Minggu, 25 Desember 2016

Makalah Model Pembelajaran



                                                                                                        
         MODEL PEMBELAJARAN PAIKEMI


                                                 OLEH :

                                     Amelia Fitriani
                                     NIM. 1502521453
                                    Jumaidiyah
                                     NIM. 1502521459


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI
 PASCASARJANA
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BANJARMASIN
2016





KATA PENGANTAR

      Dengan mengucap Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa selalu melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahnya kepada kita semua. Shalawat dan salam atas junjungan jkita Nabi besar Muhammad SAW beserta sahabat, kerabat dan orang-orang yang mengikuti langkah beliau hingga akhir zaman. Sehingga penyusun dapat menyelesaiakan makalah ini yang berjudul “Model Pembelajaran PAIKEMI “.
            Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memperluas wawasan dalam rangka memperbanyak ilmu pengetahuan dan juga sebagai salah satu syarat yang wajib di penuhi. Penyusun sepenuhnya sangat menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya di sebabkan keterbatasan pengetahuan penyusun oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini yang akan datang.
            Dalam proses penyelesaian makalah ini kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
Bapak Dr. H. Ridhahani Fidzi, M.Pd dan Dr. Hj. Salamah, M.Pd selaku dosen mata kuliah Evaluasi Pendidikan.
            Akhirnya penyusun mengharapkan semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi diri penyusun dan juga bermanfaat bagi orang lain.
                                                                                    Banjarmasin,                          2016


                                                                                                          Penyusun


DAFTAR ISI
                                                                                   

Halaman Judul
………………………………………………………………
I
Kata Pengantar
………………………………………………………………………
Ii
Daftar isi
………………………………………………………………………
iii



