikasi, tapi juga untuk menarik kesimpulan mengenai sifat komunikator, keadaan khalayak, maupun efek komunikasi. Penelitian analisis isi pernah digunakan untuk menganalisis gaya dan teknik propaganda, membandingkan kecendrungan politik media satu dengan media yang lain, dan sebagainya. Menurut Wimmer dan Dominic (2000: 136-138) setidaknya ada lima kegunaan yang dapat dilakukan dalam penelitian analisis isi sebgai berikut:
1.    Menggambarkan Isi Komunikasi
2.    Menguji Hipotesis tentang Karakteristik Pesan.
3.    Membandingkan Isi Media dengan Dunia Nyata
4.    Memperkirakan Gambaran Kelompok Tertentu di Masyarakat
5.    Mendukung Studi Efek Media Massa.[9]
Analisis isi juga bermanfaat untuk mengungkap tiga permasalahan.
1.    Analisis isi membantu dalam masalah yang melibatkan isi atau informasi yang cukup banyak dalam suatu teks atau symbol. Peneliti dapat mengukur banyaknya teks atau symbol menggunakan sampel dan beragan kode.
2.    Analisis isi sangat membantu ketika topic penelitian memiliki “jarak”. Misalnya berbagai pemikiran tokoh yang telah meninggal, karya sastra zaman dahulu, lirik serta tema lagu yang popular dalam beberapa tahun yang lalu.
3.    Analisis isi membantu peneliti untuk menganalisis pesan (teks) yang sulit di amati dengan metode pengamatan biasa (Neuman, 2003). Misalnya, merk dan warna motor yang banyak di gemari masyarakat. Hal ini dapat diamati dengan menghitung motor yang lewat pada waktu dan tempat tertentu kemudian kita catat merk dan warnanya. Motor merk dan warna apakah yang sering lewat. [10]
D.    Langkah-langkah Analisis Isi
Seperti halnya metode lain, suatu metode akan lebih terarah apabila dilakukan dengan menggunakan prosedur yang telah tersusun dan terformat dengan rapi, begitu juga dengan analisis isi. Analisis isi akan lebih baik, apabila megikuti langkah-langkah tertentu seperti yang pernah dilakukan oleh para peneliti. Menurut Neuman (2003) mendeskripsikan langkah-langkah analisis isi sebagai berikut:
1.    Merumuskan masalah penelitian.
2.  Melakukan studi pustaka.
3.  Menentukan unit observasi dan unit analisis.
4.  Menentukan sampel
5.  Menentukan variabel
6.  Membuat kategorisasi dan pedoman pengodingan
7.  Mengumpulkan data
 8.  Melakukan koding data (data coding)
 9.  Mengolah data
10. Menyajikan data dan memberikan interpretasi
11. Menyusun laporan hasil penelitian.[11]

E.     Perumusan Masalah dalam Analisis Isi
Ada beberapa hal pokok yang harus diperhatikan dalam melakukan analisis isi. Pertama,adalah menentukan topic penelitian yang kemudian di turunkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian. Kedua, dalam menentukan pertanyaan penelitian, satu hal yang harus menjadi pertimbangan adalah masalah ketersediaan data. Sebagaimana kita ketahui bahwa sumber data dalam analisis isi adalah objek berupa sumber tertulis, atau sumber lain yang dapat di amati.
Sumber data tersebut harus memiliki pola yang sama, bila di peroleh dari media massa, sumber data harus bersifat rutin (seperti; rubric, iklan, film, berita, acara televise, cerita komik, dan sebagainya) sehingga data tersedia cukup banyak. Hal ini di karenakan bila sumber data sangat sedikit dan tidak memiliki pola yang sama, maka kita tidak dapat menggali informasi secara lebih mendalam dan tidak dapat menjelaskan kecendrungan mengenai data yang akan di analisis.
Berikut ini beberapa contoh perumusan masalah dalam analisis isi;
1.      Tindak kriminal apa yang terjadi selama tahun 2008 di purwokerto?
(analisis isi dengan memanfaatkan berita criminal di surat kabar)
2.      Apakah terdapat perbedaan jenis lapangan pekerjaan yang ditawarkan untuk laki-laki dan perempuan yang ditawarkan melalui surat kabar?
           (analisis isi dengan memanfaatkan iklan lowongan pekerjaan di surat kabar)
3.      Jenis pelanggaran apa yang sering dilakukan para pengendara sepeda motor?
           (analisis isi dengan mengamati lalu lintas di sebuah perempatan jalan)
4.      Bagaimanakah bentuk-bentuk kesalahan penulisan kalimat yang dilakukan siswa SMA dalam tugas mengarang?
           (analisis isi dengan memanfaatkan hasil tugas mengarang siswa SMA)
5.      Tema lagu apa saja yang paling popular di tahun 90-an?
           (analisis isi pada lirik lagu di era 90-an)
6.      Adakah perbedaan jenis masalah yang dihadapi remaja laki-laki dan perempuan?
           (analisis isi dengan memanfaatkan berita rubric konsultasi psikologi di sebuah majalah remaja)
7.      Berapakah rata-rata jumlah iklan yang diputar dalam satu sesi commercial break dalam acara “Kabar Petang TVone”?
           (analisis isi dengan memanfaatkan iklan TV)
8.      Berapakah jumlah adegan yang mengarah kepada “kekerasan fisik”dalam acara komedi xxx di ABC TV?
(analisis isi dengan memanfaatkan acara TV)
9.      Berapakah frekuensi terjadinya adegan kekerasan dalam film xxx?
(analisis isi dengan memanfaatkan film)
10.  Bagaimana media kampanye yang digunakan para calon legislatif?[12]
(analisis isi dengan memanfaatkan berita seputar pemilu legislative tahun 2009)

