PERANAN EVALUASI PENDIDIKAN
Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan
Dosen Pengasuh:
Dr. Hj. Nuril Huda, M. Pd
OLEH :
AMELIA FITRIANI
NIM 1502521453
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI
PASCASARJANA
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BANJARMASIN
2016
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap Alhamdulillah puji syukur
kehadirat Allah SWT, yang senantiasa selalu melimpahkan rahmat, taufik dan
hidayahnya kepada kita semua. Shalawat dan salam atas junjungan jkita Nabi
besar Muhammad SAW beserta sahabat, kerabat dan orang-orang yang mengikuti
langkah beliau hingga akhir zaman. Sehingga penyusun dapat menyelesaiakan
makalah ini yang berjudul “Peranan Evaluasi Pendidikan “.
Penyusunan makalah
ini dimaksudkan untuk memperluas wawasan dalam rangka memperbanyak ilmu
pengetahuan dan juga sebagai salah satu syarat yang wajib di penuhi. Penyusun
sepenuhnya sangat menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak
kekurangannya di sebabkan keterbatasan pengetahuan penyusun oleh karena itu
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai
pihak demi kesempurnaan makalah ini yang akan datang.
Dalam proses
penyelesaian makalah ini kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih
sebesar-besarnya kepada :
Bapak Dr.
Hj. Nuril Huda, M.Pd dan Dr. Ani Cahyadi, M.Pd selaku dosen mata kuliah Evaluasi Pendidikan.
Akhirnya penyusun
mengharapkan semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi diri
penyusun dan juga bermanfaat bagi orang lain.
Banjarmasin, 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul
|
………………………………………………………………
|
I
|
||||||
Kata
Pengantar
|
………………………………………………………………………
|
Ii
|
||||||
Daftar isi
|
………………………………………………………………………
|
iii
|
||||||
BAB I
|
PENDAHULUAN…………………………………………………
|
1
|
||||||
BAB II
|
PEMBAHASAN ………………………………………………….
|
2
|
||||||
A. Peranan Evaluasi Pendidikan ……… …………………………...
|
2
|
|||||||
B. Mengidentifikasi Perubahan Prilaku
……………………………
|
4
|
|||||||
C. Tiga Batasan Penting dalam Prilaku
……………….....................
|
5
|
|||||||
D. Hubungan Antara Tujuan, Kegiatan PBM, dan
Evaluasi ………..
|
6
|
|||||||
BAB III
|
PENUTUP
…………………………………………………….......
|
9
|
||||||
A. Simpulan
………………………………………………………….
|
9
|
|||||||
DAFTAR PUSTAKA
|
11
|
|||||||
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia
yang berkualitas. Oleh karena itu, pendidikan hendaknya
dikelola, baik secara kualitas maupun kuantitas. Upaya untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia, salah satunya adalah melalui
peningkatan kualitas pendidikan. Lembaga pendidikan, sekolah misalnya memegang peranan yang cukup penting
dalam proses pendidikan. Sekolah sebagai lembaga formal merupakan sarana dalam
rangka pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Sekolah merupakan wahana bagi
siswa untuk belajar berbagai macam hal.
Guru sebagai pelaksana
pendidikan juga berperan sebagai pendidik sekaligus fasilitator yang
mengarahkan siswanya untuk mencapai tujuan pendidikan. Untuk mencapai tujuan
pendidikan, seorang guru harus
mengadakan evaluasi. Dengan evaluasi, maka maju dan mundurnya kualitas
pendidikan dapat diketahui, dan dengan evaluasi pula, guru dapat mengetahui
titik kelemahan serta mudah mencari jalan keluar untuk berubah menjadi lebih
baik ke depan.
Oleh
karena itu, penting bagi seorang guru untuk mengetahui genre, analisis,
jenis-jenis tes dalam evaluasi pengajaran. Tes yang di gunakanpun harus sesuai
dengan standar yang berlaku untuk menilai dan mengevaluasi jalannya proses
pendidikan sehingga hasil evaluasi pun dapat diterima dan digunakan untuk
membuat berbagai putusan yang berkaitan dengan pengajaran dan pendidikan.