BAB I
PENDAHULUAN…………………………………………………
1
BAB II
PEMBAHASAN ………………………………………………….
3

 A. Pengertian Model Pembelajaran PAIKEMI ……………………
3

 B. Landasan Hukum PAIKEM ……………………………………
8

 C. Prinsip-prinsip PAIKEMI ………………………………………
9

 D. Kelebihan dan Kelemahan PAIKEMI ………………………….
11

E. Tips Efektif PAIKEMI ..................................................................
11

F. Model-model Pembelajaran Pendukung PAIKEMI …………….
13



BAB III
PENUTUP …………………………………………………….......
14

A. Simpulan ………………………………………………………….
14



DAFTAR PUSTAKA
16






BAB I
PENDAHULUAN

Kegiatan Pembelajaran adalah suatu proses yang mengandung serangkaian kegiatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Winarno (1983) pembelajaran adalah proses berlangsungnya kegiatan belajar dan membelajarkan siswa dikelas. Pelaksanaan pembelajaran adalah interaksi antara guru dan siswa dalam rangka menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa dan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan tersebut diantaranya adalah untuk pematangan intelektual, kedewasaan, emosional, dan moral siswa.
Dalam proses pembelajaran mutlak di perlukan adanya sebuah model pembelajaran yang mencakup didalamnya  pendekatan, strategi, metode, teknik, dan taktik. Bila seseorang guru tidak menggunakan variasi dalam mengajar, monoton dan seadanya maka siswa akan cepat bosan, perhatikan berkurang, dan mengantuk, akibatnya tujuan belajar tidak tercapai. Dalam hal ini guru memerlukan variasi dalam mengajar anak.
Belajar merupakan suatu proses aktif dalam membangun makna atau pemahaman dari informasi dan pengalaman yang telah di terima oleh siswa. Proses pembelajaran harus dapat menumbuhkan sikap kreatif bagi siswa. Karena setiap anak dilahirkan memiliki rasa ingin tahu dan imajinasi.
Setiap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan memiliki tujuan yang ingin di capai. Untuk mencapai tujuan tersebut salah satu yang menentukan adalah adanya model pembelajaran yang di gunakan. Pembelajaran yang dilaksanakan secara efektif dapat menunjang kelanjutan pembelajaran berikutnya. Salah satu pembelajaran yang saat ini di akui sebagai strategi pembelajaran yang inovatif serta dapat menjadi solusi atas kemonotonan pembelajaran di kelas adalah strategi pembelajaran PAIKEMI.
PAIKEMI merupakan hasil modifikasi dari para praktisi pendidikan model-model pembelajaran yang sebelumnya bernama PAIKEM. PAIKEMI adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan, dan Islami. (Suyadi, 2013:162). Penerapan PAIKEM di latarbelakangi oleh kenyataan bahwa model pembelajaran selama berlangsung ini cenderung membuat siswa merasa malas dan bosan dalam belajar, dimana siswa hanya duduk pasif mendengarkan guru berceramah, tanpa memberikan reaksi apapun kecuali mencatat dibuku tulis atas apa yang diucapkan oleh guru mereka. Hal ini berakibat pada kurang optimalnya penguasaan materi pada diri peserta didik. 
Dengan demikian PAIKEMI sangat di anjurkan untuk di terapkan mengingat semakin kompleksnya permasalahan di dunia pendidikan dan besarnya tuntutan yang di bebankan kepada guru dalam mensukseskan pembelajaran. Penerapan model pembelajaran ini bertujuan agar siswa-siswa menjadi lebih aktif dan enjoy dalam mengikuti proses pembelajaran, dan menjadi lebih mudah dalam menyerap materi pembelajaran yang diberikan dan yang tidak kalah penting adalah tercapainya tujuan pembelajaran.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Model Pembelajaran PAIKEMI
PAIKEM adalah sebuah pendekatan yang memungkinkan peserta didik mengerjakan kegiatan beragam untuk mengembangkan keterampilan, sikap, dan pemahamannya dengan penekanan belajar sambil bekerja. Sementara, guru menggunaan berbagai sumber dan alat bantu belajar, termasuk pemanfaatan lingkungan, supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif. (Asmani, 2011:53)
Secara bahasa dan istilah PAIKEM dengan tambahan Islami dapat di jelaskan secara singkat yaitu Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif Menyenangkan dan Islami. PAIKEMI dimaksudkan sebagai suatu sistem pembelajaran yang diterapkan di sekolah untuk menciptakan suasana pembelajaran lebih aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan serta adanya nuansa Islami dalam kegiatan belajar mengajar sehingga siswa dapat belajar dengan baik dan tujuan pembelajaran bisa tercapai.
Pembelajaran PAIKEMI adalah sebuah pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk mengerjakan kegiatan yang beragam dalam rangka mengembangkan keterampilan dan pemahamannya, dengan penekanan peserta didik belajar sambil bekerja, sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar (termasuk pemanfaatan lingkungan), supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif.
Berikut ini akan di paparkan pengertian PAIKEMI:
a.         Pembelajaran Aktif
Istilah aktif maksudnya adalah sebuah proses aktif membangun makna dan pemahaman dari informasi, ilmu pengetahuan maupun pengetahuan oleh peserta didik sendiri. (Ismail, 2008 : 46). Pembelajaran aktif merupakan pendekatan pembelajaran yang lebih banyak melibatkan aktivitas siswa dalam mengakses berbagai informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensinya. (Rusman, 2014 : 324).
Dalam proses belajar, peserta didik tidak semestinya di perlakukan seperti gelas kosong pasif yang hanya menerima kucuran ceramah dari gurunya tentang ilmu pengetahuan dan informasi. Sebab belajar bukanlah penuangan informasi ke dalam benak siswa, tetapi belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri. Oleh karena itu agar pembelajaran lebih aktif, guru di tuntut mampu menciptakan suasana yang memungkinkan peserta didik secara aktif menemukan, memproses, dan mengkonstuksi ilmu pengetahuan dan keterampilan-keterampilan baru.
Guru memposisikan dirinya hanya sebagai fasilitator, yang bertugas memberikan kemudahan belajar (to facilitate of learning) kepada siswa. Dalam kegiatan ini siswa terlibat secara aktif  dan berperan dalam proses pembelajaran, sedangkan guru lebih banyak memberikan arahan dan bimbingan, serta mengatur sirkulasi dan jalannya proses pembelajaran. (Rusman, 2014 : 324)
b.        Pembelajaran Inovatif
Istilah inovatif maksudnya adalah dalam pembelajaran diharapkan muncul ide-ide baru atau inovasi-inovasi positif yang lebih baik. (Ismail, 2008 : 46). Pembelajaran inovatif dapat diartikan sebuah pembelajaran yang menggunakan strategi atau metode baru yang dihasilkan dari penemuannya sendiri atau menerapkan metode baru yang ditemukan oleh para pakar dan didesain sedemikian rupa sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang kondusif.
Dalam pembelajaran inovatif ini, guru tidak saja tergantung dari materi pembelajaran yang ada pada buku, tetapi dapat mengimplementasikan hal-hal baru yang menurut guru sangat cocok dan relevan dengan masalah yang sedang dipelajari siswa. Demikian pula siswa, melalui aktivitas belajar yang dibangun melalui strategi ini, siswa dapat menemukan caranya sendiri untuk memperdalam hal-hal yang sedang dia pelajari. (Uno, 2012 11).
Adapun karakterististik pembelajaran inovatif di antaranya menginginkan adanya perubahan yang baru, daya fikir produktif, mampu memecahkan masalah, mampu menghadapi situasi baru.
c.         Pembelajaran Kreatif
Istilah kreatif memiliki maksud bahwa pembelajaran merupakan sebuah proses mengembangkan kreatifitas peserta didik, karena pada dasarnya setiap peserta didik memiliki daya imajinasi dan rasa ingin tahu yang tidak pernah berhenti. (Ismail, 2008:46). Pembelajaran kreatif merupakan proses pembelajaran yang mengharuskan guru untuk dapat memotivasi dan memunculkan kreativitas siswa selama pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan beberapa metode dan strategi yang bervariasi, misalnya kerja kelompok, bermain peran, dan pemecahan masalah.
Pembelajaran kreatif menuntut guru untuk merangsang kreativitas siswa, baik dalam mengembangkan kecakapan berpikir maupun dalam melakukan suatu tindakan. Berpikir kreatif selalu dimulai  dengan berpikir  kritis, yakni menemukan dan melahirkan sesuatu yang sebelumnya tidak ada atau memperbaiki sesuatu. (Rusman, 2014 : 324).
Dalam hal ini, guru sebagai fasilitator dituntut untuk senantiasa kreatif dalam merancang pembelajaran, serta memiliki beragam strategi pembelajaran yang digunakan agar pembelajaran tersebut memenuhi beragam tingkat kemampuan siswa di kelas. Pengetahuan siswa yang diperoleh dalam hal ini berdasarkan pengalamannya sendiri, bukan ditransfer pengetahuan dari guru. (Endang, 2010:4)
Berpikir kritis harus dikembangkan dalam proses pembelajaran agar siswa terbiasa mengembangkan kreativitasnya. Pada umumnya, berpikir kreatif memiliki empat tahapan sebagai berikut,  yaitu:
1.         Tahap pertama: persiapan, yaitu proses pengumpulan informasi untuk diuji.
2.         Tahap kedua: inkubasi, yaitu suatu rentang waktu untuk merenungkan  hipotesis informasi tersebut sampai diperoleh keyakinan bahwa hipotesis tersebut rasional.
3.         Tahap ketiga: iluminasi, yaitu suatu kondisi untuk menemukan keyakinan bahwa hipotesis tersebut benar, tepat dan rasional.
4.         Tahap keempat: verifikasi, yaitu pengujian kembali hipotesis untuk dijadikan sebuah rekomendasi, konsep, atau teori.
Siswa dikatakan kreatif apabila mampu melakukan sesuatu yang menghasilkan sebuah kegiatan baru yang diperoleh dari hasil berpikir kreatif dengan mewujudkannya dalam bentuk sebuah hasil karya baru. (Mulyasa, 2006: 192)
d.        Pembelajaran Efektif
Istilah efektif berarti bahwa model pembelajaran apapun yang dipilih harus menjamin bahwa tujuan pembelajaran akan tercapai secara maksimal. (Ismail, 2008:47). Efektif adalah berhasil mencapai tujuan sebagaimana yang diharapkan. Dengan kata lain, dalam pembelajaran telah terpenuhi apa yang menjadi tujuan dan harapan yang hendak dicapai. Ini dapat di buktikan dengan adanya pencapaian kompetensi baru oleh peserta didik setelah proses belajar mengajar berlangsung. Di akhir proses pembelajaran harus ada perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan pada diri peserta didik.
Pembelajaran dapat dikatakan efektif jika mampu memberikan pengalaman baru kepada siswa membentuk kompetensi siswa, serta mengantarkan mereka ke tujuan yang ingin dicapai secara optimal. Hal ini dapat dicapai dengan melibatkan serta mendidik mereka dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran. Seluruh siswa harus dilibatkan secara penuh agar bergairah dalam pembelajaran, sehingga suasana pembelajaran betul-betul kondusif dan terarah pada tujuan dan pembentukan kompetensi siswa.
Pembelajaran efektif menuntut keterlibatan siswa secara aktif, karena mereka merupakan pusat kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi. Siswa harus didorong untuk menafsirkan informasi yang disajikan oleh guru sampai informasi tersebut dapat diterima oleh akal sehat. Dalam pelaksanaannya perlu proses penukaran  pikiran, diskusi, dan perdebatan dalam rangka pencapaian pemahaman yang sama terhadap materi standar yang harus dikuasai siswa. (Rusman, 2012: 326).
Untuk mengetahui keefektifan sebuah proses pembelajaran, maka pada setiap akhir pembelajaran perlu dilakukan evaluasi. Evaluasi yang dimaksud disini bukan sekedar tes untuk siswa, tetapi semacam refleksi, perenungan yang dilakukan oleh guru dan siswa.
e.         Pembelajaran Menyenangkan
Istilah menyenangkan dimaksudkan bahwa proses pembelajaran berlangsung dalam suasana yang menyenangkan dan mengesankan. Suasana pembelajaran yang menyenangkan dan berkesan akan menarik minat peserta didik untuk terlibat secara aktif sehingga tujuan pembelajaran akan dapat tercapai secara maksimal.
Pembelajaran menyenangkan merupakan pembelajaran yang didesain sedemikian rupa sehingga memberikan susana penuh keceriaan, menyenangkan, dan yang paling utama, tidak membosankan peserta didik. Suasana seperti itu akan membuat peserta didik bisa lebih terfokus dalam proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan perhatian terhadap materi yang disampaikan oleh guru. (Azizah, 2011)
Menurut Mulyasa (2016) pembelajaran menyenangkan (joyfull instruction) merupakan suatu proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat suatu kohesi yang kuat antara guru dan siswa, tanpa ada perasaan terpaksa atau tertekan (not under pressure). Dengan kata lain, pembelajaran menyenangkan adalah adanya pola hubungan yang baik antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran. Guru memposisikan diri sebagai mitra belajar siswa, bahkan dalam hal tertentu tidak menutup kemungkinan guru belajar dari siswanya. Dalam hal ini perlu diciptakan suasana yang demokratis dan tidak ada beban, baik guru maupun siswa dalam melakukan proses pembelajaran. (Rusman, 2012 : 326)
Salah satu upaya menciptakan pembelajaran yang menyenangkan adalah dengan menggunakan permainan edukatif (belajar sambil bermain). Melalui keterlibatan dalam permainan, mereka dapat mengembangkan dirinya serta mulai memahami status dan perannya dalam kelompok teman sebayanya, yang akan sanngat bermanfaat untuk memahami dan menunaikan status dan perannya dalam masyarakat kelak setelah beranjak dewasa. Terdapat satu prinsip utama dalam pemilihan permainan edukatif ini dalam pembelajaran, yakni harus terdapat keselarasan dan keseimbangan antara aspek menyenangkan dengan aspek pencapaian tujuan pembelajaran.
f.          Pembelajaran Islami
Pembelajaran islami dimaksudkan bahwa berbagai komponen yang terdapat dalam suatu pembelajaran harus di dasarkan pada nilai moral dan etis ajaran Islam. Diantaranya adalah dalam metode pendidikan atau pembelajaran. Metode pendidikan yang Islami bertolak pada pandangan yang melihat manusia sebagai makhluk yang dimuliakan Tuhan. Oleh karena itu pendidikan yang islami akan menerapkan metode pendidikan yang manusiawi, menyenangkan dan menggairahkan peserta didik.
Modifikasi PAIKEM menjadi PAIKEMI merupakan upaya serius agar pembelajaran yang menyenangkan tersebut bersentuhan dengan pengalaman spiritual peserta didik, sehingga suasana pembelajaran terkesan religius dan agamis. Secara umum penciptaan suasana keagamaan tidak hanya sebatas dalam bidang proses belajar-mengajar, tetapi juga dalam bidang lain baik fisik dan sarana bangunan maupun dalam pergaulan dan pakaian.
Suasana islami dapat pula berupa symbol dan kegiatan. Selain itu ada juga yang memberi khas suasana ini dengan pakaian (busana muslim), tata ruang, bentuk bangunan, ataupun aktifitas keagamaan seperti shalat berjamaah, membaca al-quran sebelum pelajaran agama di mulai, berdoa sebelum belajar, dan lain sebagainya.
Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa dalam proses pembelajaran yang berbasis PAIKEMI peserta didik diberi kebebasan dan keleluasaan untuk mengembangkan potensi dirinya baik dalam aspek emosional, spiritual dan intelektualnya. Selain itu guru harus menjadi mitra belajar bagi peserta didik dan bertanggung jawab untuk menciptakan situasi yang dapat mendorong motivasi dan tanggung jawab peserta didik dalam suasana yang menyenangkan dan islami.
B.     Landasan Hukum PAIKEM
1.      UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003
a.       Pasal 4
Pendidikan terselenggara dengan member keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran.
b.      Pasal 40
Penciptaan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan diaogis
2.      PP No. 19 Tahun 2005, pasal 19
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara Interaktif, Inspiratif, menyenangkan, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik. (Asmani, 2011: 91)
C.    Prinsip-prinsip PAIKEMI
Ada empat aspek yang memengaruhi model PAIKEMI, yaitu pengalaman, komunikasi, interaksi, dan refleksi. Apabila dalam suatu pembelajaran terdapat empat aspek tesebut, maka pembelajaran PAIKEMI terpenuhi. 



     




1.      Pengalaman
Aspek pengalaman ini siswa diajarkan dapat belajar mandiri. Di dalamnya terdapat banyak cara untuk penerapannya antara lain seperti eksperimen, pengamatan, penyelidikan, dan wawancara. Karena dalam aspek pengalaman, anak banyak belajar  melalui berbuat dan dengan melalui pengalaman langsung, dapat mengaktifkan banyak indera yang dimiliki anak tersebut.

2.      Komunikasi
Aspek komunikasi ini dapat dilakukan dengan beberapa bentuk, antara lain mengemukakan pendapat, peresentasi laporan, dan memajangkan hasil kerja. Di aspek ini ada hal-hal yang ingin didapatkan, misalnya anak dapat mengungkapakan gagasan, dapat mengonsolidasi pikirannya, mengeluarkan gagasannya, memancing gagasan orang lain, dan membuat bangunan makna mereka dapat diketahui oleh guru.
3.      Interaksi
Aspek interaksi ini dapat dilakukan dengan cara interaksi, Tanya jawab, dan saling melempar pertanyaan. Dengan hal-hal seperti itulah kesalahan makna yang diperbuat oleh siswa-siswa berpeluang untuk terkorelasi dan makna yang terbangun semakin mantap, sehingga dapat menyebabkan hasil belajar meningkat.
4.      Refleksi
Aspek ini yang dilakukan adalah memikirkan kembali apa yang telah diperbuat/dipikirkan oleh siswa selama mereka belajar. Hal ini dilakukan supaya terdapatnya perbaikan gagasan/makna yang telah dikeluarkan oleh siswa dan agar mereka tidak mengulangi kesalahan. Di sini siswa diharapkan juga dapat menciptakan gagasan-gagasan baru. . (Rusman, 2012: 327-328).
Menurut Asmani (2011) PAIKEM merupakan sebuah model pembelajaran kontekstual yang melibatkan paling sedikit empat prinsip utama dalam proses pembelajarannya. Pertama, proses Interaksi (siswa berinteraksi secara aktif dengan guru, rekan siswa, multi-media, referensi, lingkungan dsb). Kedua, proses Komunikasi (siswa mengkomunikasikan pengalaman belajar mereka dengan guru dan rekan siswa lain melalui cerita, dialog atau melalui simulasi role-play). Ketiga, proses Refleksi, (siswa memikirkan kembali tentang kebermaknaan apa yang mereka telah pelajari, dan apa yang mereka telah lakukan). Keempat, proses Eksplorasi (siswa mengalami langsung dengan melibatkan semua indera mereka melalui pengamatan, percobaan, penyelidikan dan/atau wawancara). (Jamal Ma’mur Asmani, 2011:84).
D.    Kelebihan dan Kelemahan PAIKEMI
Kelebihan dan kelemahan selalu ada dalam setiap model, strategi, atau metode pembelajaran. Namun, kelebihan dan kelemahan tersebut hendaknya menjadi referensi untuk penekanan-penekanan terhadap hal yang positif dan meminimalisir kelemahan-kelemahannya dalam pelaksanaan pembelajaran.
Kelebihan dari model ini adalah pembelajaran lebih menarik dan variatif. Model pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada guru dan siswa untuk menciptakan suasana pembelajaran dengan menggunakan beberapa metode pembelajaran, tidak monoton dengan satu metode pembelajaran. Peserta didik akan lebih termotivasi untuk belajar karena adanya variasi dalam proses pembelajaran. Mereka dapat lebih mengembangkan dirinya. Tidak jenuh dan dapat memecahkan permasalahan dengan memanfaatkan lingkungan sekitarnya. Selain itu dengan diciptakannya suasana menyenangkan dan islami serta tidak kaku, pembelajaran akan mudah di pahami dan proses pembelajaran berlangsung baik dan efektif sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai.
Adapun kekurangannya, model pembelajaran ini tidak hanya menuntut siswanya untuk aktif, proaktif  dan kreatif tetapi juga secara tidak langsung mengharuskan seorang guru untuk berperan sama dalam mencari dan merancang media/bahan ajar alternative yang mudah, murah, dan sederhana, namun tetap relevan dengan tema pembelajaran yang sedang dipelajari. Penggunaan multimedia sungguh sangat ideal, tetapi tidak semua sekolah mampu mengaksesnya. Hal ini jelas akan menjadi sebuah boomerang bagi guru, ketika ia tidak memiliki kemampuan untuk memanajemen dan menguasai hal-hal yang harus dia untuk melakukan metode pembelajaran PAIKEM. Guru yang tidak memiliki daya kreasi yang tinggi tidak akan mampu melakukan metode pembelajaran PAIKEM dengan baik di dalam kelas.
E.  Tips Efektif Aplikasi PAIKEMI
1.      Memprioritaskan Pelatihan Guru
Pelatihan guru ini lebih baik mendatangkan trainer yang professional dalam bidang PAIKEM, sehingga hasilnya memuaskan secara teori dan praktik. Pelatihan ini tidak mengganggu proses belajar mengajar, dan sebelum pelatihan hendaknya guru sudah dibekali referensi yang berhubungan dengan PAIKEM sehingga pelatihan bersifat pendalaman materi dan pematangan diri dengan praktik langsung.
2.      Optimalisasi Micro Teaching
Microteaching berarti suatu kegiatan mengajar di mana segalanya akan dikecilkan atau disederhanakan. Dalam hal ini yang dikecilkan adalah jumlah siswanya, waktu mengajar, bahan pelajaran mencakup satu atau dua unit kecil yang sederhana dan keterampilan mengajar difokuskan beberapa keterampilan khusus saja.
3.         Mencoba Team Teaching
Saat ini ada terobosan dalam dunia pendidikan yaitu team teaching yaitu system mengajar yang diasuh oleh beberapa guru yang mempunyai keahlian mendalam (tim). Misalnya pada pembelajaran PAI diasuh oleh 2 orang guru yang satu menerangkan dan yang lainnya mengamati dalam kelas untuk melihat respon siswa dan berusaha menggugah semangat belajar siswa.
4.      Menerapkan Moving Class
Moving Class adalah system pembelajaran dimana siswa harus berpindah-pindah kelas sesuai pelajaran yang diajarkan. Misalnya ketika pelajaran PAI siswa pindah keruangan yang didesain khusus untuk peribadatan, sehingga langsung bisa praktek.
5.         Berlatih membuat Ice Breaker
Salah satu ciri PAIKEM adalah menyenangkan. Belajar identik dengan mengerutkan dahi, sehingga anak-anak tidak mau berlama-lama belajar. Salah satu solusinya adalah guru berlatih Ice Breaker (pemecah kebekuan) agar suasana menjadi cair, humoris, dan tidak tegang. Karena Ice Breaker adalah salah satualat Fresh Maker (pembuat suasana menjadi segar)
6.         Sedikit bicara banyak diamnya
Guru yang baik adalah guru yang sedikit bicara dan banyak diamnya sedangkan siswa yang baik adalah yang banyak bicara, sedikit diamnya. Guru harus bisa mendorong siswa untuk banyak bertanya, berdiskusi, berdebat, dan lempar gagasan, sehingga suasana menjadi ramai, segar dan ilmiah. (Asmani, 2011:56).
F.     Model-model Pembelajaran Pendukung PAIKEMI
1.      Pembelajaran Quantum (Quantum Teaching)
Pembelajaran kuantum ini merupakan bentuk inovasi dari pengubahan bermacam-macam intraksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar. Menurut Bobbi dePorter (2005:5) “Quantum is an interaction that change energy into light”. Maksud dari energy menjadi cahaya adalah mengubah semua hambatan-hambatan belajar yang selama ini dipaksakan untuk terus dilakukan menjadi sebuah manfaat bagi siswa sendiri dan bagi orang lain, dengan memaksimalkan bakat dan alamiah siswa. (Rusman, 2012:330)
2.      Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual atau yang lebih dikenal dengan sebutan CTL (Contextual  teaching and learning) merupakan konsep belajar yang beranggapan bahwa anak akan lebih baik bermakna jika anak belajar mengalami sendiri apa yang akan dipelajarinya, bukan sebatas mengetahui. Pembelajaran tidak hanya sekedar guru menyampaikan materi pelajaran kepada siswa tapi siswa dapat memaknai apa yang dipelajarinya. CTL adalah konsep belajar yang membantu guru untuk menghubungkan isi pelajaran dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa untuk bisa menerapkan pengetahuan yang didapat dalam kehidupan sehari-hari. (Rusman, 21012:330-332).


BAB III
PENUTUP


SIMPULAN
PAIKEMI merupakan hasil modifikasi dari para praktisi pendidikan model-model pembelajaran yang sebelumnya bernama PAIKEM. PAIKEMI adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan, dan Islami. Modifikasi PAIKEM menjadi PAIKEMI merupakan upaya serius agar pembelajaran yang menyenangkan bisa bersentuhan dengan pengalaman spiritual peserta didik, sehingga suasana pembelajaran terkesan religius dan agamis. Penciptaan suasana keagamaan tidak hanya sebatas dalam bidang proses belajar-mengajar, tetapi juga dalam bidang lain baik fisik dan sarana bangunan maupun dalam pergaulan dan pakaian.
Ada empat aspek yang mempengaruhi model PAIKEMI, yaitu pengalaman, komunikasi, interaksi, dan refleksi. Apabila dalam suatu pembelajaran terdapat empat aspek tesebut, maka pembelajaran PAIKEMI terpenuhi. 
1.      Proses Interaksi adalah siswa berinteraksi secara aktif dengan guru, rekan siswa, multi-media, referensi, lingkungan dsb.
2.      Proses Komunikasi adalah siswa mengkomunikasikan pengalaman belajar mereka dengan guru dan rekan siswa lain melalui cerita, dialog atau melalui simulasi role-play).
3.      Proses Refleksi adalah siswa memikirkan kembali tentang kebermaknaan apa yang mereka telah pelajari, dan apa yang mereka telah lakukan).
4.      Proses Eksplorasi  adalah siswa mengalami langsung dengan melibatkan semua indera mereka melalui pengamatan, percobaan, penyelidikan dan/atau wawancara).
Adapun kelebihan dan kelemahan PAIKEMI adalah
Kelebihan:
a.       Model pembelajaran ini lebih menarik dan variatif. Tidak monoton dengan satu metode pembelajaran. Sehingga peserta didik lebih termotivasi untuk belajar karena adanya variasi dalam proses pembelajaran.
b.        Terciptanya suasana menyenangkan, islami dan tidak kaku, sehingga pembelajaran akan mudah di pahami dan proses pembelajaran berlangsung baik dan efektif.
Kelemahannya:
a.       Siswa dituntut untuk aktif, proaktif  dan kreatif.
b.      Guru diharuskan kreatif dan inovatif dalam mencari dan merancang media/bahan ajar alternative yang mudah, murah, dan sederhana, namun tetap relevan dengan tema pembelajaran yang sedang dipelajari.
c.       Penggunaan multimedia sungguh sangat ideal, tetapi tidak semua sekolah mampu mengaksesnya. Hal ini jelas akan menjadi sebuah boomerang bagi guru, ketika ia tidak memiliki kemampuan untuk memanajemen dan menguasai hal-hal yang harus dia untuk melakukan metode pembelajaran PAIKEM. Guru yang tidak memiliki daya kreasi yang tinggi tidak akan mampu melakukan metode pembelajaran PAIKEM dengan baik di dalam kelas.
Dalam aplikasinya, ada beberapa tips yang efektif pada PAIKEMI, yaitu : 1) Memprioritaskan Pelatihan guru, 2) Optimalisasi Micro teaching, 3) Mencoba Team Teaching, 4) Menerapkan Moving Class, dan 5) Berlatih membuat Ice Breaker. Dan sebagai pendukung, ada beberapa model pembelajaran yaitu: Pembelajaran Quantum dan Pembelajaran Kontekstual.

DAFTAR PUSTAKA


Arkana, Azizah. 2011. Pengertian dan Strategi PAIKEM pdf. (http://azkiyatunnufus.blogspot.com/2011/12/ strategi-pembelajaran-paikem.html), diakses pada tanggal 04 April 2016
Asmani, Jamal Ma'mur. 2013. 7 Tips Aplikasi Pakem. Jogjakarta: DivaPress.
Ismail SM. 2008. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM: Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Semarang: RaSAIL Media Group.
Mulyatininsih, Endang. 2010. Model Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Depok: Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
Rusman, 2012. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Uno, Hamzah. 2012. Belajar Dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: PT. Bumi Aksara.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aku ; Yang Terlewatkan

  Tidak Mungkin dan Tidak Pernah Aku selalu melihatmu,Tapi kamu tidak. Aku selalu menatapmu,Tapi kamu tidak. Aku akan selalu ada untukm...