F.     Kelebihan dan Keterbatasan Analisis Isi (Content Analysis)
Kelebihan Analisis Isi (Content Analysis) :
1.    Tidak digunakannya manusia sebagai subyek penelitian. Hal ini menyebabkan penelitian relative lebih mudah, tidak ada reaksi dari populasi ataupun sampel yang diteliti karena tidak ada orang yang diwawancarai, diminta mengisi kuesioner, ataupun diminta datang di laboratorium.
2.    Analisis isi juga relatif murah, tidak terbentur masalah perizinan penelitian. Bahan-bahan penelitian mudah didapat karena diperpustakaan-perpustakaan, atau di bagian dokumentasi audio visual. Biaya untuk coder relatif murah dibandingkan biaya operasional pengumpul data untuk survey.
3.    Kelebihan lainnya ialah ketika peneliti tidak dapat melakukan penelitian survey atau pengamatan terhadap populasi, analisis isi dapat digunakan. Misalnya, Chai (1977) meneliti konflik politik di RRC setelah kematian Mao Tze Tung pada tahun 1976. Para peneliti Amerika tidak mungkin melakukan survey atau pengamatan langsung ke RRC yang waktu itu tertutup dan bermusuhan. Tetapi sebanyak 40 berita kematian yang dikirim dari berbagai kelompok partai, kelompok militer dan pemerintah propinsi, kota, pada komite sentral partai komunis dapat dikumpulkan dan dianalisis secara sistematis. Hasilnya, berupa kesimpulan sementara mengenai tingkat dukungan pada kelompok yang berbeda-beda dari berbagai daerah di China untuk calon penguasa baru RRC (Chadwick, Bahr & Albert, 1991:275).[13]
Kelemahan Analisis Isi (Content Analysis) :
1.      Keterbatasan kemampuan merekam data. Hal ini akan terjadi apabila objek penelitian kita adalah objek yang bergerak. Misalnya, jumlah motor yang lewat di jalan raya, iklan yang di tayangkan di televise, adegan film, pidato tokoh, kampanye politik, acara-acara televise dan sebagainya. Objek-objek pengamatan tersebut tidak dapat di ulangi lagi, kecuali kita menggunakan alat perekam, maka kelemahan ini dapat di atasi.
2.      Masalah validitas data. Masalah validitas data menunjuk pada sejauh mana data yang diperoleh mengukur apa yang akan di ukur atau di observasi. Data yang diolah dalam analisis ini adalah data yang pasif. Untuk itu, dalam pengambilan data untuk analisis isi kita harus berhati-hati karena banyak pesan atau symbol yang bersifat laten. Simbol laten ini memerlukan definisi operasional yang sangat jelas.
3.      Informasi yang digali sangat banyak. Hal ini memerlukan kehati-hatian dan kejelian peneliti terutama saat melakukan koding data.[14]
4.      Pesan komunikasi tidak selamanya mereflikasikan fakta, terkadang memang ada usaha untuk membelokkan dunia simbolis yang ada di media (pesan) dari realitas yang sesungguhnya. Karena itu untuk penelitian analisis isi yang bertujuan untuk memahami realitas sosial, penelitian ini perlu dikonfirmasi dengan penelitian yang lain.[15]
Berger (Dalam Irawanto, 1999;32) menyebutkan adanya beberapa kelemahan;
1.      Sulit menentukan bahwa sampel yang di teliti benar-benar refresentatif
2.      Kadangkala sulit untuk mendapatkan definisi operasional dari topic yang di teliti
3.      Tidak mudah menemukan unit pengukuran bagi semacam frame dalam artikel surat kabar atau majalah.[16]

BAB III
KESIMPULAN

Analisis isi merupakan sebuah metode penelitian yang tidak menggunakan manusia sebagai objek penelitian. Analisis isi menggunakan symbol atau teks yang ada dalam media tertentu untuk kemudian symbol-simbol atau teks tersebut diolah dan di analisis.
Ada beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk melakukan analisis isi ini, yaitu: merumuskan masalah penelitian; melakukan studi pustaka; menentukan unit observasi dan unit analisis; menentukan sampel; membuat kategorisasi dan pedoman pengodingan; mengumpulkan data; melakukan koding data (data coding); mengolah data; menyajikan dan memberikan data dan interpretasi; dan terakhir adalah menyusun laporan hasil penelitian.
Apabila dibandingkan dengan penelitian lapangan, analisis isi relative lebih mudah dilakukan serta memiliki beberapa kelebihan, yaitu: lebih hemat waktu, tenaga dan biaya; analisis isi lebih aman dilakukan; analisis isi memungkinkan kita meneliti dalam jangka waktu yang sangat panjang; dan analisis isi tidak memiliki efek sosial karena objeknya bersifat pasif. Meskipun demikian, analisis isi memiliki beberapa kelemahan yaitu: peneliti memiliki keterbatasan kemampuan merekam data; pada masalah validitas data, serta informasi yang digali sangat banyak sehingga memerlukan kehati-hatian dan kejelian peneliti terutama saat melakukan koding data.

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan, 2011, Metodologi Penelitian Kualitatif (Aktualisasi Metodologis ke arah Ragam Varian Kontemporer), Jakarta: PT RajaGrapindo Persada.
               , 2011,  Analisis Data Penelitian Kualitatif (Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi, Jakarta: PT RajaGrapindo Persada.
Kunta, Nyoman, Metodologi Penelitian
Muhadjir, Noeng, 2000, Metodologi Penelitian kualitatif, Yogyakarta: Rake Serasin.
Martono, Nanang, 2011, Metode Penelitian Kuantitatif (Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder), Jakarta; PT RajaGrapindo Persada



[1]  Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif (Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder) (PT RajaGrapindo Persada, Jakarta; 2011) h. 86
[2]  Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif (Aktualisasi Metodologis ke arah Ragam Varian Kontemporer) (PT RajaGrapindo Persada; Jakarta, 2011) h. 187-188
[3] Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif (Aktualisasi Metodologis ke arah Ragam Varian Kontemporer) (PT RajaGrapindo Persada; Jakarta, 2011) h.187-188
[4] Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian kualitatif, (Rake Serasin: Yogyakarta, 2000), h. 68
[5] Nyoman Kutha, Metodologi Penelitian, h. 358
[6] Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Kencana Prenada Media Grub, Jakarta; 2008), h. 155-156
[7] Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif (Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder) (PT RajaGrapindo Persada, Jakarta; 2011) h. 87
[8] Krippendorff, Klaus, Analisis Isi: Pengantar Teori dan Metodologi, (PT Raja Grafindo Persada; Jakarta, 2004), h. 17
[9] Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif (Aktualisasi Metodologis ke arah Ragam Varian Kontemporer) (PT RajaGrapindo Persada; Jakarta, 2011) h. 188-191
[10] Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif (Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder) (PT RajaGrapindo Persada, Jakarta; 2011) h. 88-89
[11] Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif (Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder) (PT RajaGrapindo Persada, Jakarta; 2011) h. 96-108
[12]Ibid, h. 89-90                                                                                                                                    
[13] Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif (Aktualisasi Metodologis ke arah Ragam Varian Kontemporer) (PT RajaGrapindo Persada; Jakarta, 2011) h.192-193
[14] Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif (Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder) (PT RajaGrapindo Persada, Jakarta; 2011) h. 110
[15] Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif (Aktualisasi Metodologis ke arah Ragam Varian Kontemporer) (PT RajaGrapindo Persada; Jakarta, 2011) h. 193
[16] Burhan Bungin, Analisi Data Penelitian Kualitatif (Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi) (PT RajaGrapindo Persada; Jakarta, 2011) h. 164

12




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aku ; Yang Terlewatkan

  Tidak Mungkin dan Tidak Pernah Aku selalu melihatmu,Tapi kamu tidak. Aku selalu menatapmu,Tapi kamu tidak. Aku akan selalu ada untukm...