Dalam
makalah ini akan di bahas mengenai peran evaluasi pendidikan dalam proses
pembelajaran dimana evaluasi merupakan salah satu upaya untuk mengetahui seberapa jauh keberhasilan
siswa dalam proses pembelajaran. Dengan evaluasi, akan ada tolak ukur perubahan
menjadi lebih baik sehingga akan di dapat keterampilan, kecakapan, dan pengetahuan
baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajar siswa.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Evalusi
Secara etimologi kata
evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau
penaksiran. (Echols & Shadily, 1983:220). Menurut Stufflebeam, dkk (1971)
mendefinisikan evaluasi sebagai “the process of delineating, obtaining, and
providing useful information for judging decision alternatives” Artinya
evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi
yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan.
Adapun dari segi istilah, sebagaimana dikemukakan oleh
Edwind Wandt dan Gerald W. Brown (1977) evaluasi adalah suatu tindakan atau
suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Atau singkatnya evaluasi
pendidikan adalah kegiatan atau proses penentuan nilai pendidikan sehingga
dapat diketahui mutu atau hasil-hasilnya.
Menurut Ramayulis
(2008:332) “Evaluasi merupakan suatu proses mengumpulkan, menganalisis, dan
menginterpretasikan informasi guna menetapkan keluasan pencapaian tujuan oleh
individu”. Abdul Mujid dan Jusuf Mudzakir (2010:211) mendefinisikan “Evaluasi
adalah suatu proses penaksiran terhadap kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan
peserta didik untuk tujuan pendidikan. Sedangkan Wrighstone dkk mendefinisikan
evaluasi pendidikan adalah penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan siswa
kea rah tujuan-tujuan atau nilai-nilai yang telah di tetapkan di dalam
kurikulum. (Ngalim, 2004:3).
Slameto
dalam bukunya evaluasi pendidikan mendefinisikan evaluasi sebagai berikut:
1.
Evaluasi adalah proses memahami atau member arti,
mendapatkan, dan mengomunikasikan suatu informasi bagi petunjuk pihak-pihak
pengambil keputusan.
2.
Evaluasi ialah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya,
sedalam-dalamnya yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa.
3.
Evaluasi merupakan suatu kegiatan untuk menilai seberapa
jauh program telah berjalan seperti yang telah di rencanakan.
4.
Evaluasi adalah suatu alat untuk menetukan apakkah tujuan
pendidikan dan apakah proses dalam pengembangan
ilmu telah berada di jalan yang di harapkan. (Slameto, 2001: 6).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan
bahwa di dalam system pendidikan,
evaluasi merupakan salah satu komponen yang harus dilakukan secara sistematis
dan terencana sebagai alat untuk mengukur keberhasilan atau target yang akan di
capai dalam proses pendidikan dan pembelajaran.
B. Fungsi,
Makna, dan Tujuan Evaluasi
1.
Fungsi evaluasi
Dilihat dari aspek fungsi evaluasi pendidikan yang
dilaksanakan dalam proses belajar mengajar pada prinsipnya dapat dikelompkkan
menjadi dua yaitu: Pertama, membantu guru dalam menentukan derajat
tujuan pengajaran agar dapat dicapai. Kedua, membantu guru untuk
mengetahui keadaan yang benar dari para siswanya.
Menurut Sukardi dalam bukunya Evaluasi Pendidikan,
fungsi evaluasi adalah;
1.
Sebagai alat guna mengetahui apakah
peserta didik telah menguasai pengetahan, nilai-nilai dan keterampilan yang
telah diberikan oleh seorang guru.
2.
Untuk mengetahui aspek aspek
kelemahan peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar
3.
Mengetahui tingkat tercapaian siswa
dalam kegiatan belajar
4.
Sebagai
alat untuk mengetahui perkembangan kelas siswa
5.
Sebagai materi utama laporan hasil
belajar kepada orang tua siswa. (Sukardi, 2011:76)
Anas
Sudijono menyebutkan kegunaan evaluasi
sebagai berikut:
1.
Terbukanya kemungkinan bagi
evaluator guna memperoleh informasi
tentng hasil hasil yang telah dicapai dalam rangka pelaksanaan program
pendidikan.
2.
