MODEL PEMBELAJARAN PAIKEMI
OLEH :
Amelia Fitriani
Amelia Fitriani
NIM. 1502521453
Jumaidiyah
Jumaidiyah
NIM. 1502521459
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI
PASCASARJANA
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BANJARMASIN
2016
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap Alhamdulillah puji syukur
kehadirat Allah SWT, yang senantiasa selalu melimpahkan rahmat, taufik dan
hidayahnya kepada kita semua. Shalawat dan salam atas junjungan jkita Nabi
besar Muhammad SAW beserta sahabat, kerabat dan orang-orang yang mengikuti
langkah beliau hingga akhir zaman. Sehingga penyusun dapat menyelesaiakan
makalah ini yang berjudul “Model Pembelajaran PAIKEMI “.
Penyusunan makalah
ini dimaksudkan untuk memperluas wawasan dalam rangka memperbanyak ilmu
pengetahuan dan juga sebagai salah satu syarat yang wajib di penuhi. Penyusun
sepenuhnya sangat menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya
di sebabkan keterbatasan pengetahuan penyusun oleh karena itu penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi
kesempurnaan makalah ini yang akan datang.
Dalam proses
penyelesaian makalah ini kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih
sebesar-besarnya kepada :
Bapak Dr.
H. Ridhahani Fidzi, M.Pd dan Dr. Hj. Salamah, M.Pd selaku dosen mata kuliah Evaluasi Pendidikan.
Akhirnya penyusun
mengharapkan semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi diri
penyusun dan juga bermanfaat bagi orang lain.
Banjarmasin, 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul
|
………………………………………………………………
|
I
|
Kata
Pengantar
|
………………………………………………………………………
|
Ii
|
Daftar isi
|
………………………………………………………………………
|
iii
|
BAB I
|
PENDAHULUAN…………………………………………………
|
1
|
BAB II
|
PEMBAHASAN ………………………………………………….
|
3
|
A. Pengertian Model Pembelajaran PAIKEMI
……………………
|
3
|
|
B. Landasan Hukum PAIKEM ……………………………………
|
8
|
|
C. Prinsip-prinsip PAIKEMI ………………………………………
|
9
|
|
D. Kelebihan dan Kelemahan PAIKEMI
………………………….
|
11
|
|
E. Tips Efektif PAIKEMI
..................................................................
|
11
|
|
F.
Model-model Pembelajaran Pendukung PAIKEMI …………….
|
13
|
|
BAB III
|
PENUTUP
…………………………………………………….......
|
14
|
A. Simpulan
………………………………………………………….
|
14
|
|
DAFTAR PUSTAKA
|
16
|
|
BAB I
PENDAHULUAN
Kegiatan
Pembelajaran adalah suatu proses yang mengandung serangkaian kegiatan guru dan
siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif
untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Winarno (1983) pembelajaran adalah
proses berlangsungnya kegiatan belajar dan membelajarkan siswa dikelas.
Pelaksanaan pembelajaran adalah interaksi antara guru dan siswa dalam rangka
menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa dan untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Tujuan tersebut diantaranya adalah untuk pematangan intelektual,
kedewasaan, emosional, dan moral siswa.
Dalam proses pembelajaran mutlak di
perlukan adanya sebuah model pembelajaran yang mencakup didalamnya pendekatan, strategi, metode, teknik, dan
taktik. Bila seseorang guru tidak menggunakan variasi dalam mengajar, monoton dan seadanya maka siswa akan cepat bosan, perhatikan berkurang, dan mengantuk, akibatnya tujuan belajar tidak tercapai. Dalam
hal ini guru memerlukan variasi dalam mengajar anak.
Belajar merupakan suatu proses aktif dalam
membangun makna atau pemahaman dari informasi dan pengalaman yang telah di
terima oleh siswa. Proses pembelajaran harus dapat menumbuhkan sikap kreatif
bagi siswa. Karena setiap anak dilahirkan memiliki rasa ingin tahu dan
imajinasi.
Setiap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
memiliki tujuan yang ingin di capai. Untuk mencapai tujuan tersebut salah satu
yang menentukan adalah adanya model pembelajaran yang di gunakan. Pembelajaran
yang dilaksanakan secara efektif dapat menunjang kelanjutan pembelajaran
berikutnya. Salah satu pembelajaran
yang saat ini di akui sebagai strategi pembelajaran yang inovatif serta dapat
menjadi solusi atas kemonotonan pembelajaran di kelas adalah strategi
pembelajaran PAIKEMI.
PAIKEMI merupakan hasil modifikasi dari para
praktisi pendidikan model-model pembelajaran yang sebelumnya bernama PAIKEM.
PAIKEMI adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif,
Menyenangkan, dan Islami. (Suyadi, 2013:162). Penerapan PAIKEM di latarbelakangi oleh kenyataan bahwa model pembelajaran
selama berlangsung ini cenderung membuat siswa merasa malas dan bosan dalam
belajar, dimana siswa hanya duduk pasif mendengarkan guru berceramah, tanpa
memberikan reaksi apapun kecuali mencatat dibuku tulis atas apa yang diucapkan
oleh guru mereka. Hal ini berakibat pada kurang optimalnya penguasaan materi
pada diri peserta didik.
Dengan demikian PAIKEMI sangat di anjurkan
untuk di terapkan mengingat semakin kompleksnya permasalahan di dunia pendidikan
dan besarnya tuntutan yang di bebankan kepada guru dalam mensukseskan
pembelajaran. Penerapan model pembelajaran ini bertujuan agar siswa-siswa
menjadi lebih aktif dan enjoy dalam mengikuti proses pembelajaran, dan menjadi
lebih mudah dalam menyerap materi pembelajaran yang diberikan dan yang tidak
kalah penting adalah tercapainya tujuan pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Model Pembelajaran PAIKEMI
PAIKEM adalah sebuah pendekatan yang
memungkinkan peserta didik mengerjakan kegiatan beragam untuk mengembangkan
keterampilan, sikap, dan pemahamannya dengan penekanan belajar sambil bekerja.
Sementara, guru menggunaan berbagai sumber dan alat bantu belajar, termasuk
pemanfaatan lingkungan, supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan
efektif. (Asmani, 2011:53)
Secara bahasa dan istilah PAIKEM dengan tambahan
Islami dapat di jelaskan secara singkat yaitu Pembelajaran Aktif Inovatif
Kreatif Efektif Menyenangkan dan Islami. PAIKEMI dimaksudkan sebagai suatu
sistem pembelajaran yang diterapkan di sekolah untuk menciptakan suasana
pembelajaran lebih aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan serta
adanya nuansa Islami dalam kegiatan belajar mengajar sehingga siswa dapat
belajar dengan baik dan tujuan pembelajaran bisa tercapai.
Pembelajaran PAIKEMI adalah sebuah pembelajaran yang memungkinkan
peserta didik untuk mengerjakan kegiatan yang beragam dalam rangka
mengembangkan keterampilan dan pemahamannya, dengan penekanan peserta didik
belajar sambil bekerja, sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat
bantu belajar (termasuk pemanfaatan lingkungan), supaya pembelajaran lebih
menarik, menyenangkan dan efektif.
Berikut ini akan di paparkan pengertian PAIKEMI:
a.
Pembelajaran Aktif
Istilah
aktif maksudnya adalah sebuah proses aktif membangun makna dan pemahaman
dari informasi, ilmu pengetahuan maupun pengetahuan oleh peserta didik sendiri.
(Ismail, 2008 : 46). Pembelajaran aktif merupakan pendekatan pembelajaran yang
lebih banyak melibatkan aktivitas siswa dalam mengakses berbagai informasi dan
pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di kelas,
sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan
pemahaman dan kompetensinya. (Rusman, 2014 : 324).
Dalam
proses belajar, peserta didik tidak semestinya di perlakukan seperti gelas
kosong pasif yang hanya menerima kucuran ceramah dari gurunya tentang ilmu
pengetahuan dan informasi. Sebab belajar bukanlah penuangan informasi ke dalam
benak siswa, tetapi belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa
sendiri. Oleh karena itu agar pembelajaran lebih aktif, guru di tuntut mampu
menciptakan suasana yang memungkinkan peserta didik secara aktif menemukan,
memproses, dan mengkonstuksi ilmu pengetahuan dan keterampilan-keterampilan
baru.
Guru
memposisikan dirinya hanya sebagai fasilitator, yang bertugas memberikan
kemudahan belajar (to facilitate of learning) kepada siswa. Dalam
kegiatan ini siswa terlibat secara aktif dan berperan dalam proses
pembelajaran, sedangkan guru lebih banyak memberikan arahan dan bimbingan,
serta mengatur sirkulasi dan jalannya proses pembelajaran. (Rusman, 2014 : 324)
b.
Pembelajaran Inovatif
Istilah
inovatif maksudnya adalah dalam pembelajaran diharapkan muncul ide-ide
baru atau inovasi-inovasi positif yang lebih baik. (Ismail, 2008 : 46). Pembelajaran inovatif dapat diartikan sebuah pembelajaran yang
menggunakan strategi atau metode baru yang dihasilkan dari penemuannya sendiri
atau menerapkan metode baru yang ditemukan oleh para pakar dan didesain
sedemikian rupa sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang kondusif.
Dalam
pembelajaran inovatif ini, guru tidak saja tergantung dari materi pembelajaran
yang ada pada buku, tetapi dapat mengimplementasikan hal-hal baru yang menurut
guru sangat cocok dan relevan dengan masalah yang sedang dipelajari siswa.
Demikian pula siswa, melalui aktivitas belajar yang dibangun melalui strategi
ini, siswa dapat menemukan caranya sendiri untuk memperdalam hal-hal yang
sedang dia pelajari. (Uno, 2012 11).
Adapun
karakterististik pembelajaran inovatif di antaranya menginginkan adanya
perubahan yang baru, daya fikir produktif, mampu memecahkan masalah, mampu
menghadapi situasi baru.
c.
Pembelajaran Kreatif
Istilah kreatif memiliki maksud bahwa pembelajaran merupakan sebuah
proses mengembangkan kreatifitas peserta didik, karena pada dasarnya setiap
peserta didik memiliki daya imajinasi dan rasa ingin tahu yang tidak pernah
berhenti. (Ismail, 2008:46). Pembelajaran
kreatif merupakan proses pembelajaran yang mengharuskan guru untuk dapat
memotivasi dan memunculkan kreativitas siswa selama pembelajaran berlangsung,
dengan menggunakan beberapa metode dan strategi yang bervariasi, misalnya kerja
kelompok, bermain peran, dan pemecahan masalah.
Pembelajaran
kreatif menuntut guru untuk merangsang kreativitas siswa, baik dalam
mengembangkan kecakapan berpikir maupun dalam melakukan suatu tindakan.
Berpikir kreatif selalu dimulai dengan berpikir kritis, yakni
menemukan dan melahirkan sesuatu yang sebelumnya tidak ada atau memperbaiki
sesuatu. (Rusman, 2014 : 324).
Dalam hal ini, guru sebagai fasilitator dituntut untuk senantiasa
kreatif dalam merancang pembelajaran, serta memiliki beragam strategi
pembelajaran yang digunakan agar pembelajaran tersebut memenuhi beragam tingkat
kemampuan siswa di kelas. Pengetahuan siswa yang diperoleh dalam hal ini
berdasarkan pengalamannya sendiri, bukan ditransfer pengetahuan dari guru. (Endang, 2010:4)
Berpikir kritis harus dikembangkan dalam proses
pembelajaran agar siswa terbiasa mengembangkan kreativitasnya. Pada umumnya,
berpikir kreatif memiliki empat tahapan sebagai berikut, yaitu:
1.
Tahap pertama: persiapan, yaitu proses pengumpulan informasi
untuk diuji.
2.
Tahap kedua: inkubasi, yaitu suatu rentang waktu untuk
merenungkan hipotesis informasi tersebut sampai diperoleh keyakinan bahwa
hipotesis tersebut rasional.
3.
Tahap ketiga: iluminasi, yaitu suatu kondisi untuk
menemukan keyakinan bahwa hipotesis tersebut benar, tepat dan rasional.
4.
Tahap keempat: verifikasi, yaitu pengujian kembali hipotesis
untuk dijadikan sebuah rekomendasi, konsep, atau teori.
Siswa
dikatakan kreatif apabila mampu melakukan sesuatu yang menghasilkan sebuah
kegiatan baru yang diperoleh dari hasil berpikir kreatif dengan mewujudkannya
dalam bentuk sebuah hasil karya baru. (Mulyasa,
2006: 192)
d.
Pembelajaran Efektif
Istilah
efektif berarti bahwa model pembelajaran apapun yang dipilih harus
menjamin bahwa tujuan pembelajaran akan tercapai secara maksimal. (Ismail,
2008:47). Efektif adalah berhasil mencapai
tujuan sebagaimana yang diharapkan. Dengan kata lain, dalam pembelajaran telah
terpenuhi apa yang menjadi tujuan dan harapan yang hendak dicapai. Ini dapat di
buktikan dengan adanya pencapaian kompetensi baru oleh peserta didik setelah
proses belajar mengajar berlangsung. Di akhir proses pembelajaran harus ada
perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan pada diri peserta didik.
Pembelajaran dapat dikatakan efektif jika mampu
memberikan pengalaman baru kepada siswa membentuk kompetensi siswa, serta
mengantarkan mereka ke tujuan yang ingin dicapai secara optimal. Hal ini dapat
dicapai dengan melibatkan serta mendidik mereka dalam perencanaan, pelaksanaan
dan penilaian pembelajaran. Seluruh siswa harus dilibatkan secara penuh agar
bergairah dalam pembelajaran, sehingga suasana pembelajaran betul-betul
kondusif dan terarah pada tujuan dan pembentukan kompetensi siswa.
Pembelajaran efektif menuntut keterlibatan
siswa secara aktif, karena mereka merupakan pusat kegiatan pembelajaran dan
pembentukan kompetensi. Siswa harus didorong untuk menafsirkan informasi yang
disajikan oleh guru sampai informasi tersebut dapat diterima oleh akal sehat.
Dalam pelaksanaannya perlu proses penukaran pikiran, diskusi, dan
perdebatan dalam rangka pencapaian pemahaman yang sama terhadap materi standar
yang harus dikuasai siswa.
(Rusman, 2012: 326).
Untuk
mengetahui keefektifan sebuah proses pembelajaran, maka pada setiap akhir
pembelajaran perlu dilakukan evaluasi. Evaluasi yang dimaksud disini bukan
sekedar tes untuk siswa, tetapi semacam refleksi, perenungan yang dilakukan
oleh guru dan siswa.
e.
Pembelajaran Menyenangkan
Istilah
menyenangkan dimaksudkan bahwa proses pembelajaran berlangsung dalam
suasana yang menyenangkan dan mengesankan. Suasana pembelajaran yang
menyenangkan dan berkesan akan menarik minat peserta didik untuk terlibat
secara aktif sehingga tujuan pembelajaran akan dapat tercapai secara maksimal.
Pembelajaran menyenangkan merupakan
pembelajaran yang didesain sedemikian rupa sehingga memberikan susana penuh
keceriaan, menyenangkan, dan yang paling utama, tidak membosankan peserta
didik. Suasana seperti itu akan membuat peserta didik bisa lebih terfokus dalam
proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan perhatian terhadap materi yang
disampaikan oleh guru. (Azizah, 2011)
Menurut Mulyasa (2016) pembelajaran
menyenangkan (joyfull instruction) merupakan suatu proses pembelajaran
yang di dalamnya terdapat suatu kohesi yang kuat antara guru dan siswa, tanpa
ada perasaan terpaksa atau tertekan (not under pressure). Dengan kata
lain, pembelajaran menyenangkan adalah adanya pola hubungan yang baik antara
guru dengan siswa dalam proses pembelajaran. Guru memposisikan diri sebagai
mitra belajar siswa, bahkan dalam hal tertentu tidak menutup kemungkinan guru
belajar dari siswanya. Dalam hal ini perlu diciptakan suasana yang demokratis
dan tidak ada beban, baik guru maupun siswa dalam melakukan proses
pembelajaran. (Rusman,
2012 : 326)
Salah satu
upaya menciptakan pembelajaran yang menyenangkan adalah dengan menggunakan permainan
edukatif (belajar sambil bermain). Melalui keterlibatan dalam permainan, mereka
dapat mengembangkan dirinya serta mulai memahami status dan perannya dalam
kelompok teman sebayanya, yang akan sanngat bermanfaat untuk memahami dan
menunaikan status dan perannya dalam masyarakat kelak setelah beranjak dewasa. Terdapat satu prinsip utama dalam pemilihan permainan edukatif ini
dalam pembelajaran, yakni harus terdapat keselarasan dan keseimbangan antara
aspek menyenangkan dengan aspek pencapaian tujuan pembelajaran.
f.
Pembelajaran Islami
Pembelajaran
islami dimaksudkan bahwa berbagai komponen yang terdapat dalam suatu
pembelajaran harus di dasarkan pada nilai moral dan etis ajaran Islam.
Diantaranya adalah dalam metode pendidikan atau pembelajaran. Metode pendidikan
yang Islami bertolak pada pandangan yang melihat manusia sebagai makhluk yang
dimuliakan Tuhan. Oleh karena itu pendidikan yang islami akan menerapkan metode
pendidikan yang manusiawi, menyenangkan dan menggairahkan peserta didik.
Modifikasi
PAIKEM menjadi PAIKEMI merupakan upaya serius agar pembelajaran yang
menyenangkan tersebut bersentuhan dengan pengalaman spiritual peserta didik,
sehingga suasana pembelajaran terkesan religius dan agamis. Secara umum
penciptaan suasana keagamaan tidak hanya sebatas dalam bidang proses
belajar-mengajar, tetapi juga dalam bidang lain baik fisik dan sarana bangunan
maupun dalam pergaulan dan pakaian.
Suasana
islami dapat pula berupa symbol dan kegiatan. Selain itu ada juga yang memberi
khas suasana ini dengan pakaian (busana muslim), tata ruang, bentuk bangunan,
ataupun aktifitas keagamaan seperti shalat berjamaah, membaca al-quran sebelum
pelajaran agama di mulai, berdoa sebelum belajar, dan lain sebagainya.
Dari
uraian di atas dapat dilihat bahwa dalam proses pembelajaran yang berbasis
PAIKEMI peserta didik diberi kebebasan dan keleluasaan untuk mengembangkan
potensi dirinya baik dalam aspek emosional, spiritual dan intelektualnya.
Selain itu guru harus menjadi mitra belajar bagi peserta didik dan bertanggung jawab
untuk menciptakan situasi yang dapat mendorong motivasi dan tanggung jawab
peserta didik dalam suasana yang menyenangkan dan islami.
B.
Landasan Hukum
PAIKEM
1. UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003
a. Pasal 4
Pendidikan terselenggara dengan member keteladanan,
membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran.
b. Pasal 40
Penciptaan suasana pendidikan yang
bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan diaogis
2. PP No. 19 Tahun 2005, pasal 19
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan
secara Interaktif, Inspiratif, menyenangkan, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik. (Asmani, 2011: 91)
C. Prinsip-prinsip PAIKEMI
Ada empat aspek yang memengaruhi model PAIKEMI,
yaitu pengalaman, komunikasi, interaksi, dan refleksi. Apabila dalam suatu
pembelajaran terdapat empat aspek tesebut, maka pembelajaran PAIKEMI
terpenuhi.
1.
Pengalaman
Aspek pengalaman ini siswa diajarkan dapat
belajar mandiri. Di dalamnya terdapat banyak cara untuk penerapannya antara lain
seperti eksperimen, pengamatan, penyelidikan, dan wawancara. Karena dalam aspek
pengalaman, anak banyak belajar melalui
berbuat dan dengan melalui pengalaman langsung, dapat mengaktifkan banyak
indera yang dimiliki anak tersebut.
2.
Komunikasi
Aspek komunikasi ini dapat dilakukan dengan
beberapa bentuk, antara lain mengemukakan pendapat, peresentasi laporan, dan memajangkan
hasil kerja. Di aspek ini ada hal-hal yang ingin didapatkan, misalnya anak
dapat mengungkapakan gagasan, dapat mengonsolidasi pikirannya, mengeluarkan
gagasannya, memancing gagasan orang lain, dan membuat bangunan makna mereka
dapat diketahui oleh guru.
3.
Interaksi
Aspek interaksi ini dapat dilakukan dengan cara
interaksi, Tanya jawab, dan saling melempar pertanyaan. Dengan hal-hal seperti
itulah kesalahan makna yang diperbuat oleh siswa-siswa berpeluang untuk
terkorelasi dan makna yang terbangun semakin mantap, sehingga dapat menyebabkan
hasil belajar meningkat.
4.
Refleksi
Aspek ini yang dilakukan adalah memikirkan
kembali apa yang telah diperbuat/dipikirkan oleh siswa selama mereka belajar.
Hal ini dilakukan supaya terdapatnya perbaikan gagasan/makna yang telah
dikeluarkan oleh siswa dan agar mereka tidak mengulangi kesalahan. Di sini
siswa diharapkan juga dapat menciptakan gagasan-gagasan baru. . (Rusman, 2012: 327-328).
Menurut Asmani (2011) PAIKEM merupakan sebuah
model pembelajaran kontekstual yang melibatkan paling sedikit empat prinsip
utama dalam proses pembelajarannya. Pertama, proses Interaksi (siswa
berinteraksi secara aktif dengan guru, rekan siswa, multi-media, referensi,
lingkungan dsb). Kedua, proses Komunikasi (siswa mengkomunikasikan
pengalaman belajar mereka dengan guru dan rekan siswa lain melalui cerita,
dialog atau melalui simulasi role-play). Ketiga, proses Refleksi,
(siswa memikirkan kembali tentang kebermaknaan apa yang mereka telah pelajari,
dan apa yang mereka telah lakukan). Keempat, proses Eksplorasi (siswa
mengalami langsung dengan melibatkan semua indera mereka melalui pengamatan,
percobaan, penyelidikan dan/atau wawancara). (Jamal Ma’mur Asmani, 2011:84).
D. Kelebihan dan Kelemahan PAIKEMI
Kelebihan dan kelemahan selalu ada dalam setiap
model, strategi, atau metode pembelajaran. Namun, kelebihan dan kelemahan tersebut
hendaknya menjadi referensi untuk penekanan-penekanan terhadap hal yang positif
dan meminimalisir kelemahan-kelemahannya dalam pelaksanaan pembelajaran.
Kelebihan dari model ini adalah pembelajaran
lebih menarik dan variatif. Model pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada
guru dan siswa untuk menciptakan suasana pembelajaran dengan menggunakan
beberapa metode pembelajaran, tidak monoton dengan satu metode pembelajaran. Peserta didik
akan lebih termotivasi untuk belajar karena adanya variasi dalam proses
pembelajaran.
Mereka dapat lebih mengembangkan dirinya. Tidak jenuh dan dapat
memecahkan permasalahan dengan memanfaatkan lingkungan sekitarnya. Selain itu
dengan diciptakannya suasana menyenangkan dan islami serta tidak kaku,
pembelajaran akan mudah di pahami dan proses pembelajaran berlangsung baik dan
efektif sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai.
Adapun kekurangannya, model pembelajaran ini
tidak hanya
menuntut siswanya untuk aktif, proaktif dan kreatif tetapi juga secara
tidak langsung mengharuskan seorang guru untuk berperan sama dalam mencari dan merancang
media/bahan ajar alternative yang mudah, murah, dan sederhana, namun tetap relevan
dengan tema pembelajaran yang sedang dipelajari. Penggunaan multimedia sungguh sangat
ideal, tetapi tidak semua sekolah mampu mengaksesnya. Hal ini jelas akan menjadi
sebuah boomerang bagi guru, ketika ia tidak memiliki kemampuan untuk memanajemen
dan menguasai hal-hal yang harus dia untuk melakukan metode pembelajaran
PAIKEM. Guru yang tidak
memiliki daya kreasi yang tinggi tidak akan mampu melakukan metode pembelajaran
PAIKEM dengan baik di dalam kelas.
E.
Tips Efektif
Aplikasi PAIKEMI
1. Memprioritaskan Pelatihan Guru
Pelatihan guru ini lebih baik mendatangkan trainer yang
professional dalam bidang PAIKEM, sehingga hasilnya memuaskan secara teori dan praktik.
Pelatihan ini tidak mengganggu proses belajar mengajar, dan sebelum pelatihan hendaknya
guru sudah dibekali referensi yang berhubungan dengan PAIKEM sehingga pelatihan
bersifat pendalaman materi dan pematangan diri dengan praktik langsung.
2. Optimalisasi Micro Teaching
Microteaching berarti suatu kegiatan mengajar di mana segalanya
akan dikecilkan atau disederhanakan. Dalam hal ini yang dikecilkan adalah jumlah
siswanya, waktu mengajar, bahan pelajaran mencakup satu atau dua unit kecil
yang sederhana dan keterampilan mengajar difokuskan beberapa keterampilan khusus
saja.
3.
Mencoba Team Teaching
Saat ini ada terobosan dalam dunia pendidikan yaitu team
teaching yaitu system mengajar yang diasuh oleh beberapa guru yang mempunyai keahlian
mendalam (tim). Misalnya pada pembelajaran PAI diasuh oleh 2 orang guru yang satu
menerangkan dan yang lainnya mengamati dalam kelas untuk melihat respon siswa dan
berusaha menggugah semangat belajar siswa.
4. Menerapkan Moving Class
Moving Class adalah system pembelajaran dimana siswa harus
berpindah-pindah kelas sesuai pelajaran yang diajarkan. Misalnya ketika pelajaran
PAI siswa pindah keruangan yang didesain khusus untuk peribadatan, sehingga langsung
bisa praktek.
5.
Berlatih membuat Ice Breaker
Salah satu ciri PAIKEM adalah menyenangkan. Belajar identik
dengan mengerutkan dahi, sehingga anak-anak tidak mau berlama-lama belajar. Salah
satu solusinya adalah guru berlatih Ice Breaker (pemecah kebekuan) agar
suasana menjadi cair, humoris, dan tidak tegang. Karena Ice Breaker adalah
salah satualat Fresh Maker (pembuat suasana menjadi segar)
6.
Sedikit bicara banyak diamnya
Guru yang baik adalah guru yang sedikit bicara dan banyak
diamnya sedangkan siswa yang baik adalah yang banyak bicara, sedikit diamnya.
Guru harus bisa mendorong siswa untuk banyak bertanya, berdiskusi, berdebat,
dan lempar gagasan, sehingga suasana menjadi ramai, segar dan ilmiah. (Asmani,
2011:56).
F. Model-model Pembelajaran Pendukung PAIKEMI
1. Pembelajaran Quantum (Quantum Teaching)
Pembelajaran kuantum ini merupakan bentuk inovasi
dari pengubahan bermacam-macam intraksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar.
Menurut Bobbi dePorter (2005:5) “Quantum is an interaction that change
energy into light”. Maksud dari energy menjadi cahaya adalah mengubah semua
hambatan-hambatan belajar yang selama ini dipaksakan untuk terus dilakukan menjadi
sebuah manfaat bagi siswa sendiri dan bagi orang lain, dengan memaksimalkan bakat
dan alamiah siswa. (Rusman, 2012:330)
2. Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual atau yang lebih dikenal
dengan sebutan CTL (Contextual teaching
and learning) merupakan konsep belajar yang beranggapan bahwa anak akan lebih baik
bermakna jika anak belajar mengalami sendiri apa yang akan dipelajarinya, bukan
sebatas mengetahui. Pembelajaran tidak hanya sekedar guru menyampaikan materi pelajaran
kepada siswa tapi siswa dapat memaknai apa yang dipelajarinya. CTL adalah konsep
belajar yang membantu guru untuk menghubungkan isi pelajaran dengan situasi dunia
nyata dan mendorong siswa untuk bisa menerapkan pengetahuan yang didapat dalam kehidupan
sehari-hari. (Rusman, 21012:330-332).
BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
PAIKEMI merupakan hasil modifikasi dari para praktisi pendidikan
model-model pembelajaran yang sebelumnya bernama PAIKEM. PAIKEMI adalah
singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan,
dan Islami. Modifikasi
PAIKEM menjadi PAIKEMI merupakan upaya serius agar pembelajaran yang
menyenangkan bisa bersentuhan dengan pengalaman spiritual peserta didik,
sehingga suasana pembelajaran terkesan religius dan agamis. Penciptaan suasana
keagamaan tidak hanya sebatas dalam bidang proses belajar-mengajar, tetapi juga
dalam bidang lain baik fisik dan sarana bangunan maupun dalam pergaulan dan
pakaian.
Ada empat aspek yang mempengaruhi model PAIKEMI,
yaitu pengalaman, komunikasi, interaksi, dan refleksi. Apabila dalam suatu
pembelajaran terdapat empat aspek tesebut, maka pembelajaran PAIKEMI
terpenuhi.
1.
Proses Interaksi adalah siswa berinteraksi
secara aktif dengan guru, rekan siswa, multi-media, referensi, lingkungan dsb.
2.
Proses Komunikasi adalah siswa
mengkomunikasikan pengalaman belajar mereka dengan guru dan rekan siswa lain
melalui cerita, dialog atau melalui simulasi role-play).
3.
Proses Refleksi adalah siswa memikirkan kembali
tentang kebermaknaan apa yang mereka telah pelajari, dan apa yang mereka telah
lakukan).
4.
Proses Eksplorasi adalah siswa mengalami langsung dengan
melibatkan semua indera mereka melalui pengamatan, percobaan, penyelidikan
dan/atau wawancara).
Adapun kelebihan dan kelemahan
PAIKEMI adalah
Kelebihan:
a.
Model pembelajaran ini lebih menarik dan
variatif. Tidak monoton dengan satu metode pembelajaran. Sehingga peserta didik
lebih termotivasi untuk belajar karena adanya variasi dalam proses
pembelajaran.
b.
Terciptanya
suasana menyenangkan, islami dan tidak kaku, sehingga pembelajaran akan mudah
di pahami dan proses pembelajaran berlangsung baik dan efektif.
Kelemahannya:
a.
Siswa dituntut untuk aktif, proaktif dan
kreatif.
b.
Guru diharuskan kreatif dan inovatif dalam
mencari dan merancang media/bahan ajar alternative yang mudah, murah, dan
sederhana, namun tetap relevan dengan tema pembelajaran yang sedang dipelajari.
c.
Penggunaan multimedia sungguh sangat ideal,
tetapi tidak semua sekolah mampu mengaksesnya. Hal ini jelas akan menjadi
sebuah boomerang bagi guru, ketika ia tidak memiliki kemampuan untuk
memanajemen dan menguasai hal-hal yang harus dia untuk melakukan metode
pembelajaran PAIKEM. Guru yang tidak
memiliki daya kreasi yang tinggi tidak akan mampu melakukan metode pembelajaran
PAIKEM dengan baik di dalam kelas.
Dalam aplikasinya, ada beberapa tips yang
efektif pada PAIKEMI, yaitu : 1) Memprioritaskan Pelatihan guru, 2)
Optimalisasi Micro teaching, 3) Mencoba Team Teaching, 4) Menerapkan Moving
Class, dan 5) Berlatih membuat Ice Breaker. Dan sebagai pendukung, ada beberapa
model pembelajaran yaitu: Pembelajaran Quantum dan Pembelajaran Kontekstual.
DAFTAR PUSTAKA
Arkana, Azizah. 2011. Pengertian dan Strategi PAIKEM pdf. (http://azkiyatunnufus.blogspot.com/2011/12/
strategi-pembelajaran-paikem.html),
diakses pada tanggal 04 April 2016
Asmani, Jamal Ma'mur. 2013. 7 Tips Aplikasi Pakem. Jogjakarta:
DivaPress.
Ismail SM. 2008. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM:
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Semarang: RaSAIL
Media Group.
Mulyatininsih,
Endang. 2010. Model Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan. Depok: Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan
Tenaga Kependidikan.
Rusman, 2012. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Uno, Hamzah. 2012. Belajar Dengan Pendekatan PAILKEM.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar