Minggu, 25 Desember 2016

Makalah Evaluasi Pendidikan



PERANAN EVALUASI PENDIDIKAN


Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan

Dosen Pengasuh:
Dr. Hj. Nuril Huda, M. Pd





       OLEH :
                            
    AMELIA FITRIANI
   NIM  1502521453

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI
 PASCASARJANA
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BANJARMASIN
2016




KATA PENGANTAR

      Dengan mengucap Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa selalu melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahnya kepada kita semua. Shalawat dan salam atas junjungan jkita Nabi besar Muhammad SAW beserta sahabat, kerabat dan orang-orang yang mengikuti langkah beliau hingga akhir zaman. Sehingga penyusun dapat menyelesaiakan makalah ini yang berjudul “Peranan Evaluasi Pendidikan “.
            Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memperluas wawasan dalam rangka memperbanyak ilmu pengetahuan dan juga sebagai salah satu syarat yang wajib di penuhi. Penyusun sepenuhnya sangat menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya di sebabkan keterbatasan pengetahuan penyusun oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini yang akan datang.
            Dalam proses penyelesaian makalah ini kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
Bapak Dr. Hj. Nuril Huda, M.Pd dan Dr. Ani Cahyadi, M.Pd selaku dosen mata kuliah Evaluasi Pendidikan.
            Akhirnya penyusun mengharapkan semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi diri penyusun dan juga bermanfaat bagi orang lain.
                                                                                    Banjarmasin,                          2016


                                                                                                          Penyusun

DAFTAR ISI
                                                                                   

Halaman Judul
………………………………………………………………
I
Kata Pengantar
………………………………………………………………………
Ii
Daftar isi
………………………………………………………………………
iii



BAB I
PENDAHULUAN…………………………………………………
1
BAB II
PEMBAHASAN ………………………………………………….
2

 A. Peranan Evaluasi Pendidikan ……… …………………………...
2

 B. Mengidentifikasi Perubahan Prilaku ……………………………
4

 C. Tiga Batasan Penting dalam Prilaku ……………….....................
5

 D. Hubungan Antara Tujuan, Kegiatan PBM, dan Evaluasi ………..
6



BAB III
 PENUTUP …………………………………………………….......
9

A. Simpulan ………………………………………………………….
9









DAFTAR PUSTAKA
11

BAB I
PENDAHULUAN

Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, pendidikan hendaknya dikelola, baik secara kualitas maupun kuantitas. Upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, salah satunya adalah melalui peningkatan kualitas pendidikan. Lembaga pendidikan, sekolah misalnya memegang peranan yang cukup penting dalam proses pendidikan. Sekolah sebagai lembaga formal merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Sekolah merupakan wahana bagi siswa untuk belajar berbagai macam hal.
Guru sebagai pelaksana pendidikan juga berperan sebagai pendidik sekaligus fasilitator yang mengarahkan siswanya untuk mencapai tujuan pendidikan. Untuk mencapai tujuan pendidikan, seorang  guru harus mengadakan evaluasi. Dengan evaluasi, maka maju dan mundurnya kualitas pendidikan dapat diketahui, dan dengan evaluasi pula, guru dapat mengetahui titik kelemahan serta mudah mencari jalan keluar untuk berubah menjadi lebih baik ke depan.
Oleh karena itu, penting bagi seorang guru untuk mengetahui genre, analisis, jenis-jenis tes dalam evaluasi pengajaran. Tes yang di gunakanpun harus sesuai dengan standar yang berlaku untuk menilai dan mengevaluasi jalannya proses pendidikan sehingga hasil evaluasi pun dapat diterima dan digunakan untuk membuat berbagai putusan yang berkaitan dengan pengajaran dan pendidikan.
Dalam makalah ini akan di bahas mengenai peran evaluasi pendidikan dalam proses pembelajaran dimana evaluasi merupakan salah satu upaya untuk mengetahui seberapa jauh keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran. Dengan evaluasi, akan ada tolak ukur perubahan menjadi lebih baik sehingga akan di dapat keterampilan, kecakapan, dan pengetahuan baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajar siswa.

BAB II
PEMBAHASAN

A.       Pengertian Evalusi
Secara etimologi kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran. (Echols & Shadily, 1983:220). Menurut Stufflebeam, dkk (1971) mendefinisikan evaluasi sebagai “the process of delineating, obtaining, and providing useful information for judging decision alternatives” Artinya evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan.
Adapun dari segi istilah, sebagaimana dikemukakan oleh Edwind Wandt dan Gerald W. Brown (1977) evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Atau singkatnya evaluasi pendidikan adalah kegiatan atau proses penentuan nilai pendidikan sehingga dapat diketahui mutu atau hasil-hasilnya.
Menurut  Ramayulis (2008:332) “Evaluasi merupakan suatu proses mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan informasi guna menetapkan keluasan pencapaian tujuan oleh individu”. Abdul Mujid dan Jusuf Mudzakir (2010:211) mendefinisikan “Evaluasi adalah suatu proses penaksiran terhadap kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan peserta didik untuk tujuan pendidikan. Sedangkan Wrighstone dkk mendefinisikan evaluasi pendidikan adalah penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan siswa kea rah tujuan-tujuan atau nilai-nilai yang telah di tetapkan di dalam kurikulum. (Ngalim, 2004:3).
Slameto dalam bukunya evaluasi pendidikan mendefinisikan evaluasi sebagai berikut:
1.      Evaluasi adalah proses memahami atau member arti, mendapatkan, dan mengomunikasikan suatu informasi bagi petunjuk pihak-pihak pengambil keputusan.
2.      Evaluasi ialah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya, sedalam-dalamnya yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa.
3.      Evaluasi merupakan suatu kegiatan untuk menilai seberapa jauh program telah berjalan seperti yang telah di rencanakan.
4.      Evaluasi adalah suatu alat untuk menetukan apakkah tujuan pendidikan  dan apakah proses dalam pengembangan ilmu telah berada di jalan yang di harapkan. (Slameto, 2001: 6).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa di dalam  system pendidikan, evaluasi merupakan salah satu komponen yang harus dilakukan secara sistematis dan terencana sebagai alat untuk mengukur keberhasilan atau target yang akan di capai dalam proses pendidikan dan pembelajaran.
B.     Fungsi, Makna, dan Tujuan Evaluasi
1.    Fungsi evaluasi
Dilihat dari aspek fungsi evaluasi pendidikan yang dilaksanakan dalam proses belajar mengajar pada prinsipnya dapat dikelompkkan menjadi dua yaitu: Pertama, membantu guru dalam menentukan derajat tujuan pengajaran agar dapat dicapai. Kedua, membantu guru untuk mengetahui keadaan yang benar dari para siswanya.
Menurut Sukardi dalam bukunya Evaluasi Pendidikan, fungsi evaluasi adalah;
1.        Sebagai alat guna mengetahui apakah peserta didik telah menguasai pengetahan, nilai-nilai dan keterampilan yang telah diberikan oleh seorang guru.
2.        Untuk mengetahui aspek aspek kelemahan peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar
3.        Mengetahui tingkat tercapaian siswa dalam kegiatan belajar
4.         Sebagai alat untuk mengetahui perkembangan kelas siswa
5.        Sebagai materi utama laporan hasil belajar kepada orang tua siswa. (Sukardi, 2011:76)
  Anas Sudijono  menyebutkan kegunaan evaluasi sebagai berikut:
1.        Terbukanya kemungkinan bagi evaluator  guna memperoleh informasi tentng hasil hasil yang telah dicapai dalam rangka pelaksanaan program pendidikan.
2.        Terbukanya kemungkinan untuk mdapat mengetahui relevansi antara program pendidikan yang telah dilaksanakan dengan tujuan yang hendak dicapai.
3.        Terbukanya kemungkinan untuk dilkakukanya usaha perbaikan, penyelesaian dan penyempurnaan program pendidikan yang dipandang lebih berdaya guna dan berhasil guna, sehingga tujuan yang dicita citakan akan dapat tercapai dengan hasil yamng sebaik baiknya. (Sudijono, 2006: 17).
2.      Makna Evaluasi
Menurut suharsimi arikunto ada beberapa makna dari proses evaluasi antara lain sebagai berikut:
a.       Makna Bagi siswa
Dengan diadakannya penilaian maka siswa dapt mengetahui sejauh man telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru. Hasil yang diperoleh oleh siswa ada 2 kemungkinan :
1.      Memuaskan. Jika siswa memperoleh hasil yang memuaskan siswa akan memiliki motvasi yang cukup besar agar dapat belajar lebih giat.
2.      Tidak Memuaskan. Jika siswa tidak puas dengan hasil yang diperolehnya, maka ia akan beruaha agar lain kali tidak seperti itu lagi.
b.      Makna bagi guru
1.      Dengan hasil penilaian guru dapat mengetahui siswa mana saja yang berhak melanjutkan pelajaran.
2.      Guru dapat mengetahui apakah pelajaran yang ia sampaikan tepat sasaran kepada siswa.
3.      Guru akan mengetahui apakah metode yang ia gunakan sudah dapat maksimal atau belum.
c.        Makna Bagi Sekolah
1.      Apabila guru-guru mangadakan penilaian akan diketahui hasil siswa, maka dapat diketahui pula apakah kondisi belajar disekolah sudah sesuai harapan atau belum.
2.      Akan ada informasi tentang tepat tidaknya kurikulum sekolah.
3.      Akan ada informasi hasil penilaian dari tahun ke tahun yang bias digunakan sebagai pedoman dari tahun ke tahun.
3.Tujuan Evaluasi
Anas Sudijono menjelaskan Tujuan evaluasi dibagi menjadi dua, yaitu:
1.      Tujuan Umum yaitu untuk menghimpun bahan bahan keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangan yang dilalui pesrta didik dalam jangka waktun tertentu.untuk mengetahui tingkat keefektifan metode metode yang digunakan.
2.      Tujuan Khusus yaitu untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan. Untuk mencari faktor-faktor penyebab berhasil tidaknya. (Sudijono, 2006:16)
Menurut Sukardi tujuan evaluasi adalah;
1.      Menilai ketercapaian (attainment) tujuan
2.      Mengukur macam macam aspek belajar yang bervariatif
3.      Sebagai sarana (means) untuk mengetahui apa yang siswa telah ketahui
4.      Memotivasi belajar siswa
5.      Menyediakan informasi untuk tujuan belajar dan kesalahan
6.      Menjadikan hasil evaluasi sebagai dasar perubahan kurikulum. (Sukardi, 2011:9).

C.       Peranan Evaluasi Pendidikan
Ada tiga faktor yang perlu dipahami oleh seorang guru dalam proses pembelajaran. Ketiga faktor ini memiliki posisi strategis guna membawa siswa dapat mencapai satu tahapan mampu melakukan perubahan prilaku. Ketiga faktor yang dimaksud yaitu adalah, metode evaluasi, cara belajar, dan tujuan pembelajaran.



 






Seorang guru hendaknya memahami metode evaluasi. Metode evaluasi adalah cara-cara evaluasi yang digunakan oleh seorang guru untuk memperoleh informasi yang diperlukan. Dari pemahaman bermacam-macam metode evaluasi tersebut kemudian di pilih yang paling tepat untuk dapat diterapkan kepada para peserta didik. (Sulistyorini, 2009: 66)
Ada beberapa penjelasan mengenai pentingnya evaluasi dalam pendidikan. Dilihat dari pendekatan proses, di dunia pendidikan terjadi hubungan yang interdepensi antara tujuan pendidikan, proses belajar mengajar, dan prosedur evaluasi. Ketiga komponen ini selalu berhubungan. Tujuan sebuah pendidikan akan terarah apabila proses belajar mengajar dilaksanakan dengan baik. Berhasil tidaknya proses belajar mengajar dan tujuan pendidikan akan terlihat setelah pengevaluasian.
Evaluasi pendidikan memberikan manfaat baik bagi siswa/peserta didik, pengajar maupun manajemen. Untuk peserta didik, dengan adanya evaluasi dapat diketahui sejauh mana keberhasilan yang telah digapai selama mengikuti pendidikan. Pada kondisi dimana siswa mendapatkan nilai yang mernuaskan maka akan memberikan dampak berupa suatu stimulus, memotivator agar siswa dapat lebih meningkatkan prestasi. Pada kondisi dimana hasil yang dicapai tidak mernuaskan maka siswa akan berusaha memperbaiki kegiatan belajar, namun demikian sangat diperlukan pemberian stimulus positif dari guru/pengajar agar siswa tidak putus asa. Sedangkan untuk pendidik, hasil evaluasi dapat digunakan sebagai umpan balik untuk menetapkan upaya upaya meningkatkan kualitas pendidikan.
Dilihat dari aspek fungsi evaluasi pendidikan yang dilaksanakan dalam proses belajar mengajar, pada prinsipnya dapat di kelompokkan menjadi dua macam, yaitu:
a.       Membantu guru dalam menentukan derajat tujuan pengajaran agar tercapai. Hal  merupakan tujuan yang mendasar dari evaluasi.
b.      Membantu guru mengetahui keadaan yang benar dari para siswanya. Yang demikian merupakan tujuan tambahan sebagai implikasi adanya evaluasi dalam proses pembelajaran. (Sulistyorini, 2009 : 66)
Dalam referensi lain evaluasi pembelajaran berfungsi untuk :
1.      Pengembangan
Untuk pengembangan sutau program pendidikan, yang meliputi program studi, kurikulum, program pembelajaran, desain belajar mengajar, yang pada hakikatnya adalah pengembangan dalam bidang perencanaan.
2.      Akreditasi
Evaluasi juga berfungsi untuk menetapkan kedudukan suatu program pembelajaran berdasarkan ukuran/kriteria tertentu, sehingga suatu program dapat dipercaya, diyakini dan dapat dilaksanakan terus, atau sebaliknya program itu harus diperbaiki/disempurnakan.
Evaluasi itu sendiri dalam kaitannya dengan pembelajaran akan berpengaruh terhadap apakah tujuan pembelajaran itu tercapai atau tidak. Dengan demikian kegiatan evaluasi sangat penting untuk mengukur sejauh mana keberhasilan siswa maupun guru dalam proses belajar mengajar.
Lebih jauh tentang peranan evaluasi dalam pendidikan dijelaskan oleh Worthen dan Sanders yaitu :
1)      Menjadi dasar pembuatan keputusan dan pengambilan kebijakan.
2)      Mengukur prestasi siswa
3)      Mengevaluasi kurikulum
4)      Mengakreditasi sekolah
5)      Memantau pemanfaatan dana masyarakat.
6)      Memperbaiki materi dan program pendidikan (Farida Yusuf, 2008: 3)
Selain di atas, evaluasi juga dapat berfungsi sebagai alat seleksi, penempatan, diagnostik, dan pengukur keberhasilan guna mengetahui keberhasilan suatu proses dan hasil pembelajaran. Penjelasan dari setiap fungsi tersebut adalah:
a.   Seleksi
Evaluasi berfungsi sebagai keperluan seleksi. Dilaksanakan untuk memilih siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu, siswa yang dapat naik kelas atau naik tingkat berikutnya, siswa yang layak mendapat beasiswa dan sebagainya berdasarkan criteria tertentu.
b.        Diagnostik
Evaluasi diagnostik berfungsi untuk mengetahui kebaikkan dan kelemahannya. Dilaksanakan untuk mengidentifikasi kesulitan kesulitan belajar, dan menetapkan cara mengatasi kesulitan belajar tersebut.
c.       Penempatan
Penempatan berfungsi atau dilaksanakan untuk menentukan dengan pasti di kelompok mana seorang siswa harus ditempatkan. Keperluan penempatan ini di lakukan agar setiap orang (peserta didik) mengikuti pendidikan pada jenis dan/atau jenjang pendidikan yang sesuai dengan bakat dan kemampuannya masing-masing.
d.      Pengukur Keberhasilan
Pengukur keberhasilan berfungsi atau dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan. (Suharsimi Arikunto, 2005 : 10-11)
Selain itu, evaluasi pendidikan juga dapat berfungsi sebagai umpan balik, menumbuhkan motivasi belajar dan mengajar, sebagai dasar yang kuat bagi perbaikan kurikulum dan program pendidikan, serta berperan dalam pengembangan ilmu. (Eko Putro Widoyoko, 2009 : 33-36)
Dalam bidang pendidikan yang lebih luas, evaluasi memiliki peran;
1)      Untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
2)      Untuk mengevaluasi strategi pengajaran
3)      Untuk mengevaluasi muatan mata kuliah
4)      Untuk mengevaluasi mendiagnosa kesulitan belajar siswa
5)      Untuk mengevaluasi rancangan mata kuliah
6)      Untuk mengevaluasi suatu evaluasi
7)      Untuk mengevaluasi motivasi siswa
8)      Untuk mengevaluasi suatu administrasi
9)      Untuk mengevaluasi fasilitas fisik
10)  Untuk mengevaluasi pendukung pengajaran media. (Nuril Huda, 2016)
Dari penjelasan tersebut maka jelas bahwa evaluasi memiliki arti dan peranan penting bagi banyak pihak. Evaluasi bagi peserta didik, pendidik, sekolah, orang tua maupun masyarakat sebagai pemakai jasa pendidikan.
D.    Mengidentifikasi Perubahan Prilaku
Perubahan perilaku yang telah direncanakan secara sistematis oleh seorang guru sebagai akibat pengalaman pendidikan dapat diungkap melalui proses evaluasi yang di bedakan dalam dua cara, yaitu: a) Proses testing (testing procedures), dan b) Proses nontesting.
Ada dua hambatan yang apabila tidak diperhatikan akan mencegah terjadinya evaluasi yang komprehensif terhadap tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Pertama, kesulitan menerjemahkan tujuan pendidikan kedalam sikap, niat, dan prilaku siswa. Seringkali terjadi perubahan yang teridentifikasi tidak mendalam dan cenderung hanya secara kasar saja. Kedua, Dalam beberapa hal, perubahan total yang diinginkan pada siswa mungkin tidak terobservasi sampai jangka waktu yang lama, termasuk berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun selama mengikuti proses pendidikan.
Guru seharusnya dapat melihat perubahan pada siswa melalui beberapa aspek, diantaranya penguasaan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan terpupuknya rasa saling menghargai dengan sesama siswa. Guru yang berhasil adalah guru yang mampu menghafal nama, tempat tinggal, nama orangtua, pekerjaan orang tua, hobi dan sebagainya. Nama-nama siswa perlu di hafalkan agar merasa dekat dan kaitannya dengan moral antara guru dan siswa. Dengan mengamati, guru pun dapat memahami kondisi social ekonomi, tingkah laku siswa, kondisi fisik, pendidikan latihan (Trainning) yang telah di ikuti bahkan hobi dan harapan siswa pada masa mendatang.
Dasar pertimbangan guru dalam menentukan apakah siswa masuk kategori pandai, sedang, atau lemah dalam proses belajar mengajar dapat di ungkap melalui evaluasi yang intensif dengan menerapkan teknik-teknik yang tepat. Mengenal siswa perlu waktu lama dan teknik yang kompleks. Untuk mencapai pengenalan siswa yang mendekati benar, merupakan kombinasi antara ketermpilan guru, observasi yang cermat, dan instrument tes yang baku, dan keterampilan klinis yang memadai. (Sulistyorini, 2009 : 71-74)
E.     Tiga Batasan Penting Dalam Evaluasi
Ada tiga batasan dalam evaluasi yang memiliki makna berbeda, tetapi sering diartikan sama oleh sebagian guru. Tiga batasan tersebut yaitu evaluasi, pengukuran, dan tes.
1.      Evaluasi
Evaluasi menurut Cross (1973) diartikan sebagai a process which determines the exent to which objectives have been achieved (Evaluasi merupakan proses yang menentukan keadaan dimana tujuan dapat dicapai). Sedangkan Good (1973) memberikan batasan berikut evaluation is a process of making an assessment of a student's growth. Batasan lain yang sering digunakan sama dengan arti evaluasi adalah assessment is a process by whichas many data as possible are gathered and used to evaluate a person more accurately.
2.      Pengukuran (Measurement)
Measurement is a broada term for the general study and practice of testing, scaling and appraisal of aspects of educational process for measures, atau pengukuran merupakan batasan luas. Pengukuran ini lebih spesifik cakupannya, yaitu testing dan scaling. Dalam kaitannya dengan perubahan perilaku atau penguasaan hasil belajar, guru menggunakan salah satu cara, yaitu dengan melakukan testing.
3.      Tes
Tes adalah a systematic procedures for comparing the behavior of two ore more individuals. Tes merupakan prosedur sistematis yang direncanakan oleh evaluator guna membandingka perilaku dua orang siswa atau lebih. Cronbach (1984) secara singkat mengemukakan bahwa a test is a systematic prosedur for observing behavior and describing it with the aid of numerical scales or fixed categories yaitu tes merupakan proses pengamatan yang sistematis untuk mengetahui tingkah laku atau kemampuan siswa dan menggambarkannya dengan skala atau kategori-kategori yang pasti.
Kenyataannya, tes pada umumnya terdiri atas sekumpulan pertanyaan atau tugas yang harus di jawab oleh para peserta didik. Tujuan tes lebih lanjut dapat di katakan bahwa tes adalah untuk menghasilkan pertanyaan yang mewakili karakteristik siswa yang direncanakan untuk diukur. Peristiwa ulangan dalam proses pembelajaran pada umumnya merupakan penggunaan dari tes dimana para unit-unit silabus yang telah di rencanakan diberikan tes untuk di jawab oleh para siswa. (Sukardi, 2011 : 20)
F.     Hubungan Antara Tujuan, Kegiatan PBM, dan Evaluasi
Kegiatan belajar mengajar meliputi banyak komponen yang terpadu untuk dapat mencapai tujuan. Bagian dari proses belajar mengajar yang secara keseluruhan tidak dapat dipisahkan dari kegiatan mengajar adalah evaluasi. Kegiatan ini dilakukan oleh guru sebagai pendidik yang bertanggung jawab terhadap kegiatan mengajar baik di lembaga pendidikan formal yaitu sekolah atau madrasah, maupun di lembaga pendidikan nonformal. Sebagaiman disebutkan dalam pasal 58 ayat (1) UU Ri No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas yang menyatakan bahwa evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik berkesinambungan.
Secara umum evaluasi di artikan sebagai "proses yang menentukan kondisi, dimana satu tujuan telah dapat di capai (Cross, 1973:5)". Definisi ini menerangkan secara langsung hubungan evaluasi dengan tujuan suatu kegiatan yang mengukur derajat, dimana suatu tujuan dapat dicapai. (Sukardi, 2011:1). Sedangkan Suchman (1961, dalam Anderson 1975) memandang evaluasi sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai dari beberapa kegiatan yang di rencanakan untuk mendukung tercapainya tujuan. (Suharsimi dan Cepi, 2010: 1).
Pengertian tersebut menghubungkan proses evaluasi dengan tujuan yang hendak di capai. Karenanya sebelum melakukan kegiatan evaluasi, seorang pendidik harus benar-benar mempertimbangkan dahulu fungsi dan tujuan evaluasi ketika merencanakan kegiatan tersebut. Hal demikian sangat penting karena tujuan akan menentukan proses dan karakteristik evaluasi yang akan di gunakan. Evaluasi juga merupakan proses memahami, memberi arti, mendapatkan, dan mengomunikasikan suatu informasi bagi keperluan pengambil keputusan.
Ada satu prinsip umum dan penting dalam kegiatan evaluasi yaitu adanya triangulasi atau hubungan erat tiga komponen. Tiga komponen itu adalah: a) tujuan pembelajaran, b) kegiatan pembelajaran atau KBM, dan c) Evaluasi (Suharsimi Arikunto, 2005:24). Triangulasi tersebut dapat di gambarkan dalam bagan sebagai berikut:
Tujuan
Evaluasi
KBM
 





Penjelasan dari bagan triangulasi adalah demikian:
1.        Hubungan antara Tujuan dengan KBM
Kegiatan belajar-mengajar yang dirancang dalam bentuk rencana mengajar disusun oleh guru dengan mengacu pada tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian, anak panah yang menunjukan hubungan antar keduannya mengarah pada tujuan dengan makna bahwa KBM mengacu pada tujuan, tetapi juga mengarah dari tujuan ke KBM, menunjukan langkah dari tujuan dilanjutkan pemikirannya ke KBM.
2.        Hubungan antar Tujuan dengan Evaluasi
Evaluasi adalah kegiatan pengumpulan data untuk mengukur sejauh mana tujuan sudah tercapai. Dengan demikian maka anak panah berasal dari evaluasi menuju ketujuan. Di sisi lain, jika dilihat dari langkah, dalam menyusun alat evaluasi ia mengacu pada tujuan yang sudah dirumuskan.
3.        Hubungan antar KBM dengan Evaluasi
Seperti yang sudah disebutkan dalam nomer (1), KBM dirancang dan disusun dengan mengacu pada tujuan yang telah dirumuskan. Telah disebutkan pula dalam nomer (2) bahwa alat evaluasi juga disusun dengan mengacu pada tujuan. Selain mengacu pada tujuan, evaluasi juga harus mengacu atau disesuaikan dengan KBM yang dilaksanakan. Sebagai misal, jika kegiatan belajar-mengajar dilakukan oleh guru Tujuan KBM Evaluasidengan menitikberatkan pada ketrampilan, evaluasinya juga harus mengukur tingkat keterampilan siswa, bukannya aspek pengetahuan.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan suatu komponen yang sangat erat kaitannya dengan komponen-komponen lain di dalam pengajaran. Evaluasi dan pengajaran saling membantu antara satu dengan yang lainnya sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.














BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Evaluasi memiliki arti dan peranan penting bagi banyak pihak terutama bagi peserta didik, pendidik, sekolah, orang tua maupun masyarakat sebagai pemakai jasa pendidikan. Dengan adanya evaluasi dapat diketahui sejauh mana keberhasilan yang telah digapai selama mengikuti pendidikan.
Ada beberapa penjelasan mengenai pentingnya evaluasi dalam pendidikan. Dilihat dari pendekatan proses, di dunia pendidikan terjadi hubungan yang interdepensi antara tujuan pendidikan, proses belajar mengajar, dan prosedur evaluasi. Ketiga komponen ini selalu berhubungan. Tujuan sebuah pendidikan akan terarah apabila proses belajar mengajar dilaksanakan dengan baik. Berhasil tidaknya proses belajar mengajar dan tujuan pendidikan akan terlihat setelah pengevaluasian.
Untuk peserta didik, dengan adanya evaluasi dapat diketahui sejauh mana keberhasilan yang telah digapai selama mengikuti pendidikan. Sedangkan untuk pendidik, hasil evaluasi dapat digunakan sebagai umpan balik untuk menetapkan upaya upaya meningkatkan kualitas pendidikan.
Dalam mengidentifikasi perubahan perilaku dapat diungkap melalui proses evaluasi yang di bedakan dalam dua cara, yaitu: a) Proses testing (testing procedures), dan b) Proses nontesting. Melalui dua cara tersebut guru dapat menentukan apakah siswa masuk kategori pandai, sedang, atau lemah dalam proses belajar mengajar. Dan juga dapat di ungkap melalui evaluasi yang intensif dengan menerapkan teknik-teknik yang tepat.
Dalam evaluasi ada tiga batasan yang memiliki makna berbeda pula, tetapi sering diartikan sama oleh sebagian guru. Tiga batasan tersebut yaitu evaluasi, pengukuran, dan tes. Evaluasi merupakan proses yang menentukan keadaan dimana tujuan dapat dicapai. Pengukuran merupakan batasan luas. Pengukuran ini lebih spesifik cakupannya, yaitu testing dan scaling. Dalam kaitannya dengan perubahan perilaku atau penguasaan hasil belajar, guru menggunakan salah satu cara, yaitu dengan melakukan testing. Sedangkan tes  merupakan proses pengamatan yang sistematis untuk mengetahui tingkah laku atau kemampuan siswa dan menggambarkannya dengan skala atau kategori-kategori yang pasti.
Evaluasi merupakan subsistem dan sistem pengajaran yang terdiri dari Tujuan, Materi, Proses Belajar Mengajar (PBM) dan Evaluasi. Materi dan PBM di rancang untuk mencapai Tujuan. Sedang evaluasi memegang peran penting yaitu untuk menjamin relevansi Materi dan PBM, dan untuk mengetahui ketercapaian tujuan. Tujuan yang di maksud adalah perubahan siswa ke arah yang positif
Prinsip umum dan penting dalam kegiatan evaluasi yaitu adanya triangulasi atau hubungan erat tiga komponen. Tiga komponen itu adalah: a) tujuan pembelajaran, b) kegiatan pembelajaran atau KBM, dan c) Evaluasi yang ketiganya itu memiliki hubungan dan keterkaitan satu sama lain.
Evaluasi dalam proses belajar mengajar adalah keseluruhan kegiatan, baik berupa pengukuran maupun penilaian (pengukuran data dan informasi), pengolahan, penafsiran, dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah di tetapkan.
Keberhasilan pengajaran tidak hanya dilihat dari hasil belajar yang di capai oleh siswa, tetapi juga dari segi prosesnya. Hasil belajar pada dasarnya merupakan akibat dari suatu proses belajar. Yang demikian itu optimalnya hasil belajar siswa tergantung pula pada proses belajar belajar siswa dan proses mengajar guru. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penilaian terhadap proses belajar mengajar. Tujuan penilaian proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah untuk mengetahui kegiatan belajar mengajar terutama efesiensi, keefektifan, dan produktifitas dalam mencapai tujuan pengajaran.







DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi . 2005. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi revisi. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2004. Evaluasi Program Pendidikan: Panduan Teoritis Praktis bagi Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Daryanto. 2012. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Jhon M. Echols dan Hasan Sadily. 1983. Kamus Bahasa Inggris. Gramedia Pustaka Utama.
Purwanto, Ngalim. 2004. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Mujid, Abdul dan Jusuf Mudzakir. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenida   Media.
Ramayulis. 2008. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Slameto. 2001. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Sudijono, Anas. 2006. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.
Sukardi. 2011. Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara.
Sulistyorini. 2009. Evaluasi Pendidikan: Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. Yogyakarta: Penerbit TERAS.
Tayibnapis, Farida Yusuf. 2008. Evaluasi Program dan Instrument Evaluasi untuk Program Pendidikan dan Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Widoyoko, Eko Putro. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Cross, A. 1973. Home Economics Evaluation. Coumbus Ohio: A Bell & Howel Company.
Cronbach, Lee J. 1984. Essential of Psychological Testing. New York: Harper & Row Publisher.
Good, C.V. 1973. Dictionary of Education. New York: Mc. Graw-Hill Book Company.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aku ; Yang Terlewatkan

  Tidak Mungkin dan Tidak Pernah Aku selalu melihatmu,Tapi kamu tidak. Aku selalu menatapmu,Tapi kamu tidak. Aku akan selalu ada untukm...