Terbukanya kemungkinan untuk mdapat
mengetahui relevansi antara program pendidikan yang telah dilaksanakan dengan
tujuan yang hendak dicapai.
3.
Terbukanya kemungkinan untuk dilkakukanya
usaha perbaikan, penyelesaian dan penyempurnaan program pendidikan yang
dipandang lebih berdaya guna dan berhasil guna, sehingga tujuan yang dicita
citakan akan dapat tercapai dengan hasil yamng sebaik baiknya. (Sudijono, 2006: 17).
2.
Makna Evaluasi
Menurut
suharsimi arikunto ada beberapa makna dari proses evaluasi antara lain
sebagai berikut:
a.
Makna Bagi
siswa
Dengan
diadakannya penilaian maka siswa dapt mengetahui sejauh man telah berhasil
mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru. Hasil yang diperoleh oleh siswa
ada 2 kemungkinan :
1.
Memuaskan. Jika siswa
memperoleh hasil yang memuaskan siswa akan memiliki motvasi yang cukup besar
agar dapat belajar lebih giat.
2.
Tidak
Memuaskan. Jika siswa tidak puas dengan hasil yang diperolehnya,
maka ia akan beruaha agar lain kali tidak seperti itu lagi.
b.
Makna bagi guru
1.
Dengan hasil
penilaian guru dapat mengetahui siswa mana saja yang berhak melanjutkan
pelajaran.
2.
Guru dapat
mengetahui apakah pelajaran yang ia sampaikan tepat sasaran kepada siswa.
3.
Guru akan
mengetahui apakah metode yang ia gunakan sudah dapat maksimal atau belum.
c.
Makna Bagi
Sekolah
1.
Apabila
guru-guru mangadakan penilaian akan diketahui hasil siswa, maka dapat diketahui
pula apakah kondisi belajar disekolah sudah sesuai harapan atau belum.
2.
Akan ada
informasi tentang tepat tidaknya kurikulum sekolah.
3.
Akan ada
informasi hasil penilaian dari tahun ke tahun yang bias digunakan sebagai
pedoman dari tahun ke tahun.
3.Tujuan
Evaluasi
Anas Sudijono menjelaskan Tujuan evaluasi dibagi menjadi
dua, yaitu:
1.
Tujuan Umum yaitu untuk menghimpun
bahan bahan keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf
perkembangan yang dilalui pesrta didik dalam jangka waktun tertentu.untuk
mengetahui tingkat keefektifan metode metode yang digunakan.
2.
Tujuan Khusus yaitu untuk merangsang
kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan. Untuk mencari
faktor-faktor penyebab berhasil tidaknya. (Sudijono, 2006:16)
Menurut Sukardi tujuan evaluasi adalah;
1.
Menilai ketercapaian (attainment)
tujuan
2.
Mengukur macam macam aspek belajar
yang bervariatif
3.
Sebagai sarana (means) untuk
mengetahui apa yang siswa telah ketahui
4.
Memotivasi belajar siswa
5.
Menyediakan informasi untuk tujuan
belajar dan kesalahan
6.
Menjadikan hasil evaluasi sebagai
dasar perubahan kurikulum.
(Sukardi, 2011:9).
C.
Peranan Evaluasi Pendidikan
Ada tiga faktor yang perlu dipahami
oleh seorang guru dalam proses pembelajaran. Ketiga faktor ini memiliki posisi strategis
guna membawa siswa dapat mencapai satu tahapan mampu melakukan perubahan
prilaku. Ketiga faktor yang dimaksud yaitu adalah, metode evaluasi, cara
belajar, dan tujuan pembelajaran.
Seorang guru hendaknya memahami
metode evaluasi. Metode evaluasi adalah cara-cara evaluasi yang digunakan oleh
seorang guru untuk memperoleh informasi yang diperlukan. Dari pemahaman
bermacam-macam metode evaluasi tersebut kemudian di pilih yang paling tepat
untuk dapat diterapkan kepada para peserta didik. (Sulistyorini, 2009: 66)
Ada beberapa penjelasan mengenai
pentingnya evaluasi dalam pendidikan. Dilihat dari pendekatan proses, di dunia
pendidikan terjadi hubungan yang interdepensi antara tujuan pendidikan, proses
belajar mengajar, dan prosedur evaluasi. Ketiga komponen ini selalu
berhubungan. Tujuan sebuah pendidikan akan terarah apabila proses belajar
mengajar dilaksanakan dengan baik. Berhasil tidaknya proses belajar mengajar
dan tujuan pendidikan akan terlihat setelah pengevaluasian.
Evaluasi pendidikan memberikan
manfaat baik bagi siswa/peserta didik, pengajar maupun manajemen. Untuk peserta
didik, dengan adanya evaluasi dapat diketahui sejauh mana keberhasilan yang
telah digapai selama mengikuti pendidikan. Pada kondisi dimana siswa
mendapatkan nilai yang mernuaskan maka akan memberikan dampak berupa suatu
stimulus, memotivator agar siswa dapat lebih meningkatkan prestasi. Pada
kondisi dimana hasil yang dicapai tidak mernuaskan maka siswa akan berusaha
memperbaiki kegiatan belajar, namun demikian sangat diperlukan pemberian
stimulus positif dari guru/pengajar agar siswa tidak putus asa. Sedangkan untuk
pendidik, hasil evaluasi dapat digunakan sebagai umpan balik untuk menetapkan
upaya upaya meningkatkan kualitas pendidikan.
Dilihat dari aspek fungsi evaluasi
pendidikan yang dilaksanakan dalam proses belajar mengajar, pada prinsipnya
dapat di kelompokkan menjadi dua macam, yaitu:
a.
Membantu
guru dalam menentukan derajat tujuan pengajaran agar tercapai. Hal merupakan tujuan yang mendasar dari evaluasi.
b.
Membantu
guru mengetahui keadaan yang benar dari para siswanya. Yang demikian merupakan
tujuan tambahan sebagai implikasi adanya evaluasi dalam proses pembelajaran.
(Sulistyorini, 2009 : 66)
Dalam referensi lain evaluasi
pembelajaran berfungsi untuk :
1.
Pengembangan
Untuk pengembangan sutau program
pendidikan, yang meliputi program studi, kurikulum, program pembelajaran,
desain belajar mengajar, yang pada hakikatnya adalah pengembangan dalam bidang perencanaan.
2.
Akreditasi
Evaluasi juga berfungsi untuk
menetapkan kedudukan suatu program pembelajaran berdasarkan ukuran/kriteria
tertentu, sehingga suatu program dapat dipercaya, diyakini dan dapat
dilaksanakan terus, atau sebaliknya program itu harus diperbaiki/disempurnakan.
Evaluasi itu sendiri dalam kaitannya dengan pembelajaran akan berpengaruh terhadap apakah tujuan pembelajaran itu tercapai atau tidak. Dengan demikian kegiatan evaluasi sangat penting untuk mengukur sejauh mana keberhasilan siswa maupun guru dalam proses belajar mengajar.
Lebih jauh tentang peranan evaluasi dalam pendidikan
dijelaskan oleh Worthen dan Sanders yaitu :
1)
Menjadi dasar pembuatan keputusan dan pengambilan kebijakan.
2)
Mengukur prestasi siswa
3)
Mengevaluasi kurikulum
4)
Mengakreditasi sekolah
5)
Memantau pemanfaatan dana masyarakat.
6)
Memperbaiki materi dan program pendidikan (Farida Yusuf, 2008: 3)
Selain di
atas, evaluasi juga dapat berfungsi sebagai alat seleksi, penempatan,
diagnostik, dan pengukur keberhasilan guna mengetahui keberhasilan suatu proses
dan hasil pembelajaran. Penjelasan dari setiap fungsi tersebut adalah:
a.
Seleksi
Evaluasi
berfungsi sebagai keperluan seleksi. Dilaksanakan untuk memilih siswa yang
dapat diterima di sekolah tertentu, siswa yang dapat naik kelas atau naik
tingkat berikutnya, siswa yang layak mendapat beasiswa dan sebagainya
berdasarkan criteria tertentu.
b.
Diagnostik
Evaluasi
diagnostik berfungsi untuk mengetahui kebaikkan dan kelemahannya. Dilaksanakan untuk
mengidentifikasi kesulitan kesulitan belajar, dan menetapkan cara mengatasi
kesulitan belajar tersebut.
c.
Penempatan
Penempatan
berfungsi atau dilaksanakan untuk menentukan dengan pasti di kelompok mana
seorang siswa harus ditempatkan. Keperluan penempatan ini di lakukan agar setiap
orang (peserta didik) mengikuti pendidikan pada jenis dan/atau jenjang
pendidikan yang sesuai dengan bakat dan kemampuannya masing-masing.
d.
Pengukur Keberhasilan
Pengukur keberhasilan berfungsi atau dilaksanakan untuk
mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan. (Suharsimi Arikunto,
2005 : 10-11)
Selain itu, evaluasi pendidikan juga dapat berfungsi sebagai
umpan balik, menumbuhkan motivasi belajar dan mengajar, sebagai dasar yang kuat
bagi perbaikan kurikulum dan program pendidikan, serta berperan dalam
pengembangan ilmu. (Eko Putro Widoyoko, 2009 : 33-36)
Dalam bidang pendidikan yang lebih luas, evaluasi memiliki
peran;
1)
Untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
2)
Untuk mengevaluasi strategi pengajaran
3)
Untuk mengevaluasi muatan mata kuliah
4)
Untuk mengevaluasi mendiagnosa kesulitan belajar siswa
5)
Untuk mengevaluasi rancangan mata kuliah
6)
Untuk mengevaluasi suatu evaluasi
7)
Untuk mengevaluasi motivasi siswa
8)
Untuk mengevaluasi suatu administrasi
9)
Untuk mengevaluasi fasilitas fisik
10)
Untuk mengevaluasi pendukung pengajaran media. (Nuril Huda,
2016)
Dari penjelasan tersebut maka jelas bahwa evaluasi memiliki
arti dan peranan penting bagi banyak pihak. Evaluasi bagi peserta didik,
pendidik, sekolah, orang tua maupun masyarakat sebagai pemakai jasa pendidikan.
D. Mengidentifikasi
Perubahan Prilaku
Perubahan
perilaku yang telah direncanakan secara sistematis oleh seorang guru sebagai
akibat pengalaman pendidikan dapat diungkap melalui proses evaluasi yang di
bedakan dalam dua cara, yaitu: a) Proses testing (testing procedures), dan b)
Proses nontesting.
Ada dua hambatan yang apabila tidak diperhatikan akan mencegah
terjadinya evaluasi yang komprehensif terhadap tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan. Pertama, kesulitan menerjemahkan tujuan pendidikan kedalam
sikap, niat, dan prilaku siswa. Seringkali terjadi perubahan yang
teridentifikasi tidak mendalam dan cenderung hanya secara kasar saja. Kedua,
Dalam beberapa hal, perubahan total yang diinginkan pada siswa mungkin tidak
terobservasi sampai jangka waktu yang lama, termasuk berbulan-bulan, bahkan
bertahun-tahun selama mengikuti proses pendidikan.
Guru seharusnya dapat melihat perubahan pada siswa melalui beberapa
aspek, diantaranya penguasaan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan terpupuknya
rasa saling menghargai dengan sesama siswa. Guru yang berhasil adalah guru yang
mampu menghafal nama, tempat tinggal, nama orangtua, pekerjaan orang tua, hobi
dan sebagainya. Nama-nama siswa perlu di hafalkan agar merasa dekat dan
kaitannya dengan moral antara guru dan siswa. Dengan mengamati, guru pun dapat
memahami kondisi social ekonomi, tingkah laku siswa, kondisi fisik, pendidikan
latihan (Trainning) yang telah di ikuti bahkan hobi dan harapan siswa pada masa
mendatang.
Dasar
pertimbangan guru dalam menentukan apakah siswa masuk kategori pandai, sedang,
atau lemah dalam proses belajar mengajar dapat di ungkap melalui evaluasi yang
intensif dengan menerapkan teknik-teknik yang tepat. Mengenal siswa perlu waktu
lama dan teknik yang kompleks. Untuk mencapai pengenalan siswa yang mendekati
benar, merupakan kombinasi antara ketermpilan guru, observasi yang cermat, dan
instrument tes yang baku, dan keterampilan klinis yang memadai. (Sulistyorini,
2009 : 71-74)
E. Tiga
Batasan Penting Dalam Evaluasi
Ada
tiga batasan dalam evaluasi yang memiliki makna berbeda, tetapi sering
diartikan sama oleh sebagian guru. Tiga batasan tersebut yaitu evaluasi,
pengukuran, dan tes.
1.
Evaluasi
Evaluasi menurut Cross (1973)
diartikan sebagai a process which determines the exent to which objectives
have been achieved (Evaluasi merupakan proses yang menentukan keadaan
dimana tujuan dapat dicapai). Sedangkan Good (1973) memberikan batasan berikut evaluation
is a process of making an assessment of a student's growth. Batasan lain
yang sering digunakan sama dengan arti evaluasi adalah assessment is a
process by whichas many data as possible are gathered and used to evaluate a
person more accurately.
2.
Pengukuran
(Measurement)
Measurement is
a broada term for the general study and practice of testing, scaling and
appraisal of aspects of educational process for measures, atau pengukuran merupakan batasan luas. Pengukuran ini lebih
spesifik cakupannya, yaitu testing dan scaling. Dalam kaitannya dengan perubahan
perilaku atau penguasaan hasil belajar, guru menggunakan salah satu cara, yaitu
dengan melakukan testing.
3.
Tes
Tes
adalah a systematic procedures for comparing the behavior of two ore more
individuals. Tes merupakan prosedur sistematis yang direncanakan oleh
evaluator guna membandingka perilaku dua orang siswa atau lebih. Cronbach
(1984) secara singkat mengemukakan bahwa a test is a systematic prosedur for
observing behavior and describing it with the aid of numerical scales or fixed
categories yaitu tes merupakan proses pengamatan yang sistematis untuk
mengetahui tingkah laku atau kemampuan siswa dan menggambarkannya dengan skala
atau kategori-kategori yang pasti.
Kenyataannya,
tes pada umumnya terdiri atas sekumpulan pertanyaan atau tugas yang harus di
jawab oleh para peserta didik. Tujuan tes lebih lanjut dapat di katakan bahwa
tes adalah untuk menghasilkan pertanyaan yang mewakili karakteristik siswa yang
direncanakan untuk diukur. Peristiwa ulangan dalam proses pembelajaran pada
umumnya merupakan penggunaan dari tes dimana para unit-unit silabus yang telah
di rencanakan diberikan tes untuk di jawab oleh para siswa. (Sukardi, 2011 :
20)
F.
Hubungan Antara Tujuan, Kegiatan PBM, dan Evaluasi
Kegiatan belajar mengajar meliputi
banyak komponen yang terpadu untuk dapat mencapai tujuan. Bagian dari proses
belajar mengajar yang secara keseluruhan tidak dapat dipisahkan dari kegiatan
mengajar adalah evaluasi. Kegiatan ini dilakukan oleh guru sebagai pendidik
yang bertanggung jawab terhadap kegiatan mengajar baik di lembaga pendidikan
formal yaitu sekolah atau madrasah, maupun di lembaga pendidikan nonformal.
Sebagaiman disebutkan dalam pasal 58 ayat (1) UU Ri No. 20 tahun 2003 tentang
Sisdiknas yang menyatakan bahwa evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan
oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan dan perbaikan hasil belajar
peserta didik berkesinambungan.
Secara umum evaluasi di artikan
sebagai "proses yang menentukan kondisi, dimana satu tujuan telah dapat di
capai (Cross, 1973:5)". Definisi ini menerangkan secara langsung hubungan
evaluasi dengan tujuan suatu kegiatan yang mengukur derajat, dimana suatu
tujuan dapat dicapai. (Sukardi, 2011:1). Sedangkan Suchman (1961, dalam
Anderson 1975) memandang evaluasi sebagai sebuah proses menentukan hasil yang
telah dicapai dari beberapa kegiatan yang di rencanakan untuk mendukung
tercapainya tujuan. (Suharsimi dan Cepi, 2010: 1).
Pengertian tersebut menghubungkan
proses evaluasi dengan tujuan yang hendak di capai. Karenanya sebelum melakukan
kegiatan evaluasi, seorang pendidik harus benar-benar mempertimbangkan dahulu
fungsi dan tujuan evaluasi ketika merencanakan kegiatan tersebut. Hal demikian
sangat penting karena tujuan akan menentukan proses dan karakteristik evaluasi
yang akan di gunakan. Evaluasi juga merupakan proses memahami, memberi arti,
mendapatkan, dan mengomunikasikan suatu informasi bagi keperluan pengambil
keputusan.
Ada satu prinsip umum dan penting
dalam kegiatan evaluasi yaitu adanya triangulasi atau hubungan erat tiga
komponen. Tiga komponen itu adalah: a) tujuan pembelajaran, b) kegiatan
pembelajaran atau KBM, dan c) Evaluasi (Suharsimi Arikunto, 2005:24).
Triangulasi tersebut dapat di gambarkan dalam bagan sebagai berikut:
Penjelasan
dari bagan triangulasi adalah demikian:
1.
Hubungan antara Tujuan dengan KBM
Kegiatan belajar-mengajar yang
dirancang dalam bentuk rencana mengajar disusun oleh guru dengan mengacu pada
tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian, anak panah yang menunjukan
hubungan antar keduannya mengarah pada tujuan dengan makna bahwa KBM mengacu
pada tujuan, tetapi juga mengarah dari tujuan ke KBM, menunjukan langkah dari
tujuan dilanjutkan pemikirannya ke KBM.
2.
Hubungan antar Tujuan dengan Evaluasi
Evaluasi adalah kegiatan pengumpulan
data untuk mengukur sejauh mana tujuan sudah tercapai. Dengan demikian maka
anak panah berasal dari evaluasi menuju ketujuan. Di sisi lain, jika dilihat
dari langkah, dalam menyusun alat evaluasi ia mengacu pada tujuan yang sudah
dirumuskan.
3.
Hubungan antar KBM dengan Evaluasi
Seperti yang sudah disebutkan dalam
nomer (1), KBM dirancang dan disusun dengan mengacu pada tujuan yang telah
dirumuskan. Telah disebutkan pula dalam nomer (2) bahwa alat evaluasi juga
disusun dengan mengacu pada tujuan. Selain mengacu pada tujuan, evaluasi juga
harus mengacu atau disesuaikan dengan KBM yang dilaksanakan. Sebagai misal,
jika kegiatan belajar-mengajar dilakukan oleh guru Tujuan KBM Evaluasidengan
menitikberatkan pada ketrampilan, evaluasinya juga harus mengukur tingkat
keterampilan siswa, bukannya aspek pengetahuan.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa
evaluasi merupakan suatu komponen yang sangat erat kaitannya dengan
komponen-komponen lain di dalam pengajaran. Evaluasi dan pengajaran saling
membantu antara satu dengan yang lainnya sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai.
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Evaluasi memiliki arti dan peranan penting bagi banyak pihak
terutama bagi peserta didik, pendidik, sekolah, orang tua maupun masyarakat
sebagai pemakai jasa pendidikan. Dengan
adanya evaluasi dapat diketahui sejauh mana keberhasilan yang telah digapai
selama mengikuti pendidikan.
Ada beberapa penjelasan mengenai
pentingnya evaluasi dalam pendidikan. Dilihat dari pendekatan proses, di dunia
pendidikan terjadi hubungan yang interdepensi antara tujuan pendidikan, proses
belajar mengajar, dan prosedur evaluasi. Ketiga komponen ini selalu
berhubungan. Tujuan sebuah pendidikan akan terarah apabila proses belajar
mengajar dilaksanakan dengan baik. Berhasil tidaknya proses belajar mengajar
dan tujuan pendidikan akan terlihat setelah pengevaluasian.
Untuk peserta didik, dengan adanya
evaluasi dapat diketahui sejauh mana keberhasilan yang telah digapai selama
mengikuti pendidikan. Sedangkan untuk pendidik, hasil evaluasi dapat digunakan
sebagai umpan balik untuk menetapkan upaya upaya meningkatkan kualitas
pendidikan.
Dalam
mengidentifikasi perubahan perilaku dapat diungkap melalui proses evaluasi yang
di bedakan dalam dua cara, yaitu: a) Proses testing (testing procedures), dan
b) Proses nontesting. Melalui dua cara tersebut guru dapat menentukan apakah
siswa masuk kategori pandai, sedang, atau lemah dalam proses belajar mengajar.
Dan juga dapat di ungkap melalui evaluasi yang intensif dengan menerapkan
teknik-teknik yang tepat.
Dalam
evaluasi ada tiga batasan yang memiliki makna berbeda pula, tetapi sering
diartikan sama oleh sebagian guru. Tiga batasan tersebut yaitu evaluasi,
pengukuran, dan tes. Evaluasi merupakan proses yang menentukan keadaan dimana
tujuan dapat dicapai. Pengukuran merupakan batasan luas. Pengukuran ini lebih
spesifik cakupannya, yaitu testing dan scaling. Dalam kaitannya dengan
perubahan perilaku atau penguasaan hasil belajar, guru menggunakan salah satu
cara, yaitu dengan melakukan testing. Sedangkan tes merupakan proses pengamatan yang sistematis
untuk mengetahui tingkah laku atau kemampuan siswa dan menggambarkannya dengan
skala atau kategori-kategori yang pasti.
Evaluasi merupakan subsistem dan
sistem pengajaran yang terdiri dari Tujuan, Materi, Proses Belajar Mengajar
(PBM) dan Evaluasi. Materi dan PBM di rancang untuk mencapai Tujuan. Sedang
evaluasi memegang peran penting yaitu untuk menjamin relevansi Materi dan PBM,
dan untuk mengetahui ketercapaian tujuan. Tujuan yang di maksud adalah
perubahan siswa ke arah yang positif
Prinsip
umum dan penting dalam kegiatan evaluasi yaitu adanya triangulasi atau hubungan
erat tiga komponen. Tiga komponen itu adalah: a) tujuan pembelajaran, b)
kegiatan pembelajaran atau KBM, dan c) Evaluasi yang ketiganya itu memiliki
hubungan dan keterkaitan satu sama lain.
Evaluasi
dalam proses belajar mengajar adalah keseluruhan kegiatan, baik berupa
pengukuran maupun penilaian (pengukuran data dan informasi), pengolahan,
penafsiran, dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil
belajar siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan
pembelajaran yang telah di tetapkan.
Keberhasilan
pengajaran tidak hanya dilihat dari hasil belajar yang di capai oleh siswa,
tetapi juga dari segi prosesnya. Hasil belajar pada dasarnya merupakan akibat
dari suatu proses belajar. Yang demikian itu optimalnya hasil belajar siswa
tergantung pula pada proses belajar belajar siswa dan proses mengajar guru.
Oleh sebab itu, perlu dilakukan penilaian terhadap proses belajar mengajar.
Tujuan penilaian proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah untuk
mengetahui kegiatan belajar mengajar terutama efesiensi, keefektifan, dan
produktifitas dalam mencapai tujuan pengajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi . 2005. Dasar-dasar
Evaluasi Pendidikan Edisi revisi. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2004. Evaluasi
Program Pendidikan: Panduan Teoritis Praktis bagi Praktisi Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara.
Daryanto. 2012. Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Jhon M. Echols dan Hasan Sadily. 1983. Kamus Bahasa
Inggris. Gramedia Pustaka Utama.
Purwanto, Ngalim. 2004. Prinsip-Prinsip
dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Mujid, Abdul dan Jusuf Mudzakir. 2010. Ilmu Pendidikan
Islam. Jakarta: Kencana Prenida Media.
Ramayulis. 2008.
Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Slameto. 2001. Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Sudijono, Anas. 2006. Pengantar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.
Sukardi. 2011. Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan
Operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara.
Sulistyorini. 2009. Evaluasi Pendidikan:
Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. Yogyakarta: Penerbit TERAS.
Tayibnapis, Farida Yusuf. 2008. Evaluasi
Program dan Instrument Evaluasi untuk Program Pendidikan dan Penelitian.
Jakarta: Rineka Cipta.
Widoyoko, Eko Putro. 2009. Evaluasi Program
Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Cross, A. 1973. Home Economics Evaluation.
Coumbus Ohio: A Bell & Howel Company.
Cronbach, Lee J. 1984. Essential of
Psychological Testing. New York: Harper & Row Publisher.
Good, C.V. 1973. Dictionary of
Education. New York: Mc. Graw-Hill Book Company.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar